•• dua puluh lima ••

25 6 0
                                    

Kala and Her Prince Bee – 25

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kala and Her Prince Bee – 25

Sesekali, kita perlu menyingkirkan semua lembar tugas, dan mengistirahatkan diri dari kekejaman dunia perkuliahan. Bukan bermaksud bermalas-malasan. Hanya saja, terlalu memforsir diri juga bukan pilihan yang tepat.

┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

Hari ini berjalan seperti semestinya. Matahari yang terbit dari timur, angin yang berembus sepoi-sepoi, dan kegiatan perkuliahan yang juga berlalu seperti semestinya. Sudah seminggu terhitung semenjak Kala memantapkan hatinya untuk lebih sungguh-sungguh dalam belajar. Dan, selama seminggu pula, gadis itu harus merasakan yang namanya cobaan untuk berubah menjadi lebih baik. Dimulai dari Kala yang tertidur dengan kepala di atas buku, ataupun suara kericuhan di rumahnya saat mamanya sibuk mengobrak-abrik dapur yang membuat dirinya tidak fokus, dan masih banyak hal lainnya yang membuat Kala rasanya ingin gila.

Apalagi, masa-masa ketat praktikum yang sudah dimulai, membuat Kala rasanya ingin menjerit sekencang-kencangnya. Sistem perkuliahan di kampusnya memang sedikit berbeda. Untuk praktikum akan mulai dilaksanakan beberapa minggu setelah ujian tengah semester berlalu. Maka dari itu, masa-masa seperti sekarang inilah yang menjadi uji nyali bagi para mahasiswa dan mahasiswi yang harus menjalani praktikum. Mereka harus bolak-balik laboratorium, menguji cairan-cairan berwarna-warni bak pelangi, mencampur, dan melakukan eksperimen pada cairan itu. Jangan lupakan dengan tangan pegal yang harus siap menulis berlembar-lembar laporan praktikum.

Ah, jangan membuat Kala hendak mengingat semua itu lagi. Sekarang ini, Kala sedang duduk di bangku dekat taman kampus, sembari menarik napasnya panjang. Lega, itulah yang gadis itu rasakan setelah nyaris setengah hari ia berkutik di dalam laboratorium bersama teman-teman sekelasnya. Cairan warna-warni itu memang terlihat menarik, sehingga banyak dari temannya yang mengabadikan momen bereksperimen mereka melalui kamera ponsel mereka. Namun tidak bagi Kala, mengingat semua cairan itu terlihat begitu menyeramkan baginya.

“Hei, Kala. Gimana? Udah kelar laporannya?” Anisa yang baru datang, langsung mengambil tempat di sebelah Kala.

Kala mengangguk. “Udah, kok. Barusan juga udah aku kumpul. Kalau kamu, Nis?”

“Udah, dong. By the way, lihat Ririn sama Rahma, gak?”

“Nggak lihat, tuh, mungkin mereka masih belum keluar dari lab.”

“Iya juga, ya. Tapi, sumpah loh, praktikum kali ini susah banget. Aku harus ngulang berapa kali dari awal, sumpah, capek banget,” keluh Anisa, yang membuat Kala mengulum senyumnya. Kala baru pertama kalinya mendengar seorang Anisa mengeluh di hadapannya. Ya, walaupun mereka baru dekat kurang dari sebulan, tapi tetap saja, selama ini gadis itu tidak pernah mengeluh.

Kala and Her Prince Bee [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang