19. Future Husband

4.1K 302 22
                                    

Happy 1k vote 🎉

Sebelum mulai ke cerita (seperti biasa) jangan lupa klik 🌟 biar aku semakin semangat nulisnya. Kritik dan saran aku terima dengan senang hati. Hatur nuhun ^^

*
*
*

"Mau nunggu sampai kapan? Gue udah gak sabar liat kehancuran Cerberus" ucap seorang pemuda kepada orang yang tengah berdiri sambil menatap lukisan seorang gadis.

"Sabar! Kita masih harus ngumpulin kekuatan. Cerberus itu bukan lawan yang mudah" ujar orang itu tanpa berpaling dari lukisan.

"Gue tau. Tapi harus sampai kapan kita ngulur waktu?"

"Lo kumpulin aja dulu orangnya. Ajak seluruh anggota Scorpio untuk bergabung kalau bisa" pemuda itu mengangguk. Mungkin ia harus bersabar lebih lama lagi.

Rio dan Cerberus harus hancur. Secara tidak langsung merekalah yang membuat Scorpio bubar. Mereka merebut Kayla, pemimpin mereka dari Scorpio. Andai saja Kayla tidak memilih Rio, Scorpio akan tetap berdiri hingga sekarang.

Orang misterius itu menatap lukisan wajah Kayla yang tengah tersenyum dengan tatapan penuh damba. Dalam hatinya, ia berjanji akan menjadikan Kayla sebagai miliknya.

"Cepat atau lambat Rio dan Cerberus pasti akan hancur. Gue pastiin, Kayla akan kembali menjadi pemimpin Scorpio. Iblis seperti Rio gak pantes milikin dewi seperti Kayla! Karena Dewi hanya pantas untuk Dewa"

_____________________________________________

Surya menggeram. Dia mencengkram pulpen di tangannya dengan kuat sampai pulpen itu patah menjadi dua. Cukup! Surya tidak tahan lagi. Dia tidak bisa konsentrasi belajar karena suara bising dari keempat setan sialan itu

Hari ini ketiga teman Chandra, Rio, Arman dan Reyhan sedang berkunjung ke rumah. Chandra membawa ketiga temannya itu ke dalam kamar.

"Woy! Kalau mau berisik di luar aja bisa gak?" bentak Surya kepada keempat orang pemuda yang tengah bermain monopoli di lantai.

Jika mereka hanya bermain monopoli, Surya tidak akan keberatan. Masalahnya, suara tawa mereka itu kencangnya ngalahin toa masjid. Surya jadi tidak bisa fokus.

"Lo aja yang keluar, belajar di ruang tamu. Ini kan kamar gue" kata Chandra lalu melanjutkan gilirannya untuk mengocok dadu.

"Kamar gue juga kalau lo lupa" ralat Surya.

Surya dan Chandra tinggal dalam satu kamar. Untuk menghemat tempat, ibu mereka menyuruh mereka untuk tinggal dalam satu kamar. Surya dan Chandra pernah menolak, namun perintah ibu itu mutlak. Bukannya mendapatkan kamar masing-masing, mereka malah mendapat omelan selama dua jam. Emak-emak kok dilawan.

"Kalau gitu gak usah banyak protes" kata Chandra membuat Surya semakin kesal.

Walaupun kembar, tapi mereka itu tidak pernah akur. Saat mereka papasan di jalan, mereka akan pura-pura tidak saling mengenal. Karena itu, banyak orang yang tidak tahu kalau mereka itu saudara kembar.

"Belajar mulu dari tadi Sur. Mending main monopoli aja sama kita. Jadi bank noh masih kosong" ajak Arman kepada Surya. Laki-laki itu memang suka SKSD, alis Sok Kenal Sok Dekat dengan orang lain.

"Gak, makasih" tolak Surya.

"Yaudah kalo gak mau" ucap Arman lalu mengocok dadunya.

"Lima plis lima" mohon Arman saat dadunya dijatuhkan ke lantai. Dadu itu berguling beberapa saat kemudian berhenti menunjuk angka lima.

"Yes lima. Satu, dua, tiga, empat, lima" Arman mulai memajukan bidaknya sambil menghitung sampai lima. Bidaknya itu berhenti tepat di dua hotel berwarna merah milik Rio.

Preman Bucin [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang