Setelah memutuskan untuk sama-sama membolos hari ini, jadinya kita malah cuddle seharian.
Ini udah jam 10 pagi, tapi Sehun masih belum juga ngizinin gue buat beranjak dari ranjang, apalagi mandi. Padahal badan gue lengket semua rasanya.
Dan kita juga masih sama-sama naked.
Gue ga expect kalo setelah malam tadi Sehun bisa berubah jadi super manja. Bahkan ketika gue bilang gue mau minum pun, dia sama sekali ga izinin gue buat ambil sendiri. Katanya karena itu bakal sakit kalo dipake jalan.
"Kamu udah laper belum?"
Gue menoleh kearah Sehun yang sedari tadi sibuk nyiumin pundak gue.
"Udahh."
"Delivery aja, mau apa hm?"
Cup
Cup
"Mau mandi."
Sehun langsung mendongakan wajahnya, menatap gue dengan pandangan memelas.
"Nantiii, 1 jam lagi dehhh."
Gue cuma bisa mengangguk pasrah, karena lagi-lagi dia menarik gue untuk bersandar di dadanya.
"Ta."
"Hum.."
"Kamu, beneran ga masalah sama apa yang udah kita lakuin semalem?"
Muka gue memanas. Padahal dia udah nanyain hal itu sebanyak 3 kali.
"Hun, aku beneran ga masalah. Kalo kamu masih nanya kaya gitu sekali lagi aku bakalan marah ya."
"Ih iya iya."
"Makasih sayang."
"Sehuun.. kamu juga udah bilang makasih lebih dari sepuluh kali."
Sehun ketawa, lalu dia memeluk gue semakin erat, meninggalkan kecupan-kecupan manis diseluruh muka gue.
"Kita pesen bubur aja mau ga?"
Gue mengangguk, "boleh."
"Sebentar."
Tanpa mengubah posisi gue yang udah nyaman dipelukannya, Sehun mengambil ponsel, lalu menyalakannya.
Tring
Tring
Tring
Tring
TringGue mengernyit, lalu mendongak guna menatap Sehun yang udah sibuk otak-atik hp nya.
"Kok banyak banget notifnya?"
"Iya.. ternyata banyak yang ngucapin juga di sosmed."
"Happy birthday.. selamat ulang tahun.. happy sehun day.. habede.. selamat ulang tahun anak bunda.. Irene hilang.. eh— HAH?!"
Lantas gue ikut menatap Sehun setelah dia menggumamkan salah satu dari banyaknya chat yang dia terima.
"Kak Donge nih. Kamu ga bilang siapa-siapa?"
Gue menyengir, "engga hehehe."
Sehun mengecup pipi gue gemas. "Dasar."
Beberapa menit kemudian Sehun selesai sama hp nya, tangannya beralih mengusap kepala gue pelan.
"Nanti jam 1 ikut kerumah ya, kata bunda udah bikin kue."
"Iyaaa. Gimana Kak Donge?"
"Udah aku bilangin kamu disini."
Gue mengangguk ngerti.
"Yaudah ayo."
"Kemana?"
"Mandi."
"Ohh, yauda kamu dulu."
"Bareng aja."
"Sehun!"
Dia malah ketawa liat gue kesel.
"Kamu dulu gih."
Gue bangun pelan-pelan. Setelah berhasil duduk, gue menatap sekitar, baru sadar kalo baju-baju gue dan Sehun masih bececeran dilantai.
Seketika otak gue kembali kotor inget kejadian semalem.
Aduh, malu.
Rasanya ko gue kaya agresif banget ya semalem..
"Kamu emang agresif."
"Tapi gapapa, aku suka kamu yang begitu."
Gue tersentak mendengar penuturan Sehun. Buru-buru gue melilitkan selimut ditubuh, lalu berlari masuk ke toilet.
Ternyata memang sakit.
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
Sehun Girlfriend | Hunrene
Fiksi PenggemarSuka duka Irene Devina Charlitta menjadi kekasih dari Adikara Sehun Bramasta. "Hun, kalo misalnya aku tenggelam barengan sama Dino, siapa yang bakal kamu tolongin duluan?" "Dino lah kamu kan bisa berenang, kamu lupa Dino gabisa kena air?" "IHH SEHU...