"Buat kamu", lelaki kecil menyodorkan blueberry di tangannya. Pipinya sedikit belepotan karena blueberry yang dimakannya.
"Gak mau, jorok, item", perempuan kecil menolak
"Gak hitam, cuma memang warnanya begini. Tapi enak, coba dulu", si lelaki kecil masih berusaha merayu,"ayo coba makan, sedikittt aja"
Si perempuan pun mencoba,"enak"
"Nah, enak kan"
"Iya enak, makasih yaaa mas"
"Iya, kapan - kapan mas Dirga bawain lagi ya kalau kita tamasya. Kira kesana yuk", lelaki kecil mengajak berlari ke arah danau
.....
Sepertinya aku pingsan cukup lama. Rupanya tadi aku mimpi. Saat bangun ruangan kali ini serba krem dan aku hafal ini dimana. Beberapa bulan sebelum Bintang lahir, bunda sempat dirawat disini karena perdarahan, itu sudah sepuluh tahun lebih. Tapi rasanya masih seperti kemarin. Kulihat tangan kiriku terpasang selang infus sementara di sisi kananku ada dia, mas Dirga. Sadar ada dia aku memiringkan tubuh ke arah berlawanan. Masih belum ingin bertemu mas Dirga, masih belum siap mendengar ceritanya, padahal aku juga penasaran siapa mba Salira itu.
"Kira mana yang sakit?", mas Dirga mencoba berbicara padaku. Bunda kemana, kenapa cuma ada mas Dirga waktu aku bangun.
"Kira, saya khawatir", mas Dirga mencoba untuk mengajakku berbicara. Entah bagaimana air mataku justru mengalir
"Kira kenapa nangis?", mas Dirga udah didepanku,
Aku mau balik badan keburu di tahan."Kira, saya salah? Kenapa gak mau lihat saya?", apa sih mas kenapa masih saya saya terus. Dia suami apa rekan kerja sih. Kesal, aku malah semakin menangis. Di saat bersamaan mas Randu masuk. Mungkin bingung juga, mas Randu langsung menghampiriku. Selalu seperti ini, mas Randu akan memelukku kalau aku menangis mas Dirga hanya diam mematung.
"Mana yang sakit? Mas panggil dokter ya?", aku hanya menggeleng, mas Randu tau kalau aku takut di rumah sakit. Dulu waktu kecil sempat hampir setiap hari ke rumah sakit waktu eyang sakit sampai meninggal, mungkin karena itu juga aku agak trauma dengan rumah sakit. Ditambah kecelakaan yang membuat ingatanku hilang beberapa tahun belakang membuatku sering kontrol ke rumah sakit juga.
"Terus kenapa nangis?", mas Randu masih memelukku sambil mengusap2 kepalaku
"Itu loh suaminya ada, Kira kenapa?", aku hanya menggeleng saja.
"Kenapa ini Dir?", mas Randu justru bertanya pada Dirga
"Gak tau juga, bangun-bangun balik badan terus nangis", mas Dirga jelas belum tau kenapa. Aku belum bicara apa - apa.
"Kira gak mau liat mas Dirga dulu, minta dia keluar mas", ucapku di sela tangisan.
"Tapi, Kira...saya"
"Udah kedepan dulu, Dir. Biar Kira tenangin diri dulu"
Seperginya Dira aku baru bisa melepas pelukan. Mas Randu menatapku dalam. Dia mengerti kalau sedang ada sesuatu di adiknya ini.
"Jadi?"
"Kira hamil mas", aku membuka suara
"Kita semua udah tau, Kira. Terus?", semua tau ternyata, gimana bisa..
"Kemarin ada orang ke cafe. Mau ketemu aku katanya karena pancake blueberry di cafe enak. Tunangan dia suka banget sama pancake blueberry", aku menjeda, mas Randu masih setia mendengarkanku.
"Minum dulu baru lanjutin cerita"
"Perempuan itu namanya Salira", terlihat raut muka mas Randu sedikit berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
That's Ok! Kim Doyoung
FanfictionIt's about two people who ever met before and they already destinated each other Alur akan maju mundur Cast: Kim Doyoung visual of Dirga Segara Lazuardi ((You can imagine)) visual of Kirana Bulan Lembayung Start at phone note : Oct 2020 Publish here...