Yujin menopang dagu dengan tangan kiri. Matanya fokus memperhatikan orang-orang berlarian di tengah lapangan mengejar bola. Ya, lapangan basket. Kini Yujin tengah menunggu sepupu titannya sedang bermain basket bersama beberapa orang yang tidak dikenal. Dia hanya mengenal Cha Junho, diantara banyaknya teman Minhee. Laki-laki tampan dan pendiam tersebut sering dia temui berada di rumah Minhee.
Dia melihat bagaimana Minhee merebut bola, mempertahankan bola, dan melompat memasukkan bola dengan mudah. Tentu. Saudaranya itu memiliki tinggi badan layaknya titan, bahkan dalam keluarga, Minhee adalah cucu yang paling tinggi. Jadi tak heran kalau Yujin selalu dipanggil pendek, karena memang perbedaan tinggi yang cukup terlihat. Tapi tetap saja Yujin memiliki tinggi badan di atas rata-rata hanya saja salah tempat jikalau berdiri bersama sepupu-sepupunya yang lain.
Ingat betul zaman mereka duduk di bangku taman kanak-kanak. Pada saat itulah Minhee mulai menyukai permainan basket. Karena dulu belum dibelikan bola basket, Minhee yang memang usil dan jahil menggunakan boneka dan berbagai macam mainan Yujin yang dapat dimasukkan dalam ring digunakan untuk bermain. Entah sengaja atau tidak, beberapa mainan Yujin sampai ada yang rusak, kotor, atau hilang gara-gara Minhee.
Hampir satu jam diam melihat bosan ke arah lapangan sampai mengantuk. Andai saja bukan karena perintah Yang Mulia Raja Ahn yang memberi titah Yujin pulang bersama Minhee sudah dipastikan sekarang berada di kamar bermesraan dengan kasur. Juga, Minhee telah berjanji membelikan sepatu kets sehingga Yujin sabar menahan ngantuk serta emosi.
Setelah melihat para pemain basket duduk di pinggir lapangan, ada yang minum, mengelap keringat, kipasan, dan rebahan seperti Minhee. Yujin segera merapat untuk mengajak pulang sekarang juga. Dengan malu-malu dia memasuki arena lapangan yang pastinya para penonton berspekulasi jikalau dia salah satu pacar dari pemain basket.
"Min... Oit, kacung!" Menggoyangkan dengkul Minhee.
Sang empu memejamkan mata dengan mengatur napas, "bentar, napas dulu." Tanpa harus membuka mata pun Minhee tahu itu suara siapa. Lagi pula, gadis mana yang berani memanggil namanya dengan kata kacung itu? Hanya Yujin!
Yujin terpaksa duduk di sebelah Minhee, "Anjir, gue capek plus ngantuk. Lo jangan sok-sokan lupa, ya kalo mau beliin gue sepatu."
"Kampret, masih inget aja. Perasaan itu lima hari lalu," balas Minhee duduk menyenderkan punggung.
"Bodo amat! Salah siapa jalan sama si bantet padahal ada janji sama gue."
"Mulut lo! Siapa yang bantet, anjer?" Balas Minhee tak terima. Siapa pula yang menerima kalau gebetan disebut bantet?
Mata Yujin memutar, "si Chaehyun lah!" Sebetulnya Yujin memang sedikit tidak setuju kalau dia dikatakan pendek Minhee, padahal gebetan laki-laki itu bahkan lebih pendek dari Yujin. Maka dari itu dia balas dengan sebutan bantet!
Tangan Minhee bebas menonyor kepala Yujin, "gausah body shaming, Yuding!"
Kalau Minhee sudah kesal pasti panggilan Yuding menyertai. Karena Yujin memang tidak terlalu suka dipanggil itu. Panggilan masa kecil mereka.
"Iya, puding. Kan betul pipi gebetan lo tuh bantet."
"Sejak kapan gue jadi puding, sih?"
"Sejak sekarang!"
Minhee menghela napas. Dia tidak akan pernah menang berdebat melawan seorang Ahn Yujin, si banyak alasan.
"Daripada ngomongin gebetan gue, mending ngomongin LO KOK GA BILANG KALAU PUNYA PACAR, YUJIN!" Dengan menaikkan dua oktaf dari nada awal membuat beberapa orang ikut menoleh ke sumber suara, yaitu Minhee, si lelaki jangkung.
![](https://img.wattpad.com/cover/264046175-288-k151154.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story ||•Finish
Historia Corta[book pertama] Bagi yang suka membaca work pendek dipersilahkan. Full Story A-Z?? ❌ Short Story?? ✅ Hanya cerita dengan tema, isi, dan masalah ringan. Terdiri dari beberapa bab atau cerita dengan tokoh berbeda. Setiap bab terdiri dari dua sampai e...