I love the way you look at me silently
-KiraKira
I saw mas Dirga out of nowhere, wearing white suit smiling and suddenly he turned back and saw me. He waved and asked me to come closer. Without hesitation I came to him, he opened his arm, hug me tight and kiss my forehead.
Then..
"Mba Kira? Mba...", adikku Bintang sudah berada di sisi tempat tidurku. Mimpiku kenapa ada mas Dirga.
"Minum dulu, mba Kira masih panas badannya. Bunda udah minta ke tante Lala surat izin dokter jadi mba Kira istirahat aja di rumah ya. Bintang temenin", aku mengerutkan kening. Ah iya, sepulang dari Solo aku tumbang. Mungkin karena kelelahan. Keponakanku yang seumuran Bintang dan ada yang lebih kecil lagi tidak berhenti mengajakku bermain. Jadi istirahat pun kurang. Keponakan yang lain merengek minta ditemani main odong - odong keliling desa. Alhasil ya begitulah. Masuk angin. Mungkin efek usia, aku sudah mulai cepat lelah.
"Bintang gak sekolah?", dia hanya menggeleng. Lalu melanjutkan membaca buku di sisi kanan tempat tidurku. Sepertinya sudah sejak tadi dia disana. Aku tidur atau tak sadarkan diri sih.
"Bu guru lagi sibuk persiapan buat kelas enam ujian, jadi anak kelas lima diliburin. Mba Kira mau makan sekarang? Udah jam 8", Belum dijawab, Bintang turun dari kasur lalu keluar kamar, tidak lama datang bersama bi Ita dengan nampan penuh dengan makanan.
"Makasih ya bi, Bintang aja yang suapin. Bibi lanjut sarapan lagi", adikku memang manis sekali. Aku senang dia tumbuh menjadi adik yang baik dan tidak bandel, bahkan sangat sopan ke bibi. Kalau ke mba Kiranya jangan harap deh. Ini pasti karna aku lagi sakit aja dia manis.
"Mba jangan banyak bengong, Bintang suapin ya", aku hanya mengangguk
"Adiknya mba kenapa manis banget sih. Mau jadi pacar mba gak?", ledekku
"Gak mau lah. Masa Bintang sama tante tante", astaga ...
Bintang Kelana Lembayung, 10 tahun
anak ke -3 hasil kebobolan ayah bundaBisa gak ini anak di masukin lagi aja ke rahim bunda?
.....
Dirga
Mama mengirimiku pesan. Tumben.
"Halo ma", baru mau balas sudah di telepon duluan
"Chat mama di baca ya sayang"
"Iya ma, nanti Dirga mampir"
"Salam buat calon mantu mama ya, bilangin mama belum sempet jenguk"
"Iya"
"Yaudah hati - hati ya anak gantengnya mama. Mama lanjut meeting lagi"
Telepon ditutup, tanpa mama mendengar apa yang kupikirkan. Mungkin semua ibu - ibu begitu. Randu bilang bundanya juga. Tara bilang maminya juga. Johnny bilang mamanya juga begitu.
Mengingat pertemuan pertama, Kira sepertinya picky eater. Lebih baik tanya Randu buah apa yang dia suka, atau bahkan sekalian tanya "Kira suka buah gak ya?" Karena beberapa picky eater yang kukenal malah sama sekali tidak makan buah.
Aku hanya senyum sendiri membaca balasannya. Lucu juga memang. Mama dan bunda menjodohkan kami berdua. Aku dekat dengan Randu, tapi tidak dengan Kira. Tidak lagi sejak kecelakaan lima belas tahun lalu saat Kira kelulusan SD. Kira tertabrak mobil dan terseret sejauh 5 meter di depan sekolahnya. Syukurlah Kira masih bisa selamat setelah menjalani perawatan di rumah sakit selama satu bulan. Hanya saja Kira terkena gegar otak, amnesia parsial. Ingatannya hilang beberapa tahun belakang. Artinya, ingatan kebersamaan kami saat kecil hilang semua. Padahal aku, Randu, dan Kira sering bermain bersama dan menghabiskan liburan bersama. Tapi ingatan itu tak tersisa. Les bahasa Inggris bersama, les kumon bersama, bahkan les piano dan kegiatan lainnya, tak tersisa. Hanya foto - foto saja yang ada, sayangnya lagi bunda bilang sampai sekarang Kira masih belum ingat. Entah bagaimana agar Kira ingat. Sampai saat ini Kira masih canggung jika bertemu denganku.
.....
Kira
"Mba Kira, mas Dirga dateng", sayup - sayup kudengar Bintang masuk kamar dan membisiki sesuatu. Sepertinya mulai malam, lampu tidur di samping kasur sudah dinyalakan.
"Mba ngantuk banget, Bintang. Bunda ada kan?", Bintang hanya mengangguk.
"Yaudah biar mas Dirga sama bunda aja ya"
"Oke deh. Yaudah mba Kira istirahat aja ya", Bintang mencium keningku sebelum pergi. Dasar anak ini, kadang manis kadang ngeselin.
Baru mau menutup mata, bunda datang bersama Dirga. Ah bunda buat apa ajak masuk ke kamar. Malu berantakan kamarnya. Banyak berkas yang harus kubaca ulang ada di meja juga beberapa laporan anak magang yang harus aku cek ulang untuk penilaian.
"Nak", bunda mengusap keningku. Masih sedikit hangat memang. Aku masih merasakan badanku hangat.
"Syukurlah udah ada keringat sedikit. Dirga dateng nih", mataku berat. Efek obat demam yang beberapa menit lalu ku minum.
"Gak usah bangun", mas Dirga menahanku yang berusaha untuk duduk. Tapi aku bersikeras. Akhirnya dia membantu menata bantal agar aku bisa sambil setengah duduk.
"Bunda tinggal dulu ya, ambil minum", bunda apa - apaan si ninggalin anaknya sama orang asing. Ya meski kita di jodohin tapi gak gini juga. Buntang juga mana tumben gak ikut nimbrung.
"Udah makan?", aku hanya mengangguk
"Obat?", aku mengangguk lagi. Mas Dirga melihat ke nakas samping tempat tidurku. Ada sisa air minum sedikit bekas tadi aku minum.
"Ngantuk banget ya?", lagi - lagi hanya mengangguk. Mataku berat sekali. Sungguh. Ingin menjawab saja sepertinya jiwaku sudah melayang.
"Tidur lagi ya Kira. Mas bantu", aku terlalu lemas untuk membalas. Hanya menurunkan badan lalu kembali menutup mata, aku tahu mas Dirga masih disana. Tapi tubuhku terlalu lemas.
Kurasakan parfum mas Dirga makin menusuk hidung, samar kulihat mas Dirga membetulkan letak selimutku. Lalu meraba keningku yang masih hangat lalu dia bermonolog sendiri
"Cepet sembuh ya Kira. Nanti makan sop buntut tanpa daun bawang lagi. Mas khawatir", bahkan untuk senyum saja aku terlalu lelah. Bibirku hanya bergerak sedikit. Yang membuatku terkejut. Kurasakan mas Dirga mengecup keningku sebelum dia meninggalkan kamarku.
"Cepet sembuh sayang"
Mungkin aku berhalusinasi, efek obat yang kuminum.
......
KAMU SEDANG MEMBACA
That's Ok! Kim Doyoung
FanfictionIt's about two people who ever met before and they already destinated each other Alur akan maju mundur Cast: Kim Doyoung visual of Dirga Segara Lazuardi ((You can imagine)) visual of Kirana Bulan Lembayung Start at phone note : Oct 2020 Publish here...