Aku sudah sampai di kontrakanku. Hari ini aku gak pulang ke rumah karena udah terlalu larut untuk pulang. Ditambah jarak rumahku lebih jauh daripada ke kontrakan. Berhubung aku agaknya mulai kelaparan, jadilah aku memutuskan untuk bermalam di kontrakan aja. Berharap di dapur ada satu bungkus mie instan dan satu buah telur, atau apa saja lah yang bisa dimakan.
Tapi pas aku sudah turun dari ojek online yang ku tumpangi, aku melihat ada mobil yang sejak perjalanan tadi ngikutin terus. Ku lihat-lihat, nampaknya aku tahu deh mobil siapa itu.
Siapa lagi kalau bukan pak Dikta. Dia kan oknum yang gangguin aku belakangan ini. Padahal kalau mau antar pulang bilang aja. Aku kan gak perlu bayar ojek jadinya!
Karena ku lihat pak Dikta gak ada tanda-tanda mau keluar dari mobil, aku memutuskan untuk pura-pura gak tahu aja. Jalan masuk ke dalam kostan.
Baru saja aku masuk ke ruang tamu, aku sudah disuguhi sesuatu yang mengejutkan.
"Astagfirullah! Ih gue kira setan!"
Namanya Candil. Bukan nama asli sih... tapi nama panggilan sokab anak-anak kontrakan ke dia. Si anak cowok tengil bin jahil yang seumuran dengan aku.
Jangan heran, ini kontrakannya campur. Cewek dan cowok di satu gedung yang sama. Kontrakan ini juga cuma punya satu dapur yang dimana dapur itu dipakai untuk masak-masak penghuninya. Tenang aja... di sini aman. Kalau ada apa-apa bakal ketahuan karena ada kamera pengintai.
"Muka lo tuh kayak setan!" hardikku berbalik.
Candil mendengus. Dia lagi duduk lesehan di ruang tamu—padahal ada kursi—wajar aja sih, dia kan primitif. Dia sibuk ngunyah pelan-pelan di situ, kayak maling.
"Lo kok tumben balik ke kontrakan? Malem-malem gini lagi. Jangan-jangan lo abis open BO ya?" tuding Candil.
Aku menimpuk kepalanya dengan tasku. Dia emang menyebalkan.
"Sekali lagi lo ngomong ngaco, gue lempar lo pake dolar!" sungutku, kesal.
Candil cuma mendengus. Dan aku memutuskan untuk masuk ke kamarku. Menaruh tas di atas meja belajar, kemudian duduk di tepi ranjang. Sampai kemudian sebuah notifikasi muncul.
Kaget gak dikirimi pesan sama dosen dengan pertanyaan seperti itu? Ya kaget lah!
Ini kalau orang lain lihat mungkin mengiranya apa yang diceletuk Candil tadi benar.
Saat ku tanya begitu pak Dikta tidak lagi jawab. Aku juga tidak begitu peduli, dan memutuskan untuk rebahan tanpa mengganti baju dulu.
ting!
Apa nih? Tiba-tiba nanyain itu. Patut dicurigakan dan tentunya harus waspada!
ting!
Ngeselin banget kan? Dia yang mengawali sok akrab, eh dianya juga yang berlagak dingin. Gak jelas banget dia!
ting!
aku kira chat tadi tuh yang terakhir, eh tapi ternyata dia chat aku lagi.
Serem gak sih tiba-tiba dikasih makanan sama dosen killer? Takut diguna-guna!Tapi gak mungkin sih pak Dikta percaya gituan. Kelihatannya dia orang yang modern.
Karena sayang banget kalau aku buang makanannya, jadilah aku ambil dan aku makan bareng Candil. Kasihan anak orang kelaparan sampai ngoles-ngoles toples kripik singkong yang udah ludes.
*****
to be continued.
jangan lupa vote dan komentarnya ya~
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Stepmother
ChickLit"Dari sekian banyak wanita yang saya kenalkan ke dia, cuma kamu yang deket sama Nada. Itu tandanya dia sayang sama kamu." - Dikta