Sedikit Menepi

2.8K 401 31
                                    

Kelas musik sebentar lagi akan di mulai. Para murid sibuk mencari kursi untuk tempat duduk. Ruangan yang di penuhi alat musik itu terus di isi beberapa murid. Sukuna berdiri di dekat pintu masuk, menilik keadaan sekitar ruangan, ia tengah menghitung berapa murid yang ada disana. Satu orang yang ia pikir membenci dirinya belum datang, mungkin pemuda itu sedikit terlambat.

Sudah hampir seminggu mereka tak saling bicara. Guru pun sempat bertanya-tanya, biasa Sukuna yang akan memulai perkelahian, namun beberapa hari belakangan pemuda bermarga Itadori tak bicara. Sukuna tak seperti dirinya, bahkan ia tidak terlihat dengan Mahito lagi. Padahal biasanya mereka akan melakukan kenakalan bersama.

"Sensei aku izin ke UKS" izinnya pada guru, Sukuna keluar dari ruangan. Tak lama Megumi masuk, tentu ia melihat Sukuna baru saja keluar kelas. Mau kemana orang itu saat jam pelajaran akan di mulai. Kapan ia akan berhenti bersikap tidak sopan.

"Fushiguro sini" seru seseorang. Orang itu mempersilahkan Megumi duduk di kursi kosong yang tersisa.

"Pas sekali kau datang, kursinya tinggal satu" Megumi hanya mengangguk, dan pelajaran pun di mulai tanpa Sukuna disana.

.
.

Sukuna membaringkan diri di tempat tidur UKS. Ia memejamkan mata sembari mengingat wajah Megumi. Di ruangan yang sama mereka pernah melakukan hal tak senonoh. Bahkan setelah memikirkannya lagi, Sukuna tidak habis pikir dengan tingkahnya. Bagaimana bisa birahinya naik kala Megumi mendesah di depannya.

"Dia laki-laki mana mungkin aku menyukainya" Sukuna menutup mata dengan punggung tangannya, menghela napas panjang beberapa kali. Kepalanya pusing memikirkan hal yang tak ada jawabannya.

"Keliatannya banyak masalah" ujar seseorang. Sukuna terkejut, kemudian tirai di sebelahnya tergeser. Menampakkan pria bersurai putih, netra biru langitnya menatap Sukuna tajam.

"Yo" Sukuna paham, jika Gojo menemuinya disaat seperti ini pasti ada yang ia ingin bicarakan. Dengan santainya Gojo duduk di ujung ranjang UKS Sukuna, menopang dagunya dengan satu tangan.

"Mau aku yang bicara atau mengaku lebih dulu?" tawar Gojo. Alis Sukuna bertaut tak suka, cuma Gojo yang berani turun tangan perihal masalah Sukuna dan Megumi. Mengingat ayah Megumi di takuti beberapa guru, orang itu tak segan-segan memukul guru walaupun anaknya yang bersalah. Tipe ayah yang sedikit overprotective dan membela sang anak, beberapa ayah pasti begitu.

"Kau sudah tau ?"

"Tentu, aku ini orang hebat" jawabnya sombong.

"Kau tau dari mana ?" Sukuna membalas tatapan Gojo dingin. Gojo tidak menyangka anak itu akan lebih tenang, ia kira Sukuna akan marah ketika ia akan bertanya.

"Aku tidak tau apa yang terjadi tapi semua orang mencemaskan Megumi. Apa yang kau lakukan padanya ? Maki bilang, terakhir kali kau mengantarkan Megumi pulang dan perang dingin dimulai" Sukuna duduk, menarik dan menekuk lutut kirinya lalu menggantung lengan disana. Pemuda bersurai pink tampak sedikit frustasi, ia mengusap belakang kepala lalu mendesah kesal.

"Aku memperkosa Megumi" Gojo tak dapat berkutik. Pernyataan Sukuna menampar keras dirinya, ia berpikir bagaimana jika ayah Megumi tau, bisa-bisa Sukuna dikuliti dan dijual ke pasar loak. Itu bukan perumpamaan berlebihan, namun ayah Megumi benar-benar kejam dan menakutkan.

"Kau tau apa yang barusan kau bilang ?"

"Aku bukan orang idiot. Aku melakukannya secara sadar tapi itu tidak sengaja. Maksudku, tidak didasari keinginan Fushiguro" Sukuna memilih untuk jujur, ia tidak berusaha mengelak, memang semua itu juga kesalahannya. Ia juga tak berniat membela diri, lebih baik jujur ketimbang terlibat masalah lebih banyak.

Limerence [SukuFushi] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang