Kala and Her Prince Bee – 27
Waktu efektif untuk belajar itu satu hingga dua jam. Sedangkan untuk tidur, efektifnya tujuh hingga sembilan jam. Jangan sampai terbalik, karena itu dapat merusak keefektifan dalam menjaga kesehatanmu. Be smart!
┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈
Masa-masa praktikum telah selesai seminggu yang lalu. Segala keluh kesah di laboratorium yang terdengar menggema hingga ke lorong kampus pun telah berakhir. Setidaknya, untuk bulan ini, mereka tidak perlu bekerja rodi untuk menyelesaikan laporan praktikum lagi. Walaupun mereka tahu, semester empat akan menyambut mereka dengan hal-hal yang jauh lebih menyeramkan dari semester kali ini.
Seusai masa praktikum, maka mahasiswa dan mahasiswi akan diberikan jeda waktu selama seminggu, sebelum akhirnya mereka harus berperang mati-matian dengan berlembar soal ujian di akhir semester ini. Jeda waktu seminggu yang diharapkan mampu menjadi waktu mengistirahatkan diri, malah harus berganti minggu paling menyebalkan karena pada saat inilah otak mereka akan dipaksa menyerap cepat materi yang akan diujiankan. Namun setidaknya, itu terlihat lebih baik dibanding harus menulis berlembar-lembar kertas folio untuk laporan.
Sama seperti mahasiswa lainnya yang disibukkan dengan aktivitas belajar, maka demikian pula Kala. Gadis yang kini tengah telungkup di atas ranjangnya nyaris tidak terlihat dari depan, mengingat di hadapannya, ada lebih dari lima buku tebal yang ditumpuk meninggi. Mungkin bagi sebagian banyak orang, belajar sembari menelungkupkan diri di atas ranjang adalah belajar yang paling tidak efektif, mengingat gravitasi dari ranjang yang kuat menarik kepala mereka untuk direbahkan, dan berujung tidur. Tapi bagi Kala, cara belajarnya yang seperti ini justru sangatlah efektif. Tubuhnya terasa lebih rileks, dan begitupula dengan otaknya yang akan lebih mudah menyerap materi pelajaran.
Gadis itu membuka buku pertama yang berada di bagian teratas tumpukan buku itu. Pukul lima sore, selepas pulang dari kampus, dan tadi menemani Anisa ke toko buku, Kala segera melompat ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelahnya, gadis itu sudah siap memulai aktivitas belajarnya, dengan mengambil buku-buku itu, dan diletakkan ke atas ranjangnya.
Sebagai teman dari buku-buku tebal itu, Kala juga menyiapkan sepotong bolu macan yang ia beli tadi saat menemani Anisa. Bolu itu diberi julukan bolu macan mengingat kuenya yang menyerupai warna kulit harimau apabila dipotong. Bolu macan memiliki tekstur yang lembut, dan Kala menyukainya. Ah, jangankan Kala, Bebe, si makhluk jelmaan lebah itu juga menyukainya, karena pada saat itu Kala pernah membelikannya kue itu.
Mengingat lelaki itu, ah, rasanya Kala sudah pasrah bila lelaki itu tak lagi datang menemuinya. Mungkin, sudah waktunya ia kembali ke dunianya, dan tidak lagi terbebani oleh masalah dalam kehidupan Kala. Namun walau begitu, Kala tetap mengharapkan kehadiran lelaki itu di sini, setidaknya untuk sekali saja, karena gadis itu ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala and Her Prince Bee [Completed✔]
Художественная прозаKala Kaneyshia, gadis cantik yang sering dijuluki "bodoh" dan "gila". Ia tidak mempunyai teman dekat. Satu-satunya teman Kala ialah bunga matahari yang ditanam di pekarangan rumahnya. Hingga suatu masalah datang, dan kehadiran manusia lebah bernama...