The Leader¹³

14.5K 1.1K 25
                                    

Mengandung Typo||

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengandung Typo
||

Setelah sampai dirumah, Aira langsung melemparkan tasnya disofa dan duduk disana.

"Ada apa denganmu?" Tanya mama Aira.

"Aira capek ma," ucap Aira, seraya memijit pelipisnya.

"Apa kau diterima bekerja?" Tanya mamanya seraya ikut duduk disofa.

"Aira diterima ma, jadi Sekertaris dan hari ini pula Aira mengundurkan diri," ucap Aira.

Mamanya menatap Aira dengan heran. "Kenapa?" Tanya mama Aira.

"Aku tidak ingin mempunyai bos gila ma."

"Apa yang kau katakan?" Mamanya semakin heran menatap Aira.

"Dia k ... Ah sudahlah ma, dimana Alvin?" Tanya Aira ketika ia tak melihat putranya.

"Alvin sudah tidur," ucap mamanya.

"Bahkan ini baru jam 10 pagi," ucap Aira.

"Sungguh bodoh anakku satu ini, sekarang sudah jam 11.45," ucap mamanya Aira.

Mendengar ucapan mamanya, Aira langsung melihat jam yang berada di handphonenya. "Kok ngga rasa ya." Gumam Aira.

"Mah, aku mandi dulu, gerah," setelah mengatakan itu, Aira kemudian berjalan menaiki tangga dan masuk ke kamarnya.

Disisi lain Aksel kini sedang berada disebuah cafe bersama Varo dan Tristan dan Rainer.

"Dimana istrimu Aksel?" Tanya Rainer sembari menyesap kopinya.

"Istri siapa?" Aksel menatap mereka dengan bingung.

"Cih, bahkan kau tak mengenali istri mu sendiri," sahut Varo, ia menatap tidak suka pada Aksel.

"Aku bahkan belum menikah, mana mungkin aku mempunyai istri," ucap Aksel. Maaf si Aksel rada-rada bego😪.

"Hei kau baru membawa istrimu ke party kemarin, dan hari ini kau melupakannya," Tristan menatap tak percaya pada temannya ini.

"Apa yang kalian maksud adikku?" Tanya Aksel.

"Adik siapa maksudmu?" Kini Varo bertanya balik.

"Aira, jangan bilang Aira adikmu yang kau nikahi?" Pertanyaan Tristan membuat Aksel menoyor kepalanya.

"Hei aku tidak sebejat itu untuk menikahi adikku sendiri, dia Aira adikku yang pernah kuceritakan pada kalian waktu itu," Aksel benar-benar kesal bisa-bisanya temannya ini berpikiran begitu.

"Adik yang mana ... Aaaa adikmu yang kau ceritakan bahwa ia mempunyai anak dari seseorang yang tidak diketahui orangnya?"

"Perhatikan cara bicaramu Reiner, aku akan memotong lidahmu jika suaramu tidak dikecilkan," sahut Aksel, dia memang pernah menceritakan hal itu pada mereka, karena dia sendiri percaya kepada teman-temannya.

"Upsss ... Sorry bro," kata Rainer.

"Artinya kau Aira ada saudara?" Tanya Varo.

"Kau benar. Dia adalah saudariku," jawab Aksel.

Varo tersenyum miring, sepertinya tidak harus membuat Aira dan Aksel bercerai, karna mereka sendiri adalah saudara.

Aksel yang melihat senyum Varo yang tidak biasa lantas bertanya. "Mengapa kau tersenyum?"

"Bagaimana jika aku mendekati adikkmu?" Tanya Varo dengan spontan, membuat mereka terbelalak.

"Sejak kapan kau tertarik dengan seorang wanita?" Tanya Tristan.

"Apa ada masalah? Dan kalian pikir aku seorang mm gay?" Varo memang orangnya tidak suka basa-basi, jika ingin ia akan langsung mengungkapkannya.

"Buang jauh-jauh pikiranmu Varo," ucap Aksel, bukan tak percayap ada Varo namun adikknya sudah akan dijodohkan dengan anak rekan bisnis papanya.

Varo menaikkan sebelah alisnya, dengan pandangan datar kearah Aksel. "Apa maksudmu? Kau menghalangiku memiliki adikmu?" Lihatlah Varo tidak pernah ingin basa-basi dalam berbicara.

"Kau tau kan dia sudah mempunyai anak, dan adikku sendiri tak tau siapa yang telah menghamilinya, lagi pula kau kan mencari gadis yang kau tiduri beberapa tahun lalu," jelas Aksel.

"Lalu apa masalahnya? Dua wanita sepertinya menarik," Varo tersenyum miring.

Aksel yang mendengar itu lantas menggebrak meja, hingga membuay seisi cafe menatap kearah mereka.

Brakkk..

"Dengar jangan pernah kau mempermainkan adikku, kau memang sahabatku tapi jika sudah begini aku tak akan membiarkankanmu, dan lagi pula adikku akan segera bertunangan," ucapan Aksel benar-benar membuat Varo kehilangan akal.

Varo menarik kerah baju Aksel. "Kau tau aku kan Aksel, arogan dan emosian, jangan memancingku," tekan Varo.

Tristan dan Rainer mencoba memisahkan kedua orang itu, sementara karyawan dan pengunjung cafe tidak berani melerai mereka berdua, karna mereka tau siapa keempat pria itu.

Aksel membenarkan jasnya yang sempat berantakan. "Heh, aku hanya memperingatkan mu, adikku akan bertunangan jangan mengganggunya."

Setelah itu Aksel berjalan keluar cafe, tidak ia tidak akan membiarkan sahabatnya itu bersama adikknya, karna ia sendiri tau Varo sedang mencari wanita itu.

Didalam cafe Varo menatap kepergian Aksel dengan tatapan tajam, apa yang ia katakan Aira akan bertunangan, bahkan ia belum memulai semuanya, sementara kedua temannya itu menatap Varo dengan jengah.

"Var," panggil Tristan.

Varo menatap kearah kedua temannya, ia lalu berjalan keluar cafe, mereka menghela nafas kasar, sudah dipastikan sekarang hidup Aira tak akan tenang seperti dulu. Mereka tau jika Varo menginginkan sesuatu maka ia harus memilikinya jika menghalangi maka siap-siap lah jadi korbannya.




Baruu up sekarang....
Sorry..
Jangan lupa tinggalkan jejak..
Next....

THE LEADER OF MAFIA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang