Suka duka Irene Devina Charlitta menjadi kekasih dari Adikara Sehun Bramasta.
"Hun, kalo misalnya aku tenggelam barengan sama Dino, siapa yang bakal kamu tolongin duluan?"
"Dino lah kamu kan bisa berenang, kamu lupa Dino gabisa kena air?"
"IHH SEHU...
Sore ini gue dan Sehun kembali mampir ke rumah bunda untuk menjenguk keluarga yang ada di sana. Jadi setiap 2 minggu sekali, Sehun memang bakal pulang ke rumah untuk sekedar ngejenguk atau nginap.
Gak kaya kemarin-kemarin, rumah kelihatan rame karena Sehun ngabarin bunda lebih dulu sebelum datang. Dan sekarang kita semua udah ngumpul di meja makan buat makan malem bareng-bareng.
Gak lupa Dino juga udah stand by goleran di bawah kaki Sehun, sedangkan Mincreng di bawah kaki gue. Bisa di akui, gue sama Mincreng ini cukup akur ketimbang gue sama Dino. Mungkin karena kita sama-sama cewek kali ya?
"Aduh getek." (Duh geli)
Ayah yang lagi fokus makan sontak mengangkat wajahnya kearah Sehun.
"Kenapa A?"
"Ini si Dino jilat-jilat kaki Aa mulu, ih No!"
Dengan santai Icung nyeletuk. "Kaki Aa bau kali."
"Enak aja!"
Gue ketawa, dengan pelan gue menepuk punggung tangan Sehun, sadar apa yang lagi Dino jilatin.
"Kaki kamu ketumpahan susu kan tadi?"
"Oh iya, pantesan. Dino udah ih nanti aja, jorok pisan ucing teh!" (Jorok banget nih kucing!)
Setelah denger Sehun yang mulai ngomel akhirnya Dino diem, dan milih buat ngedeketin Mincreng, kemudian dengan mesra Dino beralih ngejilatin badan Mincreng dari samping.
Tapi Mincreng-nya diem aja, soalnya kata Icung Mincreng lagi jual mahal gara-gara dulu Dino nolak dia melulu, terus sekarang Dino-nya lagi dapet karma jadi pengen deket-deket terus sama Mincreng.
"Mengg!"
Gue terpenjat ngeliat Mincreng yang tiba-tiba nyakar Dino dengan gak santai-nya.
"Eh kenapa tuh? Gelud teh?"
"Iyaa."
Kini giliran bunda yang angkat suara. "Itu si Mimin lagi pms kayanya, galak mulu dari kemarin."
"Eh iya A, kemarin pantatnya si Mincreng berdarah gitu hayoh."
"Hah emang bisa?"
"Bisa atuh! Makanya buka gugel!"
Sehun mendengus sambil liat Icung sebel.
"Ya mana kepikiran Cung."
"Makan dulu makan dulu." Setelah Ayah angkat suara akhirnya obrolan seputar Mincreng pms terputus. Lalu disambung saat gue, Sehun, dan Icung lagi nongkrong bertiga di kamarnya Sehun.
Dengan bermodalkan karpet bulu-bulu warna pink yang gak sengaja ke check out 2 kita rebahan sambil nonton Netflix. Gue di sebelah kiri, Sehun di tengah, dan Icung di sebelah kanan.
"Besok ke dokter yuk."
"Ngapain A?"
"Cek hamil atau nggak."
Icung buru-buru duduk sambil natap gue dan Sehun bergantian.
"Teteh hamil?"
Gue melotot, kaget ditodong Icung dengan pertanyaan kayak gitu sedangkan dari tadi gue hanya fokus nonton film.
"Hah? Siapa yang hamil Hun?!"
"Kamu kan?"
Belum sempat membantah, Icung udah lebih dulu berdiri dan lari keluar, setelah itu..
"AYAH! BUNDA! AA HAMILIN TETEH!"
Gue dan Sehun sama-sama kaget denger teriakkan Icung, lantas gue terduduk lalu menepuk paha Sehun keras.
"Ayy.. becanda loh aku.. maksudku siapa tau Mincreng hamil.."
Lalu gak lama kemudian terdengar suara langkah kaki yang masuk kedalam kamar, bunda dengan muka senengnya menarik gue untuk berdiri, sedangkan ayah udah siap buat menceramahi Sehun sampe pagi.
"Nggak yah, bun.. maksud aku Mincreng yang hamil.."
"Yahhh."
Bersambung..
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bener-bener si Icung."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"ohhh.. HAHAHHA."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.