The Leader¹¹

15.2K 1.1K 21
                                    

Setelah sempat mengacaukan pesta, Varo melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, sekarang ia sedang emosi entah mengapa lagi dan lagi ia tak suka melihat Aira bersama dengan Aksel.

"Sial aku menyukai istri orang," gumamnya.
Ingin sekali ia melupakan wanita itu, namun pikirannya terus saja dipenuhi olehnya. Dibelakang mobil Varo ada mobil Tristan dan Rainer, mereka menyusul Varo setelah meminta maaf pada Tn.Adrian dan Elisa.

Beberapa menit kemudian, mobil Varo memasuki pekarangan rumahnya disusul oleh Tristan dan Rainer. Ia keluar dari mobil dan berjalan masuk kedalam rumah, Varo bahkan tak menatap kearah teman-temannya. Tristan dan Rainer yang merasa bingung lalu ikut masuk kedalam rumah dan duduk disofa.

"Apa ada yang menggangu pikiranmu?" Tanya Rainer, namun Varo hanya diam tak menjawab pertanyaan temannya itu.

PRANGG.....

Varo membanting vas bunga yang berada dimeja, hingga pecah sepertinya Varo mempunyai hobby membanting sesuatu, tanpa memperdulikan teman-temannya Varo berjalan menaiki tangga dan masuk kedalam kamar.

"Ada apa dengannya, sejak dari pesta tadi dia menjadi emosian?" Tanya Tristan.

"Mana ku tau, dia sungguh aneh," tutur Rainer.

"Apa dia marah pada Elisa, ah sepertinya tidak mungkin," kata Tristan.

"Entahlah mungkin dia sedang banyak masalah, sebaiknya kau telfon Diego suruh dia membawa maid, karna rumah ini akan dipenuhi pecahan beling," ucap Rainer.

"Baiklah," Tristan kemudian menelfon Diego sekertarisnya, sementara Rainer mencoba berfikir ada apa dengan Varo.

Setelah meninggalkan Tristan dan Rainer dibawah, Varo memasuki kamarnya ia berjalan kebalkon kamar.

"Sial," umpatnya, apa dia harus merebut istri dari sahabatnya sendiri.

"Arghhh," Varo mencengkram kuat besi balkon. "Maafkan aku Aksel, tapi aku sudah sangat tertarik pada istrimu, jadi jangan salahkan aku jika aku sendiri yang akan merebutnya," gumam Varo, cukup gila.

Drttt....Drttt...

Handphone Varo bergetar, ia kemudian menatap layar ponselnya lalu menekan tombol hijau.

"Hm."

"Bos, dia sudah berada disini," ucap pria disebrang sana.

"Awasi dia " titah Varo, ia lalu mematikan sambungan telponnya, dan menatap kedepan dengan pandangan kosong.

***

Malam berganti pagi, Hari ini Aira akan melamar kerja di AR' company, tepat dimeja riasnya ia berdiri disana sembari mengoles sentuhan terakhir dibibirnya yaitu lipstik. Aira kemudian mengambil tasnya dan berjalan keluar kamar, ia berjalan menuruni tangga disana ada Alvin, kedua kakaknya dan kedua orangtuanya.

"Pagi boy," Aira mencium jidat Alvin.

"Apa kau sudah siap?" Tanya Aksel pada Aira.

"Sudah kak," jawabnya.

"Dimana kau akan bekerja?" Tanya Tn.Dalmer.

THE LEADER OF MAFIA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang