Pukul 10.11 pagi.
Didalam kamar kedua orang itu masih berkelana dalam mimpi, mungkin karena kelelahan akibat penerbangan yang jauh.
"Hoaammmm," Aira menguap, lalu mengusap kedua matanya, ia kemudian mengambil ponselnya.
"Pukul 10," gumamnya, seperti biasa dipagi hari ia akan menatap putranya dan memberinya ciuman diseluruh wajahnya hingga Alvin merasa terganggu.
"Eunghh...mom," Alvin membuka matanya secara perlahan.
"Bangunlah Boy ini sudah siang," kata Aira.
"Mom Vin lapar," ucap Alvin seraya mengucek matanya.
"Mandi dulu baru kita akan makan," kata Aira.
"Gendong aku mom," Alvin merentangkan kedua tangannya, Aira kemudian menggendong putranya dan membawanya kekamar mandi.
Beberapa menit setelah memandikan Alvin, Aira kemudian membawanya keluar dan memakaikannya baju. "HemMm harum sekali," Aira menghirup wangi putranya.
"Hehehe," kekeh Alvin.
"Nah, ayo kita makan," Aira menggendong Alvin keluar dari kamar, ia berjalan menuruni tangga.
"Hai boy," ucap Aksel saat melihat keponakannya itu.
Alvin dan Aira menoleh kearah Aksel. "Hai Uncle," Alvin menyapa kembali pamannya itu.
"Dimana yang lain?" Tanya Aira.
"Papa kekantor, mama kebutik, Alex? Entahlah dimana dia," ucap Aksel.
"Lalu kau mau kemana?" Tanya Aira lagi.
"Aku akan kekantor, dah boy," Aksel berjalan keluar rumah. Aira membawa Alvin keruang makan.
***
Dikota yang sama, kini Varo sedang berada dirumah kedua orang tuanya, semalam dirinya baru tiba diindonesia setelah melakukan perjalan jauh dari Roma Italia ke Indonesia.
Tokk..
Tokk..Ketukan dipintu kamarnya membuat Varo terganggu.
"Son bangunlah," kata Ny.Ellina
"Yaa mom," ucap Varo dengan suara seraknya.
"Bangunlah, kau harus makan ini sudah jam 11," kata Ny.Elina yang tak lain adalah mommy Varo.
"Baiklah mom," Varo kemudian merenggangkan otot-otot badannya, ia kemudian masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Dan beberapa menit kemudian, Varo keluar kamar mandi sudah dengan memakai pakaian santai, lalu ia berjalan keluar kamar. Dari lantai atas Varo mendengar suara anak kecil tertawa, ia kemudian menuruni tangga.
"Hai Uncle," ucap seorang anak kecil berumur 7 tahun, anak itu sedang bermain dengan robot-robotnya.
"Hei monster, mengapa kau tidak kesekolah hm?" tanya Varo, Gilang adalah anak dari kakaknya Elang.
"Kau sudah bangun?" Tanya seorang pria bersetelan jas, yang tak lain adalah Elang kakak Varo.
"Tidak aku masih tidur," ketus Varo, bodoh sekali kakaknya ini sudah melihatnya ada dihadapannya masih bertanya lagi.
"Dasar, pertanyaan macam apa itu," celetuk Siena istri Elang.
"Ck, apa yang salah dari pertanyaanku," ujar Elang.
"Menempuh pendidikan tinggi tidak membuatmu pintar rupanya," setelah mengatakan itu Siena pergi kedapur.
"Varo makanlah, dimeja sudah ada makanan."
"Baik kakak ipar," ucap Varo.
"Apa kau sudah menemukan wanita itu?" Tanya Elang.
Varo mengenyit. "Belum," ketusnya seraya berjalan keruang makan. Elang menatap adiknya dengan kesal apa-apaan itu.
"Dad aku ingin ketaman" ujar Gilang, Elang menoleh kearah putranya.
"Bagaimana jika kau pergi bersama uncle Varo," usul Elang. Varo yang disebut namanya lantas berhenti sejenak.
Ia berbalik dan menatap kakaknya dengan tajam. "aku tidak bisa," ucap Varo.
"Oh ayolah, aku harus rapat siang ini," kata Elang seraya melirik jam tangannya.
Varo menatap kakaknya datar. "hemmM," Varo hanya berdehem menanggapi kakaknya.
"Baiklah, aku pergi dulu," Elang kemudian berjalan keluar rumah, namun sebelum melangkah keluar Elang berbalik.
"SAYANG AKU PERGI DULU," teriak Elang.
"YA SUDAH PERGI SAJA, AKU TIDAK MELARANGMU," balas istri Elang.
"Kalian seperti sedang tinggal dihutan saja."
"APA!" teriakan mereka berdua membuat Varo terkejut.
"Sudahlah aku pergi dulu," Elang kemudian keluar dari rumah. Kini tinggal lah Varo dan keponakannya diruang tengah, Gilang menatap Varo, Varo yang merasa ada yang memperhatikannya lantas melirik kearah Gilang.
"Ada apa?" Tanyanya.
"Uncle kapan kita akan ketaman?" Tanya Gilang.
"Selesai aku makan monster," Varo kemudian berjalan menuju keruang makan. Gilang kembali bermain dengan robot-robotnya.
***
Disisi lain Aira sedang duduk bersantai dipinggir kolam, Alvin yang datang dari belakang langsung memeluk Aira, hingga Aira sedikit terkejut.
"Mom," ucap Alvin.
"Astaga kau mengagetkan mommy boy, ada apa hemm?" tanya Kaila.
"Mom Alvin ingin bermain ditaman mom, boleh kan?" ucap Alvin seraya memainkan tangan mungilnya.
Aira terkekeh melihat tingkah putranya itu. "Mmm... Baiklah, ayo kita ketaman" ucap Aira.
Seketika senyum terukir diwajah tampan bocah itu "benarkah mom?" Tanya Alvin.
"Yaa, kita akan diantar Uncle Orin," kata Aira, Orin adalah supir pribadi Aira diberlin dulu, ia sengaja mengikut seratakan dirinya. Aira kemudian menggendong Alvin dan berjalan keluar rumah.
"Uncle Orin," panggil Aira. Merasa dirinya terpanggil Orin kemudian mendekat kearah Aira.
"Iya nona," sahut Orin.
"Paman antarkan kami ke taman disekitaran kompleks ini," ujar Aira.
"Baik nona," Aira lalu berjalan kearah mobil dan masuk kedalam, diikuti oleh Orin yang duduk dikursi kemudi, mobil itu kemudian melaju meninggalkan area rumah Aira.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LEADER OF MAFIA ✓
AcciónTERBIT--- Aira Kenza Liona pemimpin mafia terbesar di Negaranya, karena kesalahan satu malam-tiga tahun yang lalu, mengharuskannya menjadi seorang ibu tunggal diusia yang masih terbilang sangat muda. Alvin Graha Lionel anak berusia tiga tahun, mempu...