Do You Love Me?

204 31 0
                                    


Part 4 dan 5 sudah Author hapus, jadi kalian jangan heran, yaaa....

Typo dimana-mana.

So, enjoy it guys!!

🚲❤️🚲❤️🚲❤️

Jeno memundurkan langkah hendak menyamakan jalan si gadis di belakangnya. Siapa lagi kalau bukan Yujin, pacarnya. Bisa saja Jeno menyeret gadis itu agar berjalan cepat bersama langkahnya, tapi dia tidak mau memperburuk suasana hati Yujin. Tentunya Jeno tahu bahwa gadis itu terlampau shock dengan kedatangan Jeno di rumahnya.

Setelah sampai rumah nanti dia harus mandi dan meminum air es guna mendinginkan pikirannya. Setelah tiga hari tidak bertemu Yujin dan itu membuat Jeno berpikir lebih banyak dari biasanya ditambah malam ini. Sungguh, Jeno tidak tahu jalan pikir gadis itu. Yang membuat otak Jeno semakin panas adalah merasakan gelagat Yujin yang sepertinya grogi dan takut bersamanya.

Jika saja ini penghargaan sudah pasti Jeno berikan pada Yujin atas gelar menahan diri tidak bertemu Jeno tiga hari. Padahal biasanya sehari saja tidak bertemu sudah pasti Yujin bergumam sepanjang perjalanan kala bertemu Jeno. Atau Yujin akan memberi pukulan cukup keras pipi dan punggung Jeno. Dan sekarang Jeno benar-benar merasa heran pada Yujin. Tumben sekali gadis itu tidak mengeluarkan ultimatum atau pukulan pada Jeno. Padahal tiga hari tidak bertemu. Mengirim pesan pun juga tidak.

Jeno melirik sekilas pada penampilan Yujin malam ini. Jeno akui gadis ini memang cantik. Sekalipun tanpa make up atau dress mahal. Dia memamg cantik natural. Dan Jeno tidak akan munafik mengakui itu. Ngomong-ngomong Dress itu adalah pilihan Mamanya waktu lalu kala gadis ini beranjak umur semakin dewasa.

Jeno dan Yujin akhirnya sampai di meja makan yang sebelumnya telah di pesan orangtuanya. Di sana kedua orang tua sudah duduk manis ditempat menyisakan dua kursi bersandingan yang Jeno yakini itu untuk mereka. Mereka terlihat membicarakan sesuatu yang seru sampai tidak sadar bahwa anaknya telah sampai andai saja Yujin tidak mendorong kursi sehingga mengeluarkan suara decitan agak keras.

"Eh, udah sampai? Maaf tadi mama tinggalin. Sengaja soalnya dijemput Jeno." Kata Beliau tersenyum.

Yujin menghela napas pelan. Aslinya dalam hati sudah mendumel tidak karuan.

"Ya Ampun, Jeno!! Mama tadi udah siapin baju buat kamu kok pakai baju santai banget gitu?" Kali ini suara Mama Jeno mengalihkan atensi membuat semua pasang mata melihat penampilan Jeno.

Yujin terkejut. Bukan karena penampilan Jeno melainkan baru sadar kalau Jeno berpakaian santai. Dia kira penampilan Jeno berjas dan bercelana hitam. Sedangkan Mama Jeno memijit pangkal hidung.

"Jen, kamu bikin malu Papa aja. Semua orang udah pakai pakaian yang bagus gitu masak kamu kayak orang tidur gitu?" Kali ini Papa Jeno juga ikut angkat suara.

Sedangkan orang yang diomeli hanya acuh, mengedikkan bahu tanpa rasa dosa. Mama dan Papa Yujin justru menahan tawa geli di tempat duduk. Satu yang Yujin sesali. Tahu begitu tadi dia tidak memakai dress putih ini, namun ancaman sang Mama turut berpengaruh besar.

"Udah lah, Jeng. Namanya juga anak muda. Gapapa, gausah gak enak gitu, iya kan Pa?"

Ini kenapa Mama Yujin jadi bela Jeno? Memang begitu, ya?

"Ya Ampun, maaf ya, Jeng... Jeno minta maaf ke mertua kamu!"

Jeno menghembuskan napas kasar, "maaf, Tante bukan maksud Jeno merusak suasana makan malamnya. Tadi Jeno buru-buru." Lebih baik Jeno mengikuti perintah Mamanya daripada kena omel.

Sebenarnya Jeno merasa bersalah atas kesalahannya hanya saja kali ini dia tidak bisa berlama-lama duduk anteng menikmati makan malam ini. Dia ada acara lain yang lebih mendesak dari ini semua. Maka dari itu dia tidak memakai baju yang telah disiapkan Mama untuknya.

Short Story ||•FinishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang