HAPPY READING
🐣🐣🐣
Pukul 08.00 pagi.
Sinar matahari menembus jendela kamar seseorang hingga membuatnya terbangun dari tidurnya."Hoammmm," Aira menutup mulutnya saat menguap, ia menatap kesamping Alvin sedang tidur dengan memeluk lehernya dengan erat. Aira tersenyum lebar melihat anaknya yang polos dan imut saat sedang tidur. Perlahan ia melepaskan pelukan putranya itu, ia lalu beranjak masuk kekamar mandi.
"Eunghh...mom...," Alvin meraba-raba kasur disampingnya.
"M..mom," Alvin membuka matanya perlahan, ia tak sama sekali tak melihat Aira.
Tak lama kemudian pintu kamar mandi. "Hey boy, kau sudah bangun Hem," Aira mendekat kearah putranya.
"Mom," Alvin seperti biasa meminta Aira menggendongnya. Dengan senang hati Aira mengangkat tubuh putranya, dan membawanya kekamar mandi untuk bersih-bersih.
35 menit kemudian Aira dan Alvin keluar dari kamar mandi, Alvin yang sudah segar terpekik, ketika Aira dengan jahilnya mencolek ketek Alvin hingga membuatnya geli. Aira kemudian mengambil pakaian Alvin didalam lemari dan memakainya, tak lupa juga ia menyisir rambut Alvin dan memberinya bedak diwajah Alvin. (Keinget waktu kecil, dibedakin tebal-tebal kek pocong, ngga diratain)
🐣🐣
Varo berjalan keluar rumah, hari ini dia akan menemui klien disalah satu cafe. Ciko yang melihat bosnya berjalan kearahnya lalu membukakan pintu mobil, Varo masuk kedalam mobil disusul oleh Ciko yang duduk didepan samping kemudian. "Jalan," titah Varo pada supirnya.
"Apa jadwalku hari ini?" Tanya Varo.
"Hari ini jam 08.50 tuan bertemu klien di Red Cafe, jam 11.00 anda ada meeting bersama pemilik Filgo Company, untuk membahas kerjasama mengenai pembangunan resort yang terletak dibogor," jelas Ciko.
"HemM."
Varo beralih menatap gedung-gedung tinggi, entahlah apa yang sedang dipikirkannya sekarang, pandangannya kosong kedepan.
45 menit berlalu mereka akhirnya sampai di Red cafe, supirnya turun lebih dulu membukakan pintu untuk Varo.
Varo masuk kedalam cafe, semua pandangan tertuju padanya, ia duduk dimeja dekat jendela, menurutnya itu lebih baik tidak membosankan.
"Silahkan tuan," Ciko mempersilahkan dua orang paruh baya berjas, tak lain adalah pemilik Filgo Company dan sekertarisnya.
Mereka berempat duduk dikursi, sebelumnya mereka lebih dulu berkenalan, dan selanjutnya membahas tentang proyek resort dibogor.
Disisi lain Aira dan Alvin berada dimobil, mereka sedang menuju resto untuk bertemu teman lamanya dijakarta, beberapa menit kemudian mereka sampai disana.
Aira dan Alvin turun dari mobil diikuti oleh salah satu bodyguardnya. Saat akan memasuki Resto, suara Alvin menghentikan langkahnya mereka. "Mom, Alvin mau itu," Alvin menunjuk kearah penjual es krim, entah mengapa anak ini sangat menyukai es krim.
Aira mengalihkan pandangannya pada kedai es krim yang dimobil. "Baiklah, ayo," Aira menuruti keinginan Alvin karna semalam ia ingin memakan es krim.
Aira berjalan mendekat kedai itu, dan menunggu antrian karna yang membeli es krim dikedai ini cukup banyak. "Mom turunkan Alvin mom," Aira kemudian menurunkan Alvin.
"Diam disini jangan kemana-mana," ucap Aira.
"Iya mom," Alvin kemudian turun dari gendongan Aira.
Drtttt....
Ponsel Aira berdering, ia kemudian merogoh ponselnya dari tas mini yang ia bawa.
"Kau jaga Alvin aku kan menerima telfon," ucap Aira pada bodyguardnya.
"Baik bos," Aira kemudian sedikit menjauh dari sana dan menerima panggilan telfon.
Alvin sendiri sedang berdiri didekat bodyguardnya, ia kemudian berbalik kejalan raya.
Tak sengaja matanya memicing dan melihat Varo disebrang jalan sana, kebetulan cafe yang Varo datangi bersebrangan dengan resto.
"Daddy," pekik Alvin
Entah sadar apa tidak, Alvin berjalan kepinggir jalan raya, sang bodyguard juga tidak menyadarinya karna ia sedang menghadap belakang.Disebrang sana Varo baru aja selesai bertemu klien, dan mungkin mereka akan pulang, tak sengaja pula matanya melihat keluar cafe.
"Anak itu," gumam Varo, seketika ia berdiri dan berlari keluar cafe, Ciko yang melihat kepanikan diwajah Varo lalu menyusulnya begitu pula dengan kedua kolega bisnisnya.
"Aira," teriak Varo dari sebrang, pasalnya Alvin sedang berjalan ditengah jalan raya, banyak kendaraan yang berlalu lalang.
"Shitt, bangsat, apa dia tuli," geram Varo.
Bodyguard Aira yang mendengar nama bosnya dipanggil lalu berbalik, dan alangkah terkejutnya ketika melihat Alvin berada ditengah jalan raya.
"Boss," bodyguard itu menghampiri Aira.
"Bos Alvin," ucapnya panik.
Aira menautkan alisnya. "Dimana Alvin?" Tanya Aira.
"Bos Alvin disana," tunjuk bodyguard itu, Aira mengikut arah pandangnya, dan seketika pula matanya terbelalak kaget.
Aira berlari kepinggir jalan. "Alvin," teriak Aira ingin melangkah namun mobil semakin berlalu-lalang.
Alvin berbalik. "Mom, Daddy," entah apa yang Alvin katakan.
"Aira," mendengar namanya disebut Aira lantas menatap seseorang disebrang sana, dia adalah Varo. Aira kemudian menatap kearah Alvin, ia berlari kejalan raya, namun baru berapa langkah sebuah mobil menghantam Alvin.
Brakkkkk.....
"Bangsat," teriak Varo dari sebrang sana, ia berlari menghampiri Alvin yang sudah terkapar ditengah jalan dengan darah yang keluar dari kepalanya.
"Alvin, ini mommy hikss," Aira menangis histeris ketika melihat putranya tidak berdaya.
"KAU APA YANG KAU LAKUKAN HAH, KAU SAMA SEKALI TIDAK MENJAGANYA," bentak Varo pada Aira.
"A...aku hiksss," Aira hanya mampu menangis sejadi-jadinya, hingga sebuah ambulan datang. Mereka kemudian membawa Alvin kerumah sakit, Aira ikut masuk kemobil ambulance, sementara Varo berlari mengambil mobilnya disebrang, lalu mengikuti ambulance itu kerumah sakit.
Nextt...
Jangan lupa vote and commen.
:)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LEADER OF MAFIA ✓
БоевикTERBIT--- Aira Kenza Liona pemimpin mafia terbesar di Negaranya, karena kesalahan satu malam-tiga tahun yang lalu, mengharuskannya menjadi seorang ibu tunggal diusia yang masih terbilang sangat muda. Alvin Graha Lionel anak berusia tiga tahun, mempu...