25. Feeling

4.1K 454 65
                                    

Haechan menatap sekeliling apartemennya dengan tatapan puas, sesuai dengan ekspetasinya. 

"Oh ya, taruh itu disana, di kamarku," Haechan menunjuk kamar yang ada di lantai dua. Mark yang hari itu membantu Haechan pindah hanya menurut sembari mengangkat koper Haechan ke lantai dua. Haechan memilih untuk mendudukkan dirinya di sofa,

Haechan membeli ponsel baru, kemarin dia pulang untuk mengabari Johnny dan Ten. Jaena? oh anak itu bilang kalau dia membenci Jaehyun dan akan pergi dari rumah, tinggal bersama dengan Haechan yang dikhianati oleh Ayahnya sendiri. Anak itu bahkan tak mau menginjakkan kaki dirumahnya lagi untuk sekedar mengambil barang, dia bisa membelinya. 

Haechan juga tak keberatan jika Jaena tinggal dengannya, rumahnya bisa lebih berisik, tak memandang kalau Jaena adalah anak dari 'mantan' kekasihnya. 

"Papa!! ayo pergi berbelanja!" suara Jaena mengisi apartemen baru itu, dia keluar dari kamar barunya dengan tampilan yang sudah rapi siap untuk pergi jalan-jalan. 

"Ayo! kita mengurangi populasi uang di bank ku," Haechan merangkul bahu Jaena.

"Mark! jaga apartemenku dan jangan kabur!" teriak Haechan. 

Mereka berdua menaiki mobil kesayangan Haechan, lamborgini aventador warna biru gelap miliknya. Menuju ke mall terdekat untuk menghabiskan waktu bersama. 

"KIta harus memulai darimana?" tanya Jaena begitu mereka tiba di pintu masuk mall,

"Bagaimana kalau mencari baju untukmu?" tanya Haechan.

"Let's start," balas Jaena, keduanya saling bertatapan sejenak sebelum tertawa bersama kemudian melangkah masuk mengunjungi semua toko baju dan membeli apapun yang ditunjuk. 

Ketika mereka hendak masuk ke toko selanjutnya, langkah mereka terhenti ketika di depan pintu mereka berpapasan dengan Jaehyun dan Naeun. Mereka berempat saling melempar pandang,

"Jaena, kenapa tidak pulang?" tanya Jaehyun,

"Pa, apa kau mendengar ada seseorang yang sudah pergi meninggalkan rumah berbicara?" tanya Jaena, ia menatap Haechan.

"Tidak ada yang berbicara kok," balas Haechan. 

Naeun menatap Haechan sinis, 

"Aku menang, Seo Haechan," ucap Naeun. 

Kini pandangan Haechan dan Jaena langsung tertuju pada Naeun,  

"Oh ya tentu dengan berbagai cara yang kau gunakan itu bitch," ucap Jaena. Mendengar itu Haechan merasa bangga sendiri,

"Jaena! jaga ucapanmu," Jaehyun membentak putrinya, membuat Jaena menatap Jaehyun, hatinya sakit dibentak sedemikian rupa oleh Ayahnya sendiri padahal sebelumnya Jaehyun tidak pernah membentaknya, apalagi ini di depan umum. 

"Jaehyun! kau membentak anaknmu sendiri di depan umum, di depan selingkuhanmu sendiri. Tak punya hati?" tanya Haechan. 

Jaehyun menatap Jaena, ia melepaskan gandengan tangan Naeun, hendak menarik tangan Jaena untuk meminta maaf namun segera ditepis oleh bocah itu. Jaena menatap Jaehyun dengan mata yang sudah berkaca-kaca, 

"Jadi Daddy lebih membelanya ya? apa hargaku lebih rendah dari wanita murahan ini? fine! jangan pernah menemuiku lagi," ucap Jaena, ia pergi meninggalkan Jaehyun dan Naeun.

Haechan menatap Jaehyun, 

"Teruslah bersama wanita jalang itu hingga kau kehilangan anakmu Jeff," ucap Haechan sebelum dia pergi menyusul Jaena meninggalkan Jaehyun dan Naeun.

Jaehyun menggelengkan kepalanya, entah kenapa terasa pusing sekarang. 

"Dia anakmu, pasti akan kembali. Lagipula dia masih kecil, tidak mungkin kan dia hidup sendiri?" tanya Naeun sembari mengusap lengan Jaehyun. Pria itu hanya menganggukkan kepalanya. Entah kenapa dia merasa aneh dengan dirinya sendiri akhir-akhir ini, Naeun menarik pelan tangan Jaehyun dan mengajaknya ke toko selanjutnya. 

SUGAR DADDY (JAEHYUCK) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang