Kegundahan

3.6K 419 51
                                    

Megumi mengerjap perlahan, mencoba duduk walaupun bagian bawahnya masih terasa perih. Ia menghela napas, mengingat kelakuan bodoh yang membuatnya terjebak dalam masalah.

Iris gelapnya melayangkan pandangan ke Maki yang duduk di lantai kamarnya.

"Kak Maki ? Bagaimana bisa ?" dirinya terkejut. Seingatnya ia masih berada di sekolah beberapa waktu lalu. Kini ia malah berada di kamar, di temani Maki yang sedang bermain ponsel.

"Oh sudah bangun ?" Maki bangun dari duduknya, berpindah ke tempat tidur Megumi.

"Tadi Sukuna mengantarmu pulang. Untung tidak ada ayah. Kalau tidak, bocah itu bakalan di cekik"

"Dia bilang apa?"

"Umn... kau jatuh dari tangga ?" Maki menopang dagu sembari mengingat perkataan adik kelasnya. Sukuna berbohong, sudah jelas mereka tadi melakukan sex di ruang UKS. Apa Sukuna juga sedang mempertahankan nama baik?

Megumi menunduk. Jantungnya berdegup kencang. Ia menarik kaosnya lalu menatap Maki.

"Megumi" netra kuning gelap itu melirik Megumi tajam.

"Kalau di bully Sukuna bilang saja, apa perlu aku memukul titit nya sampai lepas ?" Maki terkekeh. Gadis itu cuma mencemaskan adik kecilnya. Maki tau perihal pertengkaran Megumi dan Sukuna.

Megumi menggeleng cepat. "Aku memang jatuh karena tangganya licin, aku juga tidak menyangka dia mau mengantar pulang" Maki hanya ber oh ria, lalu berdiri. Maki melangkahkan kakinya keluar, membiarkan adiknya beristirahat.

"Kak" Maki berbalik saat di panggil.

"Tidak jadi" Ia menarik kalimatnya lalu berbaring, melanjutkan tidur untuk memulihkan tenaga. Semoga saja besok ia tidak bertemu Sukuna dulu. Tapi ia lupa kalau ia dan Sukuna masih satu kelas.

Sehabis jam makan malam, Megumi memutuskan untuk membersihkan diri.

"Dia sampai melakukan ini" ia terpaku saat berdiri di depan cermin. Megumi mengusap kissmark yang Sukuna tinggalkan di tubuhnya. Sebegitu bernafsu kah Sukuna waktu itu? Megumi masih tak habis pikir pasal kejadian tadi siang.

.
.

"Yuuji"

"Yuuji" di panggilan kedua ia masih di hiraukan.

"YUUJI !" Sukuna kesal, yang di panggili tak menyahut. Sukuna dan Yuuji tengah asik menonton televisi di ruang keluarga setelah makan malam.

"Jangan berteriak, aku tidak tuli bodoh" balas Yuuji tak terima.

"Ngapain gembel ini ke rumah ?" Sukuna menatap sinis Gojo yang bermanja ria tidur di paha Yuuji. Dirinya bagai kamera dokumentasi yang melihat adiknya dan guru mesumnya bermesraan di rumah. Sebenarnya Sukuna sudah terbiasa akan hal itu, tapi kali ini entah kenapa ia merasa jengkel.

"Iri bilang jomblo" ledek Gojo. Sukuna sangat ingin memukul pria berambut putih itu, sudah menjadi rutinitas bagi Yuuji mendengar Sukuna dan Gojo berkelahi di rumah.

"Cari pacar sana, biar bisa mesra-mesra gini" Gojo secara sengaja memonyongkan bibir lalu mengarahkan ke pipi Yuuji, memeluk leher Yuuji yang hanya bisa menghela napas pasrah. Ia menjahili Sukuna agar membuatnya iri. Kalau Yuuji masih ada di sekitar Gojo ia tak bisa memukul gurunya. Pasti Gojo akan berlindung di balik badan Yuuji sambil terus mengejek Sukuna.

"Pedo sinting"

Yuuji bangkit, tak berapa lama Sukuna langsung menerjang Gojo dan memukulinya. Yuuji cemas, dari siang Megumi tidak dapat di hubungi. Pulang sekolah Gojo terus mengikutinya, ia jadi tidak tau bagaimana kondisi sahabatnya saat ini.

Limerence [SukuFushi] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang