HAPPY READING
GUYSVaro berlari dilorong rumah sakit seraya mengendong Aira.
"MANA PETUGAS KESEHATANNYA HAH, CEPAT TANGANI ISTRIKU," bentak Varo membuat nyali mereka menciut. Mereka tau siapa Varo karena mukanya sering muncul di tv.
Tak lama kemudian petugas kesehatan datang dengan membawa stretcher, Varo meletakan Aira disana. Dengan tergesa-gesa mereka membawa Aira keruang operasi untuk mengeluarkan peluru yang bersarang di punggungnya.
"Panggil dokter Rosa," titah Dokter Naura. Perawat itu kemudian berlari keluar. Varo sendiri sedang duduk dikursi tepat depan ruang operasi.
"Dimana Aira?" Tanya Aksel seraya menggendong Alvin, dibelakangnya ada Tristan dan Rainer.
"Dia berada didalam," jawab Varo dengan lesu.
"Dad," panggil Alvin. Varo kemudian menatap Alvin.
"Daddy gendong," Varo kemudian mengambil Alvin dari gendongan Aksel.
"Tidurlah boy," Varo menyandarkan kepala Alvin dipundaknya.
"Apa kau takut boy?" Tanya Varo pada putranya.
"Tidak dad, Alvin hanya takut kehilangan mommy," perkataan Alvin membuat Varo terdiam. Bagaimana jika Aira meninggalkannya dan alvin, pikiran negatif mulai memenuhi kepalanya, jika itu benar-benar terjadi entah apa yang akan ia lakukan, ia tidak akan sanggup jika kehilangan ibu dari anaknya.
"Jangan berfikir begitu boy, mommy akan sembuh," Varo mencoba menguatkan Alvin. Varo menepuk-nepuk bokong putranya berharap ia tertidur.
Diruang Operasi sendiri dokter sedang sibuk mengeluarkan peluru dari punggung Aira.
"Apa kau sudah memberitahukan keluarga mu?" Tanya Varo pada Aksel.
"Aku lupa, sebentar," Aksel kemudian menjauh sedikit dan menelfon kedua orang tuanya.
"Apa kau akan menggendong Alvin seperti itu?" Tanya Rainer pada Varo.
"Yaa seperti itulah," kata Varo.
"Istirahatlah dulu biar aku yang menggendongnya," ucap Tristan.
"Tidak, putraku butuh diriku," ujar Varo. Ia kemudian duduk, Alvin sendiri sudah tertidur.
Beberapa menit kemudian kedua orang tua Aira datang beserta Alex.
"Bagaimana keadaan adikmu?" Tanya mamanya dengan khawatir.
"Dia ada diruang operasi," kata Aksel.
"Lalu dimana Alvin?" Tanya papanya.
"Disana," mereka mengikuti arah pandang Aksel, disana ada Varo yang sedang duduk seraya menggendong Alvin.
Mereka mendekat kearah Varo. "Sabarlah," papanya Aira menepuk sebelah bahu Varo. Varo hanya tersenyum masam, ia benar-benar lelah hari ini.
Beberapa jam berlalu, mereka begitu lelah menunggu apalagi Varo, yang masih setia menggendong Alvin.
"Nak, lebih baik mama yang menggendong Alvin, kau makanlah dulu," kata mama Aira, ia kasihan melihat Varo yang sudah acak-acakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LEADER OF MAFIA ✓
AçãoTERBIT--- Aira Kenza Liona pemimpin mafia terbesar di Negaranya, karena kesalahan satu malam-tiga tahun yang lalu, mengharuskannya menjadi seorang ibu tunggal diusia yang masih terbilang sangat muda. Alvin Graha Lionel anak berusia tiga tahun, mempu...