Megumi menarik selimut untuk menutupi bagian intimnya. Pemuda bersurai pink di depan Megumi bahkan tak berkedip karena terlalu shock. Mulutnya sedikit menganga, dan tak berkutik beberapa menit.
Sukuna yakin, jika ia tidak membuka suara. Megumi akan memasukkan jarinya ke dalam lubang rrr-Megumi. Bukankah seorang wanita yang biasanya melakukan itu?
"Jangan menatapku begitu tolol" umpat Megumi. Dalam hatinya Megumi berteriak frustasi, disaat seperti ini malah tertangkap basah oleh Sukuna.
"Kau yang tolol, coli di sekolah, di ruang UKS pula" Sukuna tidak bisa berkata-kata. Ingin sekali ia memotret Megumi dan menyebarkan aibnya, namun melihat wajah memerah seperti menahan sesuatu itu membuat Sukuna mengurung niat awalnya. Sukuna akui, Megumi tidak segan-segan membuat dirinya babak belur saat berkelahi, tapi selama ini ia tidak sadar tubuh Megumi putih dan halus untuk seorang pria.
Megumi memalingkan wajahnya, tak berani menoleh ke arah Sukuna. Ia mati kutu, dan sialnya vibrator itu masih berpesta di lubang Megumi. Sekuat tenaga ia menahan sensasi luar biasa dalam dirinya, Megumi meremat selimut, menggigit bibir bawahnya sembari menutupi mata dengan punggung lengannya.
Terkutuklah Megumi. Sukuna sama sekali enggan berpindah, iris red diamonds terus memperhatikan Megumi.
"Kenapa dia jadi begitu seksi ?!" Sukuna mengusap wajah frustasi. Megumi itu laki-laki, kenapa dia malah menikmati wajah erotis Megumi.
"Andai dia yang pakai vibratornya" batin Sukuna laknat. Lumayan lah bisa mengerjai Megumi, pikirnya. Sukuna mematikan benda itu, ia teringat bagaimana kalau Yuuji terangsang di kelas, bisa-bisa ada yang akan menerkam adiknya.
Megumi menghela napas panjang, akhirnya benda di dalamnya berhenti. Ia kembali duduk seperti biasa, menatap Sukuna kesal.
"Apa ? Seperti tidak pernah coli saja menatapku begitu"
"Kenapa jadi biasa lagi?" padahal dirinya belum puas melihat wajah Megumi. Aneh, kenapa Megumi bisa bersikap biasa dalam sekejap.
"Kau barusan mastrubasi ? mau mencolok itu mu kan ?"
"ITU APA ?" kalau sedikit saja Sukuna mendekat, Megumi akan memukul bibir seksi itu sampai membiru. Ia serasa sudah lenyap dalam lautan, perkataan Sukuna membuat telinga Megumi memerah. Yang di katakan Sukuna tidak salah, dia tidak cuma onani tadi. Namun Megumi hanya ingin mengeluarkan benda laknat dari lubangnya, tapi tidak salah juga menyebutnya mastrubasi.
Sukuna merasa ada kejanggalan disana. Semula Megumi meraung kini malah biasa saja, yah walaupun miliknya masih berdiri tegak. Raut kecewa tercetak jelas di wajah Sukuna.
"Oi kau pegang apa ?" Sukuna beralih menatap benda yang ia pegang. Sang pemuda bersurai gelap membelalakan mata tidak percaya, menelan ludah susah payah.
Tangan Megumi melesat ingin mengambil paksa remote di tangan Sukuna, namun sang empu malah menjauhkan benda itu. Mereka saling bertukar pandang, keduanya terdiam.
"Jangan-jangan..." batin keduanya.
Perasaan Megumi kini membuncah, bagaimana bisa remotenya jatuh ke tangan Sukuna. Jadi dari tadi bukan Yuuji yang mengusili Megumi, melainkan Sukuna. Dari sekian banyak orang di sekolah kenapa harus Sukuna, pikir Megumi.
Diam-diam jari Sukuna menekan benda di tangannya ke tahap maximal.
"Ahhh-" Megumi menutup mulutnya. Desahan Megumi terdengar jelas di gendang telinga Sukuna, dugaannya benar. Bukan Yuuji yang memakainya.
Megumi meringkuk tatkala vibrator di hidupkan kembali. Kalau Megumi terus menerus menampilkan wajah seksi begitu, Sukuna tidak tahan. Libidonya naik, bagian bawahnya juga mulai mengeras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence [SukuFushi] ✔
Fanfiction[Tamat] Rasa penasaran Megumi dan Yuuji tak disangka mendatangkan mala petaka bagi mereka berdua. Mengambil barang haram dari meja Gojo adalah kesalahan terbesar Yuuji, dan mencoba sebuah barang juga kesalahan terbesar dalam hidup Megumi. Megumi t...