8 - home

17 3 0
                                    

Mulai sekarang kamu bakal jadi rumah tempatku pulang
Dirga

Dirga

Sepulang dari rumah sakit Kira gak ikut pulang ke rumah. Dia lebih pilih untuk pulang ke rumah bunda. Sedih, bingung juga. Meski waktu di rumah sakit Kira selalu minta di peluk dan di puk puk waktu tidur tapi waktu pulang dia nolak buat pulang ke rumah. Mau istirahat di rumah bunda katanya sampai waktu yang gak di tentukan.

Kalau Kira gak hamil mungkin gak terlalu khawatir. Tapi sayangnya ada baby di dalem perutnya yang harus di jaga baik - baik. Cuma kalau Kira di rumah juga gak ada yang bisa jagain dia dan mastiin dia buat makan dan gak ngerjain kerjaan rumah lainnya. Dokter bilang Kira masih gak boleh stress dan banyak pikiran.

Waktu di rumah sakit Randu sempet sebut - sebut Salira. Jujur waktu Salira chat lagi -setelah sekian lama dia pergi tanpa pamit- masih ada rasa degdegan. Salira pulang, rumah lamaku pulang. Sayangnya sekarang aku udah punya rumah baru. Kira Bulan Lembayung. Dia akan selalu jadi tempatku pulang, sejak beberapa bulan lalu.

"Baiknya lo selesaiin dulu hal yang belum selesai sama Salira. Gue gak mau liat Kira nangis gara - gara masalah yang harusnya gak ada"

"Pasti akan ada banyak pertanyaan dari Kira tentang Salira, gue yakin lo bisa jelasin semua ke dia karena gue selalu anggap lo udahan sama Salira sejak dia pergi tiba - tiba dan buat lo linglung dua tahun lalu"

"Jangan buat Kira kecewa, Dir. Sekali dia minta pulang karena Salira, gue gak bakal izinin dia buat pulang ke rumah lo lagi"

Sama Salira harusnya udah selesai, selesai setelah dia pergi seenak diri satu hari sebelum pernikahan kita. Harusnya selesai setelah rasa aku mati buat dia, harusnya. Tapi kenapa waktu dia chat ada perasaan lain. Sumpah Dirga bego!!

Chat ke Kira dari pagi belum ada balasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chat ke Kira dari pagi belum ada balasan. Bahkan di read pun enggak. Kerjaan di kantor lagi banyak, apa perasaan aja banyak, berharap bisa ngelupain sejenak kalau Kira lagi ngambek dan mau di rumah bunda dulu.

"Dir, istirahat. Pucet banget mukamu itu", Pak Tio yang satu ruangan sama aku membuyarkan lamunan

"Udah pencet aja, mau saya yang pencetin?", mungkin pak Tio engeh kalau dari tadi aku buka kontak Kira mau pencet telepon tapi gak jadi - jadi

"Hehe engga pak. Kayanya masih tidur. Nanti aja kalau udah bales chat saya telpon", sumpah canggung.

"Yaudah makan dulu, nanti kamu tipes udah tiga hari pucet gini"

"Iya pak, sebentar lagi nanggung"

bener sih yang dibilang pak Tio, udah tiga hari aku kurang tidur. Sampai rumah bayi gede yang biasanya langsung kasih pelukan waktu pulang gak ada, yang biasanya dipeluk sampai pagi juga gak ada. Kira absen di rumah, rumah sepi. Biasanya ada aja celotehan dia tentang kafe, tentang pengunjung, atau tentang Bintang yang sejak mbaknya menikah jadi sering kirim video kangen - kangenan.

That's Ok! Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang