✴️Do You Love Me? ✴️

341 33 5
                                    

"Jen, bahaya!!"

Cukup dua kata itu mampu menjadikan atensi semua penghuni kelas mengalihkan atensi ke arah depan pintu. Sosok lelaki tampan, sebut saja Na Jaemin. Berdiri dengan napas tersengal. Rambut berantakannya sedikit naik ke atas.

"Kenapa?" Si pemilik nama yang merasa di panggil menatap Jaemin penasaran. Pasalnya ekspresi wajah Jaemin memperlihatkan raut ketakutan dan bahaya. Ada hal apa? Jelagat hitam Jeno menelisik.

Jaemin buru-buru menutup pintu tak lupa dia menguncinya yang justru menimbulkan banyak pertanyaan. Jeno semakin gelisah melihat raut wajah Jaemin. Bahaya apa yang ada di luar sampai membuat Jaemin ketakutan layaknya melihat hantu di siang bolong.

"Pacar lo jambakan sama Ryujin di kantin dan sekarang gue rasa dia mau ke kelas ini!" Perjelas Jaemin. Tangannya menunjuk ke arah kantin.

Semua siswa-siswi langsung saja mengintip melalui jendela kelas. Benar saja, tidak berselang lama suara derap langkah mendekati pintu. Gedoran keras mengagetkan. Yang menjadi pertanyaan Jeno bukanlah tujuan sang pacar melainkan, apa sekuat itu tenaga pacarnya menggedor pintu sampai pintu bergoyang kencang?

Jaemin mendorong punggung tegap Jeno untuk membuka pintu. Tentu Jeno dengan pasrah mendekati pintu. Bagaimanapun juga sosok di balik pintu itu adalah pacar Jeno yang berati Jeno juga ikut bertanggung jawab apabila ada kerusakan pada pintu. Ah, padahal baru saja Jeno membuka ponsel ingin memainkan game online bersama Renjun dan Haechan.

Dan terpampang lah wajah sang kekasih hati dengan emosi meluap-luap setelah Jeno membuka pintu. Matanya menatap Jeno garang. "Jenooooo!!" Teriaknya.

Seisi kelas tidak luput dari melindungi telinga mereka. Jeno memejamkan mata menahan suara teriakan si gadis. Sontak saja telapak besar Jeno menutup mulut Yujin guna menghentikan teriakan selanjutnya.

Semua tahu sekuat apa suara Yujin jika berteriak. Apalagi mengetahui fakta bahwa si gadis adalah vokal band di sekolah mereka bersama Haechan. Sudah biasa pula kelas Jeno menjadi tuan rumah atas kedatangan tamu Nyai Yujin. Hampir setiap hari tidak pernah absen datang ke kelas sekalipun hanya menengok Jeno dari jendela atau pintu.

"Apa?" Tanya Jeno kelewat santai di mata Yujin. Dan itu membuat emosi makin meletup. Sedikit saja kebablasan bom nuklir meledak di kelas Jeno. Pelakunya juga Yujin.

Apa Jeno hendak bermain-main dengan Yujin? Ayolah, Yujin datang dengan sejuta emosi dan amarah dan bagaiman bisa Jeno dengan santainya seperti tidak terjadi apapun. Wajah tampan itu menutup wajah penuh dosa!

"Brengsek, brengsek, brengseeeekk!" Dengan brutal Yujin memukul dada Jeno tanpa belas kasih.

"Lee Jeno brengsek!"

Jeno mengerutkan kening masih mencerna apa yang terjadi. Tiada rasa sakit akibat pukulan Yujin, itu seperti gelitikan di dada. "Maksud lo apa?" Jeno menangkap kedua pergelangan tangan Yujin dan justru mengalungkan pada pundaknya, mengunci pergerakan Yujin.

Sontak suara pekikan dan heboh menghiasi ruang kelas. Yujin bukannya malu justru semakin marah. Matanya semakin menyalang. Tentu Yujin sadar dengan posisi mereka yang dapat menyebabkan gosip panas sekolah. Ayolah, posisi mereka seperti sedang berpelukan. Demi menjaga nama baik oh, bahkan semua anggota sekolah sudah mencoret nama Yujin dari daftar siswi kalem, anggun, dan lugu. Yujin segera melepaskan diri.

Namun apa daya tenaganya tidak sebanding dengan tenaga Jeno. Yujin tahu tidak semudah yang dia pikirkan untuk lepas dari genggaman tangan Jeno. Dengan santai Jeno menatap dalam mata Yujin tanpa memperdulikan pekikan Yujin agar melepaskan, bahkan teriakan dan sorakan teman satu kelasnya pun dia hiraukan. Sial, Yujin salah ambil langkah! Terlalu gegabah dan termakan omongan. Dan sekarang pipi Yujin memanas mendengar teriakan histeris itu.

Short Story ||•FinishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang