Super Extra Part!!

150 23 2
                                    

Big Boss!

Jeno berjalan dengan balutan jas hitam membungkus tubuh kekar serta tegapnya. Dasi merah tergantung indah di sepanjang dada. Tatanan rambut rapi membelah menjadi dua bagian. Sungguh tampan!

Namun, dalam hati sang pria tampan ternyata menyimpan kegugupan teramat. Beberapa kali menghela napas gusar, telapak tangan basah, dan pandangan mata tak karuan. Baru kali ini seorang Kim Jeno dibuat layaknya nano-nano. Semua campur aduk di hati.

Bahagia akhirnya apa yang diimpikan telah di depan mata, khawatir karena takut semua rencana gagal karena kesalahannya, dan gugup dengan semua sesi acara. Entah, benar-benar tidak dapat didefinisikan.

Haruto menciduk Jeno yang menghela napas. "Stay calm! Pasti bisa, Kak." Bisiknya memberi semangat.

Semua orang pasti akan gugup tepat dimana hari sakral seumur hidup, pernikahan. Ya, setelah menjalankan lika-liku perjalanan cintanya. Kini Jeno dan Yujin menjalankan pernikahan. Semua ikut gugup menetapi hari bahagia ini.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kebahagiaan Jeno telah kembali. Dengan hadirnya sosok gadis manja dan galak yang telah menemani dalam suka dan duka. Hanya Yujin.

Kini semua orang tengah menunggu kedatangan mempelai wanita datang pada aula. Beberapa detik lalu, MC memanggil. Dan itu semakin membuat Jeno gugup, khawatir, takut, dan bahagian. Tak sabar juga melihat kecantikan paripurna Na Yujin yang sebentar lagi akan berubah marga.

Tepat saat pintu besar nan tinggi terbuka. Seorang gadis dengan balutan baju pengantin putih keluar. Jaemin dan kedua orang tua menyertai mengiring Yujin.

Tubuh Jeno menegang. Andai saja dia bom sudah pasti meledak atau jika lilin detik ini juga akan meleleh. Jeno memang selemah itu untuk melihat pesona Yujin.

"Kak, udah siapa?" Haruto menepuk punggung Jeno.

Sekali lagi, menghela napas. "Kakak jadi pengen mati sekarang juga, Haru."

"Jangan dulu. Kalian belum bikin dedek bayi yang unyuk-unyuk." Balasnya dengan senyum jahil. Suka bisa mengusili kakak sendiri. Mulutnya itu, rasanya ingin Jeno geprek. Tidak kira-kira.

Tidak sadar langkah Yujin semakin dekat pada Jeno. Dan Jeno mengeratkan gigi atas dan bawah karena tidak mampu melihat betapa cantiknya pengantinnya. Sungguh, Yujin dan balutan gaun pengantin adalah pemandangan pertama yang Jeno sukai, mungkin.

Kedua kaki Jeno layaknya jeli kesukaannya. Andai saja Jaemin yang berdiri di depannya, leboh tepatnya menghalangi langkah Jeno untuk menuntun pengantinnya.

"Gue belum ikhlas adik gue lo kawinin duluan!" Bisiknya setalah sampai di depan Jeno.

Ah, Yujin memang semenjak masuk ballroom digandeng oleh Jaemin sebagai walinya. Dan sekarang keduanya sudah berdiri tepat di depan. Hanya menyisakan jarak Jaemin. Memang dasarnya Jaemin itu pengganggu. Andai saja Jeno tidak ingatan bahwa orang yang membisikinya adalah sahabat sekaligus IPARNYA! sudah pasti dia pukul wajah tengilnya.

Dan Jaemin sejujurnya belum rela ditinggal oleh adik semata wayangnya. Dia terlalu menyayangi adiknya. Teramat. Bahkan jika ada tukar nyawa demi kebahagian Yujin akan Jaemin lakukan. Baginya Yujin tetaplah adiknya yang berumur tiga tahun yang selalu merengek dibelikan susu dan es krim jika jaemin pulang sekolah.

Malah kini adiknya susah menikahi duluan meninggalkan dia yang bahkan masih belum ada rencana menikah. Memang, Jaemin diam-diam sebentar akan fokus mencari pasangan ketika adik kecilnya sudah menemukannya sosok yang mampu menjaga dan membahagiakan. Melihat Jeno sebagai pasangan Yujin cukup membuat hati Jaemin lega. Setidaknya dia tahu siapa dan bagaimana watak seorang Jeno.

Ketika Jeno hendak mengambil genggaman tangan Yujin, Jaemin menghentikannya. Hal itu, cukup membuat semua tamu undangan ikut bingung. Ada apa gerangan?

Rupanya mereka melakukan pelukan. Seolah hari ini adalagi hari terakhir bertemu. Tak ada hari esok. Semua orang ikut tersenyum menghayati bagaiman kasih sayang seorang adik dan kakak.

"Kak, Yujin sayang banget sama kakak." Serius tidak bohong.

Jaemin mengangguk di pucuk kepala Yujin. Dia sudah meneteskannya air mata sejam semalam. Sudah merengek pada Bunda agar Yujin setelah menikah tetap tinggal di rumah Bundanya. Tapi justru dia yang dijewer Bunda.

"Bagi Kakak, kamu tetap adik yang cengeng. Jangan ragu buat datang nangis ke kakak, ya. Sampai kapanpun tidak ada yang mengganti posisi Yujin di hati kakak." Mengelus belakang kepala adiknya dengan sayang.

Semua orang ikut terenyuh melihat itu. Tak disangka seorang Jaemin yang sifatnya menyebalkan dapat menjadi kakak yang baik.

Pelukan Jaemin dilepaskan, tapi Yujin masih betah ingin minta dipeluk. Karena pelukan Jaemin adalah salah satu pelukan paling menghangatkan serta menenangkan setelah pelukan Bunda. Yujin sangat suka.

"Udah, kasihan Jeno. Sekarang tugas Kakak bukan lagi menjaga kamu terhadap kejamnya dunia. Sekarang ada Jeno yang lebih kamu utamakan, ya." Kalimat terakhir itu justru membuat Yujin menangis tersedu-sedu dan enggan melepaskannya pelukan Jaemin.

Bunda dan Ayah ikut mendekati kedua anaknya. Bunda mengelus kepala Yujin, sedangkan Ayah ikut memeluk kedua anaknya. Sebanyak apapun umur keduanya, mereka tetaplah bayi di depan orang tua.

"Kok jadi pelukan kayak Teletubbies, sih? Nanti lagi, ya. Kasihan udah ditunggu Jeno. Ayo, Nak!"

Ya, pernikahan Yujin dan Jeno memang berjalan dengan lancar hanya saja ada saja dramanya tak selesai-selesai. Bahkan setelah pemberkatan dan melempar bunga, tiba-tiba Renjun melamar Ryujin. Sungguh tak diduga semua ini.

"Tuh, Jaem! Renjun aja mau nikah. Kamu kapan? Kalau suka sama Minju, ya segera nikahin." Pertanyaannya Bunda membuat pusing Jaemin. Sekarang tinggal Jaemin yang belum memikirkan ke jenjang rumah tangga dari semua teman-temannya.

"Ayah udah gak sabar pengen nimang cucu dari kamu. Mau Ayah jodohin sama anak teman dinas Ayah?" Apalagi ini. Membuat Jaemin mual.

Jaemin memijit pangkal pelipisnya. Astaga, sepertinya setelah ini dia akan diributi masalah menikah dan cucu oleh orang tuanya. Jaemin harus bagaimana? Mencari calon ke mana? Memang dia menyukai Minju, tapi belum terpikirkan untuk melanjutkan ke jenjang serius.














END


Dengan ini, work ini telah author selesaikan semuanya. Dari extra part dan tambahannya, ya.
Hutang author lunas, ya.

Semoga bisa bertemu kembali di work author lainnya.

Sebenarnya author sedang menulis lagi, tapi masih rahasia dan semoga kalian menantikan. Cek aja di karya milik author .

Jika kurang memuaskan harap maklum semua.

Salam bahagia dari author dan seluruh pemeran cerita ini.

🙏✌️

Short Story ||•FinishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang