Dirga
Kira masih tidur, munggungin aku, mungkin masih kecapekan. Kemarin kita berempat memutuskan buat keliling Nami island juga petite france malemnya ke garden morning calm. Sean yang nyetir dari Seoul tapi mobil di parkir di stasiun Gapyeong. Selanjutnya kita naik bus. Beneran gak kaya turis, kita kesana ya cuma mau aja kesana, gak ada tujuan lain selain mau makan hotteok disana yang suka antri panjang buat dapetinnya.
Sebelum nyebrang Nami sempet makan dakgalbi dulu. Ada resto yang cukup enak dan ternyata masih buka sampai sekarang, dulu sempat kesana waktu sama Salira. Ya, Salira lagi. Mau gimana lagi, entah Salira entah Syammas entah perempuan dan lelaki lainnya pasti ada aja yang muncul di kehidupan pernikahan aku sama Kira.
"Nggggggg....", Kira mulai bangun. Ngulet - ngulet gak jelas gini kalau bangun dari tidur pagi.
"Morning mas", Kira balik badan lalu mengusap pipiku
"Morning", kurapihkan sedikit rambutnya yang mulai menjuntai. Kira melingkarkan tangannya di badanku, satu tangan menelusup.
"Dingin ya hhhhh", merapatkan pelukan Kira kayanya bersiap tidur lagi.
"Makan yuk, gak laper?", cuma gelengan
"Badan Kira kaya remuk, capek banget tapi seru", kuusap lembut rambutnya. Kayanya beneran capek, badannya juga agak anget. Kemarin sama Esti lari - larian di Nami, seru banget main es juga. Disana gak ada salju tapi ada beberapa area yang airnya jadi es.
"Kira gak pusing kan?", lagi - lagi cuma gelengan.
"Ini badan kamu anget gini, beneran gak pusing?", masih gelengan. Tapi angetnya beneran kaya demam. Semalem juga tidurnya udah mulai agak bersin - bersin.
"Cuma agak sakit kepalanya", lanjutnya
"Itu namanya pusing, Kira. Makan terus minum parasetamol mau?", ngangguk tapi gak mau lepas dari pelukan
"Five minute please", kubiarkan Kira masih bermalas - malasan. Kompensasi dari semalam kami bersatu lagi. Ya memang dasarnya Dirga, lampu hijau dari Kira terus saja terabas. Kiranya juga mau, jadi ya gak ada salahnya kan.
....
"Mba Kira masih tidur?", Sean yang hari Minggu ini gak ada agenda udah duduk rapi di meja makan sama Esti. Semalem Esti juga nginap karna kemalaman pulang dari Gapyeong. Kamar disini banyak, jadi Esti memang punya kamar sendiri juga disini, nantinya jadi kamar bayi katanya. Nikah belum, rencana udah panjang banget.
"Lagi mandi, badannya anget lagi", Sean yang mengerti menepuk pundakku sekilas
"Belum jadi paling, lo juga buatnya baru minggu lalu", kujitak kepalanya. Mulut Sean memang gak ada remnya.
"Mas gini - gini gue ngerti soal reproduksi, kayanya pelajaran itu yang paling melekat selain rumus - rumus lainnya", Esti yang dengerin cuma senyum aja. Masih sibuk seduh teh chamomile di cangkir.
"Mba Kira minum teh kan ya?", aku hanya mengangguk.
"Biasanya kalau Esti pusing, Sean suka bikinin ini", asap masih mengepul dari cangkir beling didepan Esti. Setelahnya dia memasukkan beberapa lembar roti tawar ke toaster dan mulai mengoleskan selai ke roti yang sudah terpanggang sebelumnya.
Gak lama Kira dateng masih dengan rambut sedikit basahnya. Anak ini, udah tau pusing pake keramas segala. Tapi mau ngomel juga kan gak mungkin gak keramas karena semalam.
"Sini", kutepuk ruang kosong di sofa, Kira mendekat. Kubantu mengeringkan rambutnya yang masih agak basah
"Gak di hairdryer? Nanti makin pusing kalau basah", rasanya seperti merawat anak sendiri yang berusia lima tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
That's Ok! Kim Doyoung
FanfictionIt's about two people who ever met before and they already destinated each other Alur akan maju mundur Cast: Kim Doyoung visual of Dirga Segara Lazuardi ((You can imagine)) visual of Kirana Bulan Lembayung Start at phone note : Oct 2020 Publish here...