21. Putus

5.2K 327 33
                                    

Tolong tandai kalau ada typo, bahasa sunda nyelip atau lupa aku translate. Makasih ^^

*
*
*

Arman memasang kuda-kuda saat empat orang tidak dikenal mengepungnya. Keempat orang itu membawa senjata berupa balok kayu. Arman harus ekstra hati-hati, jangan sampai kecolongan.

"Siapa kalian?" tanya Arman terus mewaspadai mereka.

Bukannya menjawab pertanyaan Arman, keempat itu malah menyerangnya secara bersamaan. Awalnya Arman bisa menahan mereka walau sedikit kewelahan. Sampai salah satu dari mereka memukul tengkuk Arman menggunakan balok kayu hingga cowok itu tersungkur ke aspal.

Dua orang dari mereka menarik tubuh Arman yang tengkurap, lalu menahan kedua tangannya. Arman memberontak mencoba membebaskan diri, namun sia-sia. Cekalan mereka di tangannya terlalu kuat.

Seseorang berjalan mendekati Arman, kemudian memukul perut cowok itu menggunakan balok kayu. Arman meringis merasakan sakit di perutnya.

Belum hilang sakit di perutnya, orang misterius itu kembali memukul Arman menggunakan balok kayu. Kali ini wajah Arman yang menjadi sasaran. Darah segar mengucur dari hidung dan sudut bibirnya yang robek.

Orang itu terus saja memukuli Arman tanpa memberi jeda sedetik pun. Arman yang tidak bisa melawan hanya bisa diam menerima setiap pukulan. Akhirnya orang itu berhenti memukul dan dua orang yang menahan Arman melepaskan dirinya. Arman yang sudah kelelahan terkulai lemas dengan wajah babak belur dan tubuh yang terasa nyeri di segala titik.

Orang yang memukuli Arman tadi melepaskan masker dan hoodie hitam yang menutupi wajahnya. Mata Arman membulat. Itu...Topan? Jadi dia bagian dari mereka?

"Bagaimana rasanya jadi tidak berdaya huh?" Topan bertanya kepada Arman yang terkulai lemas di bawahnya.

"Ja-di lo yang se-lama ini..." Arman tidak mampu melanjutkan ucapannya. Bibirnya begitu perih saat dipaksa untuk bicara.

"Gue mau balas dendam. Gara-gara Cerberus dan bos lu itu, Scorpio bubar" ujar Topan penuh kebencian.

"Itu bu-kan salah ki-kita. Kayla ber-hak memi-lih" kata Arman susah payah.

"Memilih? JELAS-JELAS BOS LU YANG MAKSA"

Topan kembali mengayunkan balok kayunya hendak memukul Arman lagi, tapi seseorang menahan pundaknya.

"Cukup! Kita pergi sebelum ada orang lewat" titah Orang itu, lalu melenggang pergi menuju motor yang mereka tumpangi tadi. Kedua orang yang menahan Arman tadi juga ikut pergi.

Topan menurut. Ia menatap tajam Arman sebelum akhirnya menyusul ketiga orang yang tadi pergi terlebih dahulu.

Setelah keempat orang itu pergi, Arman merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel. Arman menekan nama Rio di kontaknya.

"Bos, to-tolong"

_____________________________________________

Rio datang bersama Chandra dan Reyhan. Mereka segera menolong Arman yang tergeletak tak sadarkan diri di atas aspal.

"Ndra lo bawa motor gue, biar gue sama Rey yang bawa Arman ke rumah sakit pake mobil lo" ujar Rio yang langsung disanggupi oleh Chandra.

Rio dan Reyhan mengangkat tubuh Arman dan membawanya ke dalam mobil milik Chandra.

"Rey, lo jaga Arman di belakang" Reyhan mengangguk lalu duduk di kursi belakang bersama Arman sedangkan, Rio duduk di kursi kemudi. Rio menyalakan mesin, mobil pun segera melaju menuju rumah sakit.

Preman Bucin [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang