Di Renggut Tak Tersisa

1.5K 224 58
                                    

Kedua iris merah gelap saling beradu pandang, sejak kepergian Megumi untuk mengambil ponsel yang tertinggal di mobil, kedua orang berbeda lawan jenis itu mengeluarkan aura negatifnya. Dengan baik hati Asami mengundang Sukuna masuk ke dalam apartemennya, padahal yang semula di ajak adalah Megumi seorang.

"Berhentilah bermain-main" ujar si pemuda dingin. Bukannya mengiyakan, Asami malah tertawa ke arah Sukuna, gadis bersurai lilac tersebut mengeluarkan ponselnya.

"Aku yang harusnya bilang begitu, Megumi harus jadi milikku seorang"

"Kau gila ? Aku tau semua akalan busukmu. Berhenti menyakiti Fushiguro, aku tau kau mengundangnya untuk berbuat jahat lagi" tak ada raut ketir di sana, ucapan Sukuna sama sekali tak di gubris. Asami membuka ikat rambutnya, mengusak surainya kasar seraya menatap Sukuna nyalang.

"Kau tau ? Tujuanku kali ini bukan Megumi" Sukuna tertegun. Iris yang hampir serupa dengannya menampakkan atensi gelapnya, perasaan Sukuna jadi tak enak. Apalagi yang gadis itu rencanakan kali ini.

"Putra satu-satunya keluarga Ryoumen, anak yang selalu hidup bergelimang harta. Membenci ayahnya sampai menato dirinya karena ke egoisan, sering berulah di manapun. Dan terbiasa dengan kehidupan kasar" Sukuna mengepal tangannya, apalagi maksud dari ucapan Asami. Apa selama ini gadis itu memata-matai dirinya, bahkan rahasianya juga di ungkap.

"Terdengar orang yang kuat ya" Asami tersenyum lebar ke arah Sukuna. Tidak, senyuman itu bukanlah senyuman manis, melainkan senyum menyeramkan yang membuat bulu kuduk bergidik ngeri.

"Bagaimana kalau aku berhasil menyakiti bocah itu ?"

"Berhenti berkata omong kosong, apa yang kau inginkan" ujarnya dengan nada mengintimidasi. Sukuna sudah tak tahan lagi, perkataan aneh yang keluar dari bibir Asami semakin membuat perasaannya membuncah.

"Pfft tenanglah, oh atau aku harus memberitahumu sesuatu ?"

"Hari ini adalah jadwal check up nyonya Ryomen, dan ku tebak ia sedang tertidur pulas di rumah sakit" jari lentiknya merayap turun sembari membuka kancing bajunya. Sukuna mengernyitkan alis bingung, apalagi yang hendak gadis aneh itu lakukan.

"Bagaimana kau bisa tau?"

"Wanita tua itu akan ku buat mati jika kau tak mau melepas Megumiku. Aku yakin sekarang dia sudah hampir mati" netra si surai merah jambu melotot tak percaya, kenapa malah ibunya yang jadi target kegilaan Asami.

"APA YANG KAU LAKUKAN" tanpa sadar Sukuna menarik dan meremat kerah gadis di depannya. Asami sama sekali tak terlihat goyah, wajah angkuhnya masih menjadi lawan tuturan Sukuna. Sukuna sudah naik pitam, napasnya memburu, sayangnya Asami adalah seorang wanita. Sukuna masih paham betul bagaimana cara menghargai lawan jenisnya.

Sudut bibir itu di naikkan, lalu mencumbu pemuda di depannya. Sukuna kaget, jarak yang semula sudah dekat kini tak ada lagi. Asami terus mencium bibir Sukuna tanpa ada persetujuan dari sang empu. Kenapa tiba-tiba saja Asami mencium bibirnya.

"Sukuna apa yang kau lakukan" ucapan Asami membuatnya linglung, padahal baru saja Asami lah yang menciumnya terlebih dahulu. Tangan mulus Asami menampar kuat Sukuna, kemudian mendorong tubuh sang pemuda agar menjauh. Gadis itu mundur dan berlari menghampiri seorang pemuda yang mematung di depan pintu.

"Fushiguro tolong aku, Itadori mau memperkosaku" Asami bersembunyi di balik tubuh Megumi. Megumi tak dapat berkutik, kejadian barusan menampar habis dirinya. Apa barusan Megumi tak salah dengar, belum sempat di maafkan kini Sukuna malah berusaha meniduri orang lain.

"Ku pikir kau sudah berubah, ternyata kau memang manusia egois yang menjijikkan" Megumi menatap nyalang ke arah Sukuna. Amarah menyelimuti dirinya, hatinya terasa sakit dan kecewa.

Limerence [SukuFushi] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang