Suka duka Irene Devina Charlitta menjadi kekasih dari Adikara Sehun Bramasta.
"Hun, kalo misalnya aku tenggelam barengan sama Dino, siapa yang bakal kamu tolongin duluan?"
"Dino lah kamu kan bisa berenang, kamu lupa Dino gabisa kena air?"
"IHH SEHU...
Paginya Sehun terbangun karena merasakan lembutnya helaian rambut yang mengusap wajahnya. Sehun membuka matanya perlahan, hal pertama yang ia cari adalah jam. Pukul 8 pagi, artinya kelas pertamanya hari ini sudah terlewat 1 jam yang lalu.
Sehun menghela napas, lantas setelah itu matanya tertarik menatap Irene yang masih meringkuk di dalam pelukannya, awalnya Sehun sedikit bingung karena Irene tiba-tiba sudah berada dalam satu selimut yang sama dengannya. Namun kebingungannya berangsur-angsur menghilang setelah melihat satu bungkus bye-bye fever di atas nakas.
Tangannya yang sedari tadi menggeggam lengan Irene ia lepaskan perlahan, beralih meraba dahinya yang ternyata masih terdapat bye-bye fever. Ah ternyata ia baru saja merepotkan Irene semalam, pantas tak ingat.
"Sehun?"
Dengan suara husky-nya Irene mengadah menatap Sehun yang juga tengah menatapnya.
"Masih pusing?"
"Morning sayang, udah enggak kok makasih ya."
"Morning, coba liat."
Sebelum Irene beranjak dari tidurnya dengan cepat Sehun kembali menarik Irene ke posisi awal. Sehun menyerukan wajahnya pada perpotongan leher Irene, lalu menghembuskan napasnya kencang-kencang di sana seolah memberi tahu bahwa kini tubuhnya sudah kembali sehat.
Irene pun menghela napas lega, kedua lengannya ia lingkarkan pada tubuh sang pria, lalu mengusapnya perlahan.
"Sekarang jam berapa?"
"Jam 8."
"Aku ada kelas nanti jam 10, aku mau mandi dulu Hun."
"Yaudah, nanti aku anter."
Irene manjauhkan wajahnya dari dada Sehun, kemudian menatapnya dengan sangsi.
"Kamu bolos dulu deh sehari, baru juga kemarin sakit."
"Enggak ah, udah sembuh kok, kan dirawat sama kamu, hehehe."
"Iya sekarang sembuh, abis kuliah sakit lagi, gitu terus ntar."
Kalau sudah begini Sehun hanya bisa pasrah dan menuruti kemauan Irene, tak masalah juga sih, toh untuk kebaikannya.
"Iya deh, tapi kamu juga ya? Yayayaa?"
"Kok aku juga? Nggak ah, aku ada kuis nanti."
Sehun memajukan bibirnya, "aku masih sakit tau.."
"Loh tadi katanya udah sembuh?"
"Ih iya deh iya, tapi nanti pulangnya kesini ya? Bobo sini lagi."
"Jenguk aja, nanti bobonya di rumah papa."
"Ih Ayy.."
Dengan gemas Irene menarik hidung Sehun. "Nggak ya."
Sehun cemberut, tapi tetap pasrah pada keputusan pacarnya.
"Yaudah aku mau mandi dulu."
"IKUTT!!"
Tanpa memedulikan rengekan Sehun, Irene beranjak, sebelum keluar dari kamar ia menyempatkan diri untuk menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuh Sehun, lalu membelitnya secara acak.
"Aduh Ayy! Aku masih sakit lohh, Ayy!"
"Gak ada ya orang sakit ngerengeknya minta mandi bareng!"
"Adaa! Aku!! Aduh pengap!"
Irene tertawa melihat Sehun yang kesusahan membuka selimutnya, lantas sebelum Sehun berhasil keluar dari selimut, Irene sudah lebih dulu berlari keluar kamar, membuat Sehun meneriakinya sebal.
"Ayy awas ya kamu!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bersambung..
mau tanya dong, lebih suka irene pov atau author pov?