10 - lost

17 4 0
                                    

Sekuat apapun berusaha, kalau Tuhan bilang belum ya belum, gak bisa maksa

Dirga

Semalaman Kira demam, sedikit ngigau. Mau di tempel kompres tapi dianya kalau aku gerak dikit bangun minta peluk lagi. Dijelasin dikit baru dia ngerti dan tidur lagi -masih sambil kadang ngigau. Kalau liat Kira gini mending aku aja yang sakit, kasian, kasian dedek bayi didalem juga.

Sarapan udah siap semua. Susu, biskuit juga beberapa roti. Sarapan Kira dari sebelum hamil memang selalu light, jarang banget dia makan nasi buat sarapan, pencernaan agak keganggu kalau makan nasi pagi - pagi.

Tadi sebisa mungkin keluar dari pelukannya, kalau enggak bisa ya gak mungkin bisa siapin semua ini. Kira masih lelap di tidurnya waktu aku bangun. Setelah selesai mandi dia kebangun dan diem aja di atas kasur.

"Kira bener gak apa - apa ditinggal? Mas minta mama dateng agak pagian aja ya?", kuusap keningnya, panasnya udah mulai turun dari semalem.

"Gak apa - apa, jangan mas. Nanti siang juga mama kesini. Biar mama istirahat dulu aja", Kira mau bangun, tapi kuminta tidur lagi. Susu hamil juga beberapa snack pagi pengganti sarapannya udah aku siapin disampingnya.

"Makan dulu ya, mas berangkat kalau Kira udah habisin susu biar mas beresin sekalian", Kira hanya mengangguk lalu meminumnya cepat.

"Pelan - pelan, mas gak buru - buru", ada perasaan gak enak tinggalin Kira sendiri. Tapi gimana, Kira bilang dia gak apa - apa. Lagi pula siang ini mama juga kesini sih.

"Makasih ya mas", Susu segelas habis, roti juga habis setengah potong.

"Ini ditaruh sini aja atau mas bawa keluar? Mas taruh sini aja ya biar kalau Kira mau nyemil deket", Kira hanya mengangguk. Aku keluar membawa gelas kosong, berniat mengambilkan gelas baru plus pitcher berisi air putih.

"Kira beneran gak apa - apa mas tinggal?", menanyakan kembali. Entah kenapa hari ini rasanya gundah.

"Iya mas", kupeluk erat Kira sebelum berangkat

"Mas berangkat dulu ya, kalau ada apa - apa jangan lupa telpon mas", kukecup pipinya lalu bibirnya sekilas

"Iya, udah sana berangkat"

"Oke mas berangkat", langkahku berat. Keluar kamar lalu keluar pintu rumah. Benar - benar berat. Khawatir karna Kira masih sedikit demam.

Semoga gak apa - apa ya sayang.

.....

Kira

Perempuan mana yang dalam dua minggu terakhir sakit terus. Sakit karna stress akan sesuatu yang harusnya gak bikin stress. Sejak menikah sama mas Dirga kepalaku semakin sering sakit, entah cuma nyut aja atau sampai berputar - putar. Khawatir vertigo jadi beberapa bulan lalu sempat periksa ke dokter dan katanya bukan.

Dokter bilang mungkin ini efek dari ingatan - ingatan yang muncul kembali setelah beberapa tahun hilang. Aneh, lima belas tahun lewat tapi rasanya kaya kemarin. Ingatan masa kecil tiba - tiba sering muncul. Makan eskrim di taman bermain, berebut gulali sama mas Randu, dan beberapa kali ada anak lelaki lain yang selalu menawarkan buah ungu kehitaman, blueberry. Mas Dirga, iya dia. Ternyata kita sering jalan bareng waktu kecil ya. Pantes rasanya waktu bunda mau kenalin ke mas Dirga ada rasa deket tapi gak deket. Aku lupa semuanya karena kecelakaan waktu sd.

That's Ok! Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang