Masa lalu itu selalu ada,
apalagi kalau orangnya masih ada.
-Kira...
Dirga
Well, sejak menikah Kira memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga, bukan wanita kantoran lagi. Aku gak pernah minta Kira berhenti, tapi setelah diskusi panjang termasuk perhitungan tabungan untuk masa depan juga hitungan gajiku Kira meminta izin untuk mengurus rumah dan cafe kecil yang baru dirintisnya.
"Mas, tabungan Kira selama ini", Kira menyodorkan buku tabungan. Aku hanya menurunkan ipad, lalu menatapnya. Bingung
"Itu tabungan Kira, cafe kita yang baru buka sebagai mas kawin pernikahan udah mulai ramai", aku masih menatapnya. Jujur bingung akan kemana arah pembicaraan ini.
"Mas", dia menujuku, mungkin Kira gemas karena aku masih juga tidak mengerti
"Iya terus? Tabungan Kira ya buat Kira aja, saya masih ada tabungan untuk kita berdua". Kutunjukan saldo di rekening dari ipad
"Iya, Kira kan udah tau jumlah tabungan mas Dirga berapa, mas pernah tunjukin bahkan mas kasih semua passwordnya", maafkan suamimu yang kadang lemot ini ya, Kira
"Ya terus gimana? Coba sini pelan-pelan jelasin", kugeser dudukku agar Kira bisa leluasa duduk. Wangi tubuh Kira semerbak tercium dari jarak yang cukup dekat ini.
"Kan cafe udah mulai ramai, tabungan mas sama Kira kalau di gabung bisa buat kehidupan kita sampai nanti punya anak dan mereka sekolah, rumah udah lunas, kendaraan kita punya, bahkan ada dua", Kira menjeda sementara aku masih memperhatikannya
"Kira resign aja ya?", jujur kaget. Aku senang Kira resign karena mengingat di divisi tempatnya kerja Kira yang bertugas untuk bertemu client dalam dan luar negeri jadi tidak jarang dia ke beberapa negara untuk mengurus soal expor impor. Tidak hanya sekali dua kali dia keluar, bisa seminggu 2 kali jadi bisa di bayangkan rumah ini akan banyak keabsenan Kira. Selama kita 'mencoba dekat' sebenarnya komunikasi kurang. Kira yang gak akan chat dulu kalau aku gak chat, aku yang selalu takut buat mulai chat. Klop.
"Jangan cuma diem, Kira minta pendapat. Lagi pula Kira resign juga gak bener-bener jadi ibu rumah tangga kan. Masih ada cafe, biar Kira juga bisa fokus ke cafe juga urusan rumah"
"Sini", kuminta dia mendekat. Kira hanya menurut.
"Mas seneng Kira mau resign dan artinya akan banyak di rumah, tapi Kira udah pikirkan matang-matang? Takut nyesel. Usia kira lagi panas-panasnya buat kerja", kuusap rambutnya perlahan
"Memang sih, tapi Kira pikir kalau terus di kantor bakal ninggalin mas Dirga terus, kapan kita punya baby kalau Kiranya pergi terus. Bunda juga waktu habis nikah sama ayah jadi ibu rumah tangga, tapi ayah buatin bunda florist jadi bunda ada kesibukan lain gak hanya dirumah"
"Jadi kapan mau resign?"
"Besok, Kira udah buat draft resign. Entah disetujui atau engga di coba dulu ya", Kira meminta keyakinan dariku. Aku hanya mengangguk
"Makasih mas Dirga", Kira memelukku erat. Jujur masih sering kaget kalau tiba - tiba dapet pelukan gini.
Perbincangan sama Kira beberapa bulan lalu.
.....
KI•RA•GA COFFE SHOP
Signature menu
Blueberry cheese pancake
Hot choco hazelnutSudah sebulan cafe resmi di buka. Perencanaan sampai eksekusi sudah berbulan - bulan, bahkan sebelum pernikahan terjadi. Karena coffeeshop ini juga masuk ke dalam mahar yang mas Dirga berikan saat pernikahan. Semakin hari semakin banyak pelanggan. Syukurlah. Hari ini entah sudah ke berapa plate pancake yang kubuat, setiap hari Rabu memang aku sendiri yang membuat pancake. Menjadi signature di KI•RA•GA karena itu menu favorite mas Dirga yang berujung ke menu favorite semua orang yang pernah mencoba.
KAMU SEDANG MEMBACA
That's Ok! Kim Doyoung
FanfictionIt's about two people who ever met before and they already destinated each other Alur akan maju mundur Cast: Kim Doyoung visual of Dirga Segara Lazuardi ((You can imagine)) visual of Kirana Bulan Lembayung Start at phone note : Oct 2020 Publish here...