03

3.1K 291 15
                                    

Pagi hari ia memulai aktifitas dengan memasak
sarapan untuk manusia-manusia yang ada dibangunan ini. Menu pagi ini ia masakkan nasi goreng sesuai request an abang tadi, Harvey sudah bangun yang sedang menonton TV diruang tengah dan Arsen ada didekatnya sekarang yang duduk di babychair sambil memakan buah apel. Sedangkan tiga bocil lainnya masih tertidur pulas di kamar.

"Mamamama... mamam" 

"Iyaa makan, ahkk..." ia mendekat dan menganga didepan Arsen agar anaknya itu memasukkan sepotong apel yang sudah digigitnya sedikit ke dalam mulutnya. Setelah memasukkan apel kedalam mulutnya Arsen tertawa, yang membuatnya kegemasan sendiri. Untung saja anaknya yang ini tidak menjiplak Jaehyun persis seperti dua kakaknya, bisa-bisa naik darah ia melihat Jaehyun terus-terusan.

Sudah pernah ia katakan bukan jika melihat muka Jaehyun saat buka mata dari bangun tidur terkadang bawaannya ingin memukul? Bayangkan saja sudah wajah Jaehyun mengesalkan dan dua anaknya persis jiplakan bapaknya? Untung saja anaknya selalu ada dipihaknya walaupun kalau ia mengomel mereka berpindah pihak.

"Ih anak papaahh udah bangun" dengar suaranya saja ia sudah malas, apalagi ngeliat wajahnya? Ia kembali berdiri didepan kompor dan membolak-balik telur mata sapi yang ia masak untuk tambahan sarapan bocil-bocil. Dari tempat ia berdiri ia bisa mendengar Jaehyun menciumi wajah Arsen bertubi-tubi sampai-sampai anaknya itu  tertawa kegelian.

Ia marah, bangun tidur saja sudah dibuat tidak mood. Bagaimana tidak marah dan badmood jika Jaehyun tidak pulang semalam? Tanpa kabar atau apapun itu. Tidak tahu semalam rasanya ia mau gila, sudah si kecil jika tidur harus ditimang-timang, kembar nanyain 'papa mana kok nggak pulang', anaknya Dinda si Nadia tadi malam cerewet nanyain mamanya untung saja ada Lucas yang gendongin Nadia sampe tetidur. Kalau tidak ada Lucas, mungkin ia akan nyebur di kolam dan mengambang besok pagi.

Setelah puas bermain dengan Arsen, Jaehyun beralih ke ia dengan memeluknya dari belakang yang ia diamkan. Bodoamat dicap istri pemarahan, istri mana yang tidak marah suami tidak pulang? Ya jelas lah pikirannya selalu negative thinking. Takut? Ya pasti lah takut. Terkadang ia takut Jaehyun... ah jangan sampai. Intinya ia percaya, sangat sangat percaya dengan Jaehyun.

Tetapi saat ini~

Ia sedang ngambek.

"Kamu marah terus" marah terus, marah terus, ya mikir lah anjjj ya Tuhannn. Sabar. Kenapa ya sudah punya anak tiga mulutnya sama saja seperti saat ia SMA? Sebenarnya ia ingin menghilangkan kebiasaan buruknya itu tetapi jika bertemu Risa dan Dinda yang kesehariannya memaki orang-orang roboh pendiriannya.

Ada 5 menitan Jaehyun memeluknya dari belakang dan sekarang Jaehyun melepaskan dekapannya itu. Jaehyun memang seperti itu, setelah berbuat salah yang menurutnya tidak keterlaluan ia akan merasa biasa-biasa saja. Hidup serumah 7 tahun dengan Jaehyun sudah ia rasai, mulai dari bawaannya pengen mukul jika melihat wajah bangun tidur Jaehyun sampai cenburu karena banyak perempuan diluar sana yang berusaha mendekati suaminya itu. Biar emosian begini saja pasti ada rasa cemburu~ Cuman gengsinya aja yang besar.

"Aku salah aku minta maaf" BANG!

Kesurupan apa orang disampingnya ini bisa menyadari kesalahannya secepat ini.

Ia dibalik paksa yang semula mengelap piring yang habis ia cuci untuk menghadap ke suaminya itu. Tatapan suaminya itu melembut, biarpun melembut tetap aja hatinya masih panas. Nelpon saja tidak semalam, tidak tahu jika anak-anaknya di rumah merengek papa kapan pulang papa kapan pulang.

"Kamu selalu marahin aku klo aku gak balas chat kamu, tapi kamu nya aja selalu gitu" ucapnya akhirnya karena mulutnya tidak tahan untuk tidak mengomel.

(2) jj familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang