12. Party

8.5K 711 22
                                    

Undangan sudah diberikan, Jaehyun tersenyum senang ketika Tuan Kim menghubunginya begitu menerima undangan yang dikirimkan ke rumah keluarga Kim.
"Selamat malam Tuan Kim, apa anda sudah menerima undanganku?" tanya Jaehyun begitu dia mengangkat panggilan, pria itu berdiri menghadap ke jendela, menatap keramaian yang terjadi di malam hari. 
"Aku sangat senang mendapatkan undanganmu, selamat atas pertunanganmu, aku ikut senang," ucap Tuan Kim. 
"Bukannya kau senang karena aku akan menyuntikkan dana ke perusahaanmu?" tanya Jaehyun dengan kekehan di akhir kalimatnya,
"Ah bukan bukan, tentu saja aku senang. Tapi kabar tentang pertunanganmu juga membuatku senang," ucap Tuan Kim. Jaehyun tertawa kecil,
"Kau bisa datang kan besok?" tanya Jaehyun,
"Aih, tentu saja aku akan datang," balas Tuan Kim dari sebrang,
"Baguslah, kalau begitu akan kumatikan. Masih banyak urusan yang harus aku selesaikan," ucap Jaehyun sebelum mematikan panggilan, bahkan mendengar suaranya saja membuat Jaehyun hampir kehilangan kesabarannya. Kini merek berada di hotel bersama dengan Johnny dan Yuta, mempersiapkan semuanya dengan baik agar rencan besok bisa berjalan sesuai dengan rencana. 
"Biasanya berapa bodyguard yang dibawa oleh keluarga Kim?" tanya Jaehyun.
"Mereka baru saja mengalami krisis, tak mungkin membawa banyak. Sepertinya sekitar 10 orang," jawab Yuta. Jaehyun mengangguk mengerti, 
"Doyoung harus bersiap menerima konsekuensinya," ucap Jaehyun.

Selama menikah dengan Doyoung, keluarga Doyoung tak pernah tahu tentang kelakuan bejat anaknya yang satu itu. Publik hanya tahu jika anak kedua mereka meninggal akibat kecelakaan, padahal aslinya dibunuh oleh Papa-nya sendiri. 




Jauh dari hotel yang ditempati Jaehyun, kini Doyoung tengah menatap peti yang terbuat dari kaca tebal, di dalamnya ada tubuh Taeyong yang diawetkan. Pria itu jelas sudah meninggal, ular yang menggigit Taeyong memiliki bisa paling mematikan, belum sampai Doyoung menyelamatkannya, pria itu sudah menghembuskan nafas terakhir di perjalanan pulang. Doyoung belum berniat menguburkan Taeyong, dia masih ingin menikmati wajah Taeyong lebih lama lagi. Dia mencintai Taeyong, sungguh. 

Ditengah lamunannya, dering ponsel membuat Doyoung berdecak, ia lantas mengangkat panggilan dari kontak yang bernama Ayah. Doyoung menghela nafas, tumben sekali Ayahnya menelfon, biasanya membiarkan saja jika Doyoung tidak pulang satu tahun. 

"Halo," ujar Doyoung begitu menerima panggilan,
"Pulanglah besok, ada acara penting," 
"Ck, biasanya juga tidak mengajakku. Aku tidak mau," jawab Doyoung
"Kim Doyoung! pulang, setelah itu kau bebas mau kemanapun dan kapanpun, tak usah pulang juga tak apa," 

"Apa-apaan sih bapak tua ini," batin Doyoung. 
"Ck, satu hari lalu aku akan langsung pergi," setelah berucap demikian ia mematikan panggilan telfon, lalu melemparkan ponselnya ke atas kasur dengan asal. Dia sekarang sedang ada di apartemen mewah milik Taeyong, tapi sekarang Taeyong sudah tiada, rasanya benar-benar hampa, biasanya jam segini mereka berdua akan menghabiskan waktu untuk menonton film di dalam apartemen atau seks. Doyoung bahkan rela dikurung oleh Taeyong asalkan dia menjadi milik pria itu, tak masalah, toh juga dia tidak aman jika berkeliaran di luar sana. Dia malas bertemu dengan Jaehyun dan juga dia masih butuh waktu untuk merencanakan penghancuran hidup Jaehyun ini. Dia senang rencananya berhasil, tapi sialnya Haechan berhasil diselamatkan. Lain kali dia akan menggunakan racun yang membuat orang mati seketika. 

Doyoung merebahkan tubuhnya, lalu menatap peti yang berada di samping kasur. 
"Kau tidur nyenyak sekali, hyung," tangan Doyoung bergerak mengusap peti kaca itu dengan lembut, seolah dia sedang mengusap kepala Taeyong. 
"Aku akan segera kembali, tunggu," ucap Doyoung sebelum dia memejamkan matanya menanti hari esok tiba. 





SUGAR DADDY (JAEHYUCK) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang