Kini Aira berada dirumah, dan hari ini sudah menunjukan pukul 04.00 sore, artinya Aira harus memandikan putranya.
"Boy ayo mandi," ucap Aira pada putranya yang sedang bermain robot-robobotan.
"Baik mom," Alvin kemudian berjalan mendekat kearah Aira, Aira tersenyum lalu menggendong Alvin menuju kamarnya, namun belum sempat menaiki tangga sebuah suara menghentikan langkahnya.
"Aira," panggil Tn.Delmar.
Aira kemudian berbalik saat mendengar suara papanya. "Iya pa," ucapnya.
"Apa kau ada waktu luang malam ini?" Tanya Tn.Delmar.
Aira berfikir sejenak. "sepertinya tidak pa," jawab Aira.
"Papa ingin kau dan Alvin ikut dengan ke acara ulangtahun teman papa," ucap Tn.Delmar
"Alvin mau ikut Grandpa," sahut Alvin, Aira menatap kearah putranya.
"Baiklah, kami ikut pa," ucap Aira.
Tn.Dalmer tersenyum. "baiklah, jam 7 malam oke," setelah mengatakan itu Tn.Dalmer pergi dari sana, sementara Aira sedang berfikir mungkin mengajak Alvin ke acara party tidak masalah.
"Baiklah boy, kau harus mandi karna kita akan pergi," ucap Aira seraya menaiki tangga.
"Vin suka mom," ucap Alvin, Aira mencium wajah putranya hingga ia terkekeh geli.
Ceklek...
Aira membuka pintu kamarnya, dan mengambil handuk ia kemudian masuk kedalam kamar mandi, ia menurunkan Alvin di bathtub lalu memandikannya.
***
Varo kini berada rumah barunya, ia barusan pindah kesini hari ini, dirumahnya sudah penuh dengan berbagai macam barang yang sebelumnya sudah ditata baik oleh orang suruhannya.
"Apa kau sudah mendapatkan identitas wanita itu?" Tanya Varo pada Rios.
"Sudah bos," jawab Rios.
"Lalu apa yang kau dapatkan?" Tanyanya.
Rios kemudian melihat tablet yang ia pegang. "namanya Aira Kenza Liona, mempunyai satu orang putra bernama Alvin Graha Lionel, suami tidak diketahui, lulusan dari Universitas terkenal di Berlin," jelas Rios.Varo menaikkan sebelah alisnya. "hanya itu?" Tanyanya.
"Iya bos, hanya ini yang saya dapatkan tak ada identitas yang lebih detail lagi sepertinya sengaja disembunyikan," kata Rios.
"HmmmM, Aira ya," gumamnya.
"Menarik, dia benar-benar wanita misterius," Varo tersenyum miring.
"bos anda ada undangan party malam ini, Tn.Andrian mengadakan acara untuk ulang tahun putrinya jam 7 malam bos," jelas Rios.
"HemmM," Varo hanya berdehem menanggapinya.
"Hai bro," entah dari mana kedua orang itu masuk, tapi yang jelas disana ada kedua teman Varo yang sedang berjalan mendekat kearahnya lalu duduk disofa tanpa permisi.
"Wihh rumah baru," kekeh Tristan, Varo menatap kedua temannya tanpa ekspresi.
"Jangan melihat kita seperti itu, apa mukamu minta di bor," sahut Rainer, walaupun sering melihat ekspresi wajah Varo yang berbeda-beda namun mengapa ia masih kesal jika ditatap seperti itu.
"Ngapain kesini?" tanya Varo dengan ketus.
"Peresmian rumah baru, tidak mungkin aku tidak hadir," kata Rainer, ia mengambil toples berisi snack yang berada dimeja, membukanya dan memakannya.
"Kau akan menghadiri party pria tua itu?" Tanya Tristan.
"Pria tua siapa yang kau maksud!" ucap Rainer seraya menatap Tristan.
"Om Adrian memangnya siapa lagi, anaknya akan mengadakan party ulang tahun ke 32," ujar Tristan.
"Apa otakmu mulai terbalik, 23 bukan 32," Rainer ingin sekali menenggelamkan wajah Tristan diselokan.
"Nah itu, jadi bagaimana?" Tanya Tristan pada Varo.
Varo menaikkan sebelah alisnya. "Oke," jawabnya.
"Oke apa, bicaralah yang jelas," ujar Rainer.
"Oke kita pergi," jelas Varo, ia menatap malas kearah temannya.
"Kaku sekali kau Varo, aku heran apa dulu aunty Kelly memakan batu saat mengandung Varo," kata Tristan, Varo melotot pada Tristan, ia sangat malas jika bertemu teman-temannya, karna beginilah mereka banyak komentar dan banyak bicara.
Waktu begitu cepat berlalu, dan tidak terasa sekarang sudah menunjukkan pukul 18.35 malam, artinya sebentar lagi mereka semua akan pergi untuk menghadiri acara yang telah diadakan oleh Tn.Adrian.
Kini Aira sedang bersiap-siap untuk berangkat ke party bersama kedua orang tuanya dan tentu saja putranya Alvin. "Kau harum boy," Aira menyemprotkan parfum ketubuh Alvin.
"Mommy Alvin tampan," puji pada dirinya sendiri.
"Hehe kau tampan sangat tampan, ayo," Aira kemudian menggendong putranya dan berjalan keluar kamar. Aira sendiri memakai dress panjang berwarna hitam. Ia berjalan menuruni tangga, disana sudah ada kedua kakaknya dan kedua orang tuanya.
"Waow," ucap ucap Alex saat melihat adiknya yang begitu cantik dengan memakai dress itu.
"Aku cantik kan," ucap Aira.
"Biasa saja," ucap Aksel, sebenarnya ia berbohong.
"Sudahlah ayo kita pergi," ucap Tn.Dalmer, mereka semua berjalan keluar, disana sudah ada tiga mobil yang terparkir.
"Papa, sama mama, Aira dan Alvin sama Aksel dan Alex sendiri," kata Tn.Dalmer.
"Alex jomblo," kekeh Aira ia lalu masuk kedalam mobil Aksel, sementara Alex menatap kearah Aira dengan tatapan tajam.
Aksel sendiri duduk dikursi kemudi, ia lalu menancap gas meninggalkan pekarangan rumahnya, disusul oleh Alex dibelakangnya.
"Kak, Aira pengen kerja disini," kata Aira.
"Bukannya kau sudah punya perusahaan di Berlin?" Tanya Aksel.
"Ya ada, tapi aku mau bekerja disini sebagai karyawan biasa, apa ada lowongan?" Tanyanya.
"Kau kerja saja di perusahaan papa," kata Aksel.
"Tidak..tidak..Aira ingin kerja di perusahaan yang bukan milik kalian," kata Aira. Ia ingin mandiri, ia tidak ingin bekerja diperusahaan yang milik keluarganya.
"Baiklah, kakak akan menginfokannya nanti jika ada," ucap Aksel.
Sejam menempuh perjalanan, akhirnya mobil mereka memasuki area rumah mewah, siapa lagi jika bukan rumah Tn.Adrian pemilik party, mereka semua kemudian turun dari mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LEADER OF MAFIA ✓
AcciónTERBIT--- Aira Kenza Liona pemimpin mafia terbesar di Negaranya, karena kesalahan satu malam-tiga tahun yang lalu, mengharuskannya menjadi seorang ibu tunggal diusia yang masih terbilang sangat muda. Alvin Graha Lionel anak berusia tiga tahun, mempu...