Ayah

2.6K 379 90
                                    

⚠ Peringatan chap ini mengandung spoiler, salah satu character yang belum muncul di anime. Saya tidak akan membeberkan sikap atau powernya seperti aslinya (dalam manga) jadi masih bisa di nikmati tanpa terkena spoiler jalan cerita Jujutsu Kaisen yang sebenarnya.
.
.

Megumi baru kembali dari minimarket terdekat, Maki menyuruhnya membeli beberapa bahan makanan. Sebenarnya Maki bukanlah kakak kandung Megumi. Gadis itu tinggal sementara di rumahnya, ia kabur dari rumah dengan alasan ingin mencari jati diri. Megumi tak mengerti maksudnya, yang penting ia tidak sendirian saat sang ayah sibuk bekerja.

Megumi melewati sebuah jembatan penyeberangan, tak banyak orang yang berlalu lalang. Jam belum menunjukkan waktu tidur, ia merasa malam kali ini sedikit lebih sepi dari biasanya. Angin malam semakin menggelitik kulit, Megumi mempercepat langkah menuju rumah. Matanya menangkap gerak-gerik aneh di bawah jembatan. Seorang gadis tengah di pukuli, Megumi berlari tergesa-gesa menghampiri tempat kejadian.

"Oi apa yang kalian lakukan !" teriak Megumi. Megumi melompat dan menendang dada salah seorang yang memukuli si gadis. Belum sempat melawan lagi mereka sudah lari terbirit-birit, ternyata hanya orang bodoh yang sok jago.

"Kau tidak apa ?" tanya Megumi khawatir, si gadis menoleh. Ada luka lebam di bibirnya, Megumi yakin pasti orang ini di hajar cukup keras. Ia mengangguk, menampilkan senyum sedikit menyeramkan bagi Megumi. Iris merah gelap yang hampir mirip dengan Sukuna.

"Siapa namamu ?" bukannya menjawab ia malah bertanya balik.

"Fushiguro Megumi" balas Megumi. Ia tertawa kecil setelahnya. Megumi tidak mengerti kenapa gadis itu tertawa. Tak lama kemudian ia kembali diam, menjabat tangan Megumi.

"Salam kenal aku Asami Eri" ucapnya memperkenalkan diri. Senyuman yang semula aneh kini menjadi hangat, orang yang cukup unik di menurut Megumi.

Setelah pembicaraan mereka usai Megumi meninggalkan Asami sendirian. Asami bilang tidak perlu mencemaskan dirinya, di awal Megumi ragu, tapi ia lebih memilih untuk mengiyakan lalu pergi menjauh.

Sukuna turun dari tangga jembatan penyebrangan, baru saja ia mendengar suara teriakan Megumi dari jauh. Namun nihil, setelah mendatangi asal suara, orang yang di cari tak ada. Ia berdecih kala keinginannya tak terwujud untuk mendapati Megumi di lokasi. Sukuna melanjutkan langkahnya, bahunya tak sengaja menabrak seorang gadis. Seorang gadis yang berjalan sempoyongan, mengenakan hoodie hitam dan celana hitam panjang.

"Hahahaha" gadis itu tertawa seperti orang gila. Wajahnya sangat bahagia, Sukuna sedikit memberi jarak. Ia merinding mendengar tawa menyeramkan si gadis. Tak sengaja pandangan mereka bertemu, mata gadis itu sedikit mirip dengannya.

"Jam segini ada orang sinting lepas, bikin takut saja" Sukuna mengusap bahu kirinya, mencoba menghilangkan rasa merinding yang menyapa. Gadis itu berjalan menjauh, Sukuna terus memperhatikan dari jauh. Ia berharap tak di pertemukan dengan gadis itu lagi.

.
.

Setelah selesai berbelanja Megumi membantu ayahnya memasak. Kali ini sang ayah pulang lebih cepat dari biasanya, jarang-jarang ia bisa menghabiskan waktu dengan sang ayah yang super sibuk. Ayahnya tak selalu berada di rumah, hanya beberapa kesempatan Megumi bisa bertemu. Ayahnya lebih sering bekerja di luar kota, membuat Megumi dan sang ayah jarang memiliki waktu bersama.

Tangan Megumi lihai memotong beberapa bahan makanan, sedangkan sang ayah merebus bahan-bahan untuk sup. Sejak ibunya meninggal, Megumi akan memasak malam malam sendirian, tapi jika ada ayahnya mereka akan masak makan malam berdua.

Limerence [SukuFushi] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang