"Jae, jangan pergi," ucapan Haechan menghentikan langkah Jaehyun yang sedikit lagi sudah keluar dari pintu rumah, Jaehyun berbalik dan ditemukannya Haechan yang mengerucutkan bibirnya lucu sembari menatap ke lantai.
Jaehyun menghela nafas kemudian menghampiri Haechan dan memberikannya sebuah pelukan,
"Hanya akan sebentar baby.." Jaehyun mengusap kepala Haechan, si manis semakin menenggelamkan kepalanya di dada Jaehyun. Enam bulan ini Haechan menjadi manja dengan Jaehyun, tak mau jauh-jauh dengan Jaehyun bahkan menempeli pria itu kemanapun, namun hari ini Jaehyun harus melakukan misi ke luar negri dan lumayan berbahaya, Jaehyun tidak bisa membawa Haechan.
"Aku mau ikut.." rengeknya, Haechan bahkan sampai mendongak dan menatap Jaehyun dengan wajah memohonnya.
"Tidak bisa sayang, hanya sebentar, besok aku akan pulang," jawab Jaehyun.
Haechan semakin mengeratkan pelukannya seolah tak ingin berpisah dengan Jaehyun kemanapun pria itu pergi. Kepala Haechan menggeleng lemah, demi apapun Haechan tidak mau berpisah dengan Jaehyun, tak melihat wajahnya beberapa menit saja bisa membuat Haechan menangis karena merindukannya. Apa kabar jika ditinggal selama satu malam?!
"Aaaaaa tidak mauuu!" Haechan kembali merengek, bahkan sekarang Jaehyun menahan bokong Haechan karena suami manisnya itu memeluknya ala anak koala pada Ibunya dengan kepala yang menggeleng tidak setuju.
Johnny yang menjemput Jaehyun hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anaknya yang sedang hamil tua itu. Semakin tidak bisa dicegah saja,
"Hey, ada Jaena disini. Kau harus menemaninya bukan?" Jaehyun menatap Haechan, si manis tak bisa menjawab karena itu benar. Haechan masih harus menemani Jaena. Haechan menghembuskan nafas pasrah, ia perlahan turun dari gendongan Jaehyun. Matanya sembab dan wajahnya memerah karena menangis,
"Aku akan kembali secepatnya, aku janji." ucap Jaehyun, ia mengecup bibir Haechan sebelum akhirnya berjalan menuju ke mobil Johnny. Haechan hanya menatapnya sendu dari pintu, bahkan hingga mobil Johnny sudah meninggalkan tempatnya.
"Daddy akan baik-baik saja," Haechan mengusap perutnya yang sudah membesar dengan penuh sayang. Setelah itu Haechan masuk ke dalam rumah, Jaena masih ada les, dan anak itu akan pulang nanti jam tujuh malam, jadi Haechan merasa sepi sekarang.
Haechan menjadi sangat sensitif, entah pada bau, atau perasaannya yang mirip seperti anak perawan sedang pms. Kadang Haechan jadi heran sendiri, kenapa dia bisa bersikap semanja ini pada Jaehyun. Kata dokter itu wajar, bawaan bayi atau yang biasa disebut dengan 'ngidam'.
Baru juga Haechan mendudukkan pantatnya di sofa ruang tamu, ia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Ya sayang?"
"Apa Daddy baik-baik saja? kapan sampai?" tanya Haechan. Iya, dia menelfon Jaehyun yang berangkat bahkan belum ada lima menit yang lalu,
"Asta- aku tidak apa-apa baby. Aku baru berangkat beberapa menit yang lalu, bahkan belum sampai ke hanggar. Aku akan menghubungimu begitu sampai disana, oke?" mendengar suara Jaehyun saja sudah membuat Haechan kembali merindukannya,
"Hngg...iya..." hanya itu yang dikeluarkan oleh mulut Haechan, kemudian panggilan dimatikan oleh Jaehyun. Wajah Haechan terlihat murung,
"Arkghhh! aku merindukannya!" Haechan berteriak frustasi, dia mengambil bantal sofa lalu melemparnya asal ke depan.
"Menjemput Jaena sembari jalan-jalan malam saja kali ya?" Haechan bergumam, ia kini hanya memakai piyama kebesaran karena ia memakai milik Jaehyun untuk menutupi perut besarnya. Ya, lebih baik dia menghabiskan waktu dengan anak tirinya itu daripada menangis karena merindukan Jaehyun.

KAMU SEDANG MEMBACA
SUGAR DADDY (JAEHYUCK) (END)
Fanfiction"Apa yang kau lakukan?" "Ssstt...ada Papa-ku, diam," "Sshh.." -------------------------------------------------------------- Desclaimer: - Cerita ini mengandung unsur bxb - Tidak ada hubungannya dengan Sugar Daddy di lapak sebelah - 18+ - Action...