Keluarga Aira berjalan masuk kedalam rumah, banyak kamera yang menyoroti mereka, yang mengherankan mengapa ada wanita yang berjalan bersebelahan dengan Aksel, seraya menggendong seorang anak laki-laki.
"Selamat malam Tn.Adrian," ucap Tn.Dalmer seraya bersalaman dengan pria paruh baya itu.
"Selamat malam Tn.Dalmer," balasnya.
"Acara ini sungguh mewah rupanya," kata Aksel.
Tn.Adrian menatap kearah Aksel. "Selamat malam Tn.Aksel apa itu adalah istirmu?" Tanyanya.
"Ini ad_"
"Selamat malam semua," ucapan Aksel terpotong oleh suara MC.
"Mari kita sambut putri cantik," putri yang dimaksud adalah Elisa anak dari Tn.Adrian. Elisa menuruni tangga secara perlahan bagaikan tuan putri dengan senyum yang terpantri diwajahnya.
"Apa kau mengantuk boy?" Tanya Aira ada Alvin yang sedang berada digendongannya.
"Belum mom," balasnya.
"Jika dia ingin tidur, berikan saja kepadaku nanti aku yang menggendongnya," kata Aksel.
"Nanti saja," ucap Aira. Semua itu tak lepas dari mata tajam Varo, ia sedikit terkejut ketika siapa yang masuk kedalam rumah. Dan yang lebih mengagetkannya lagi mengapa Aira bisa bersama Aksel.
"Waow lihatlah Aksel, dia sudah mempunyai istri," kata Tristan seraya menatap Aksel.
"Bahkan dia sudah mempunyai anak," timpal Rainer.
"Bahkan dia tidak mengundang kita, dan sejak kapan istrinya melahirkan," kata Tristan menatap aneh pada Aksel, Aira dan Alvin.
Sementara Varo menatap tajam kearah Aira, entah mengapa ia tak suka dengan ucapan teman-temannya apalagi jika hal itu benar-benar terjadi, jika ia adalah istri dari Aksel sahabatnya, cih benar-benar memuakkan.
Tidak sengaja mata Aksel melihat teman-temannya, Ia kemudian mengajak Aira untuk berkenalan dengan mereka, Aksel berjalan berdampingan dengan Aira.
"Uncle," panggil Alvin pada Aksel.
Aksel yang dipanggilpun lalu melirik kearah Alvin. "Ada apa boy?" Tanya Aksel kepada keponakannya itu.
"Uncle gendong," ucap Alvin seraya merentangkan kedua tangannya.
"Sama uncle Alex aja ayo," ujar Alex yang berada dibelakang mereka.
"Nggak mau, uncle Alex gangguin Alvin," ucap Alvin, dia masih mengingat ketika Alex mengganggunya, Alex mengerengut.
"Sini," Aksel kemudian menggendong Alvin, Aira hanya terkekeh melihat mereka.
Seperti sebelumnya, Varo menatap tajam kearah mereka, sampai ia tak sadar memegang gelas dengan kuat.
"Hei, kau ingin meretakkan gelas itu ya" sahut Rainer ketika melihat Varo memegang gelas itu dengan kuat.
"Ada apa denganmu?" Tanya Tristan.
"Tidak," Varo kemudian melangkah duduk disofa, sedangkan Tristan dan Rainer menatap Varo dengan tatapan bingung.
Aksel kemudian mendekat kearah mereka disusul oleh Aira dan Alvin.
"Siapa wanita itu? Apa dia istrimu?" Tanya Tristan."Sial kenapa harus bertemu dengannya" batin Aira, ia sedikit melirik kearah Varo.
"D_"
"Iya aku istri Aksel," belum sempat selesai berbicara Aira sudah lebih dulu memotong ucapan Aksel, Aksel menatap Aira dengan bingung, Varo sendiri menatap datar kearah mereka.
"Para hadirin, diperkenankan mendekat, karena acara akan segera dimulai." Itulah yang diucapkan oleh MC, mereka semua berjalan mendekat kearah Tn.Adrian dan putrinya, dan acarapun dimulai, mulai dari perkenalan lalu menyanyikan lagu selamat ulang tahun.
Kini saatnya Elisa memotong kue didepannya, setelah itu ia menyuapi kedua orang tuanya.
"Yaa silahkan suapi orang selanjutnya, siapa tau Elisa punya kekasih," kekeh MC, mereka tersenyum melihat Elisa tersipu malu.Varo terus menatap kearah Aira yang sedang berada disamping Aksel, tiba-tiba seseorang berdiri dihadapannya, siapa lagi jika bukan Elisa entah apa yang akan ia lakukan.
"Boleh aku menyuapi mu?" Tanya Elisa pada Varo seraya tersenyum manis, Varo menaikkan sebelah alisnya, semua menatap kearahnya mereka berdua, bahkan Aira sekalipun, raut wajah Aira begitu datar tak ada senyuman disana.
Varo menatap kearah Aira yang berada tepat dibelakang Elisa, Aira masih menatap mereka dengan tatapan yang sama, sedetik kemudian ia mengalihkan pandangannya saat Alvin menarik wajah Aira, hingga tak sengaja wajah Aksel dan Aira sangat dekat, hal itu membuat Varo naik pitam.
PRANGG....
Varo dengan tidak sadar membuang gelas yang ia pegang, hingga semua terlonjak kaget, bahkan Aira, Aksel dan Alvin sontak berbalik menatap Varo yang wajahnya tengah memerah.
"Var," Tristan coba menyadarkan Varo yang terdiam dengan pandangan lurus kedepan, bukan menatap kearah Elisa melainkan kearah Aira.
"Mom Alvin ngantuk," ucap Alvin, Aira kemudian melirik anaknya.
"Biar aku saja yang menggendongnya" kata Aira pada Aksel, Aksel kemudian memberikan Alvin pada Aira.
Aira kemudian menyenderkan kepala Alvin dipundaknya dan menepuk-nepuk bokong Alvin.
"Sebaiknya kita pulang" ucap Aksel.
"Baiklah, Alvin sudah tidur tidak baik dia masih berada disini" kata Aira, mereka kemudian berjalan mendekat kearah kedua orang tuanya, setelah itu mereka berjalan keluar.
Varo sangat geram sekali, ia benar-benar tidak suka jika Aira dekat dengan Aksel, rasa ingin memiliki membuncah dihatinya. Bagaimanapun ia harus memiliki wanita itu, kalo ini biarkan ia egois tertarik dengan istri dari sahabatnya, dan disisi lain ia sedang mencari wanita yang empat tahun lalu.
"Shitt," umpat Varo, tanpa menjelaskan apa yang barusan ia lakukan, Varo pergi dari tempat itu.
"M..maaf tuan Andrian, Varo sedang banyak masalah akhir-akhir ini," alibinya Tristan, padahal ia sendiri tidak tau apa yang terjadi dengan temannya satu.
"Tidak masalah tuan Tristan," balas Tn.Adrian.
Sementara Elisa diam tak percaya, itu sama saja menjatuhkan harga dirinya, ingin sekali ia berkata kasar sekarang namun ia tau tempat disini sedang ramai, ia bahkan sangat malu ditolak mentah-mentah oleh Varo orang yang disukainya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LEADER OF MAFIA ✓
AksiTERBIT--- Aira Kenza Liona pemimpin mafia terbesar di Negaranya, karena kesalahan satu malam-tiga tahun yang lalu, mengharuskannya menjadi seorang ibu tunggal diusia yang masih terbilang sangat muda. Alvin Graha Lionel anak berusia tiga tahun, mempu...