•• sebelas ••

27 7 0
                                    

Kala and Her Prince Bee — 11

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kala and Her Prince Bee — 11

Sebagai seorang pangeran, sudah menjadi tugasku untuk menjaga putri kerajaan, yaitu kamu. Tak usah khawatir, keselamatanmu aman di tanganku. Bila aku gagal menjagamu, kamu boleh memecatku dari tahta kerajaanmu.

—Berthandra Beelovyus, pangeran lebah yang tampan.

┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

“Bodoh bodoh bodoh. Kok kamu bodoh banget sih, Kala?” Kala terus-terusan merutuki kebodohannya tadi. Bisa-bisanya ia berucap seperti itu kepada Abri dengan nada yang sinis.

Bagaimana bila Abri yang sudah membencinya, semakin membencinya? Bagaimana jika Abri menaruh dendam padanya? Ah, Kala tidak bisa membayangkan semua itu terjadi.

Saat ini, gadis itu tengah mengantre, menjadi satu di antara sekian banyak orang yang berbaris memanjang bak cacing. Gadis itu mengantre di salah satu stand di taman yang menjual air mineral.

Setelah mendapat gilirannya, Kala memberikan selembar uang sepuluh ribuan, dan mengambil satu botol air mineral sebagai ganjarannya. Gadis itu berjalan pergi dari barisan itu, kemudian duduk di sebuah bangku yang masih kosong.

Kala membuka segel botol air mineral itu. Gadis itu tidak berniat untuk meneguk air itu untuk sekadar membasahi kerongkongannya, melainkan ia hendak menyiram kepalanya dengan air itu. Bagi Kala, kepalanya jauh lebih butuh air itu, supaya dapat berpikir lebih jernih lagi. Ia tidak mau hal yang tadi terjadi kepada Abri, kembali terulang olehnya.

Namun, belum sempat gadis itu menyiram air tersebut ke atas kepalanya, rungunya menangkap suara promosi yang begitu menarik.

“Nantikan Festival Bunga Matahari terhebat sepanjang masa. Buat kalian yang suka sama bunga matahari, ingin mendapat bibit bunga matahari unggulan, atau ingin foto-foto dengan dikelilingi bunga matahari yang cantik-cantik. Ayo, kemari, ambillah brosur ini, dan pergi ke Festival tersebut. Ingat! Jangan sampai menyesal, ya!” Promosi itu dilakukan oleh beberapa gadis seusia Kala, dengan masing-masing memegang puluhan lembar kertas brosur di tangan mereka.

“Festival bunga matahari?” Kala membeo. Gadis itu dengan segera menutup botol air mineral yang tadi dibukanya, dan melemparkan botol tersebut ke tong sampah yang ada di sebelah bangku. Persetan dengan botol yang isinya masih penuh itu, gadis itu dengan segera berlari mendekat menuju gadis-gadis promosi tersebut.

“Kak, saya boleh minta brosurnya?”

Seorang gadis dengan rambut dikuncir kuda itu mengangguk, lantas tersenyum. “Ini brosurnya, Kak. Ditunggu, ya, kedatangannya di festival terbesar di tahun ini.”

Kala and Her Prince Bee [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang