Megumi sedang fokus berkutat dengan tugasnya, hari ini ia tidak bisa kemana-mana karena tugas yang begitu menumpuk. Pintu kamarnya di ketuk pelan, Megumi menghentikan pekerjaannya lalu menghampiri daun pintu.
"Paket mu datang" saat Megumi membuka pintu, sebuah kotak langsung di sodorkan Maki ke arahnya. Alisnya bertaut, sejak kapan ia memesan barang online, seingatnya ia tidak memesan apapun belakangan ini.
Maki meninggalkan Megumi sendirian. Belum sempat bertanya malah pergi, Megumi memperhatikan kotak itu, ternyata nama akun yang tertera adalah nama kekasihnya.
"Punya Sukuna ? Kenapa mengirimkan ke alamat ku ?" monolognya. Dari pada ambil pusing, Megumi meletakkan kotak itu di tasnya, Megumi akan memberikannya pada Sukuna besok.
.
.Sukuna dan Megumi masuk ke dalam rumah keluarga Itadori. Pada saat akan memberi paket, Sukuna menyuruhnya membahas ketika pulang sekolah saja, Sukuna juga mengajak Megumi ke rumahnya. Megumi tidak tau mengapa, yang penting paketnya sudah di sampaikan.
Setelah Megumi melepaskan sepatu, ia merasakan helaan napas tepat di belakang tengkuknya. Saat ingin berbalik, tubuhnya di peluk posesif dari belakang. Sukuna terus mengecupi tengkuk Megumi tanpa mengatakan apapun.
"Geli" ucap Megumi menahan erangannya. Megumi tidak tau kenapa Sukuna seperti itu, padahal biasanya kalau ingin bermanja juga banyak bicara, tapi kali ini sedikit berbeda.
Bukannya menjawab, Sukuna malah menggendong Megumi layaknya seorang pengantin, dengan cepat si surai jabrik mengalungkan tangannya di leher Sukuna. Pipinya merona, Megumi masih tidak terbiasa di perlakukan begitu. Sukuna membawa Megumi ke kamarnya, meninggalkan tas mereka tergeletak di depan pintu, tak lupa ia membawa paket miliknya yang masih di pegang Megumi.
Sang dominan membaringkan Megumi di tempat tidurnya. Sukuna gencar menciummi bibir kesukaannya, Megumi bingung, kenapa Sukuna tiba-tiba bersikap begini, walaupun mereka sudah jadi sepasang kekasih tapi ia yakin ada sesuatu yang membuat Sukuna begitu bernafsu.
"Hmphh"
Megumi kesulitan mengimbangi permainan lidah mereka, Sukuna membuatnya kewalahan, ia mulai kehabisan napasnya. Megumi memukul bahu Sukuna, menitah si surai merah muda menyelesaikan ciuman mereka.
"Kau kenapa ?" tanya Megumi tanpa basa-basi. Sukuna menatap Megumi datar, tatapan Sukuna agak menyeramkan menurutnya. Megumi menghela napasnya, lalu mengecup bibir kekasihnya sebentar.
"Ada masalah hm ?" Sukuna tidak menjawab. Ia hanya menatap iris biru gelap itu dalam.
"Aku mau pinjam toilet dulu, jangan menatapku begitu. Nanti mukamu makin menyeramkan" Megumi beranjak meninggalkan Sukuna yang masih terdiam. Ia tidak mengerti apa yang terjadi pada Sukuna, dia menyebalkan dan berisik kalau di dekat Megumi, tapi kalau Sukuna diam saja berarti dunia sedang tidak baik-baik saja.
"Dia kenapa ? Sedang badmood ?" Megumi bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Ia mencoba lebih peka dengan masalah apa yang di alami kekasihnya. Tindakan Sukuna itu sulit di tebak, ia malah semakin kebingungan sendiri.
Setelah keluar dari toilet Megumi kembali ke kamar Sukuna, tak ada orang di sana, cuma ada kotak paket yang sudah terbuka. Megumi mendekat ke tempat tidur, ia penasaran apa isi dari kotak tersebut.
"Kosong, mungkin sudah di am—"
"Mencari ini ?" Megumi terbelalak kala isi kotak tersebut di tunjukkan tepat di depan matanya. Apa Megumi tidak salah lihat, jadi sebuah buttplug mirip ekor rubah berwarna hitam yang ada di dalam kotak tersebut.
"Sukuna ?" tanya Megumi dengan nada ketir. Sukuna menarik sudut bibirnya, lalu kembali menindih Megumi. Sukuna melucuti pakaian Megumi tanpa ampun. Mulutnya sibuk memanjakan lidah Megumi, sedangkan sang submisif menerima perlakuan Sukuna dengan perasaan cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence [SukuFushi] ✔
Fanfic[Tamat] Rasa penasaran Megumi dan Yuuji tak disangka mendatangkan mala petaka bagi mereka berdua. Mengambil barang haram dari meja Gojo adalah kesalahan terbesar Yuuji, dan mencoba sebuah barang juga kesalahan terbesar dalam hidup Megumi. Megumi t...