•• tiga puluh ••

23 5 0
                                    

Kala and Her Prince Bee – 30

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kala and Her Prince Bee – 30

Sesekali, kita perlu tahu caranya mengapresiasi diri sendiri. Bukan lagi menilai tentang keberhasilan, melainkan tentang perjuangan yang terkadang tak terhiraukan.

┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

“Halo, bisa kita ketemu?” Suara seseorang dari seberang sana terdengar menggema dari ponsel lelaki itu. Sengaja ia loudspeaker suaranya, mengingat sekarang ia tengah berada di tempat yang penuh dengan keramaian.

“Ketemu? Kenapa mendadak banget pengen ketemu?”

“Ada yang pengen aku bicarain. Penting. Ini ada urusannya sama Kala.”

“Oke. Kapan?”

“Malam ini, jam 7, bisa? Di kafe Nirwana.”

“Bisa.”

🐝🐝🐝

Malam itu, di kafe Nirwana, dua insan berbeda jenis kelamin itu bertemu. Tanpa banyak berbasa-basi, gadis yang mengajaknya bertemu itu menyampaikan maksud dan tujuan pertemuan mereka.

“Kebetulan banget. Bulan depan itu ada lomba karya tulis, dan kayaknya, kita bisa manfaatin itu.”

“Oke, yang terpenting, kamu ikut lomba itu, kan?”

“Jelas. Aku gak pernah melewatkan yang namanya lomba karya tulis ilmiah. Dan, aku yakin, dengan cara ini, kita sama-sama bisa menghancurkan gadis itu, sehancur-hancurnya.”

Gadis itu tertawa. “Dendam banget, ya, sama dia?”

Lelaki dengan bibir berwarna merah muda alami itu menyunggingkan senyumnya. “Jelas, siapapun akan menaruh dendam pada orang yang udah menjatuhkan harga dirinya. Bahkan, termasuk kamu, kan, Elena?”

🐝🐝🐝

Suara pintu geser yang terbuka, membuat pak Andre selaku satu-satunya dosen yang masih ada di ruangan mengalihkan fokusnya dari layar komputernya. Pria paruh baya itu membetulkan kacamatanya yang nyaris melorot, guna memperjelas wajah seorang gadis yang baru saja berjalan masuk ke ruangan. Gadis itu berjalan mendekat ke arahnya, sambil memamerkan senyum sopannya.

“Selamat siang, Pak Andre,” sapa gadis dengan almamater khas Universitas Permata itu. Sepertinya, gadis di hadapannya adalah salah satu mahasiswinya di kelas, mengingat wajahnya yang tidak asing. Namun, untuk namanya, beliau tidak dapat mengingat jelas, karena ada begitu banyak nama yang bergerombolan berusaha masuk ke ingatannya ketika ia mencoba mengingat.

Kala and Her Prince Bee [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang