Belum Kehilangan Asa

1.6K 256 25
                                    

"Megumi, kenapa kau kemari ?" seorang gadis mengenakan hoodie hitam dan masker mendekati Megumi. Tangan kecil itu terbentang seolah ingin mendekap Megumi dalam pelukannya.

"Kau mau mencari Itadori ?!" Megumi tersentak saat gadis itu berteriak ke arahnya. Suara menyeramkan sang gadis membuat Megumi waspada, siluet yang tak asing di indra penglihatannya, tapi Megumi tidak bisa melihat jelas siapa dia.

"Apa kurangnya diriku ? Aku menyiapkan mereka untuk menangkapmu Megumi, ayo kita pulang"

"Aku tidak mengenalmu, kenapa kau mengincarku" Megumi memegangi kepalanya. Pandangannya semakin mengabur, kepalanya begitu berdenyut, ia tidak fokus, Megumi berusaha mempertahankan kesadarannya.

"Fushiguro ! Kau di mana !" teriak seseorang dari jauh. Gadis itu berdecak kesal, lalu meninggalkan Megumi begitu saja. Suara yang Megumi kenal, ia tak menyangka malah pemuda yang ia hindari datang untuk menjemputnya.

Sepasang kaki terus berlari kencang, tak peduli sejauh apa ia melangkah, isi kepalanya kini cuma di penuhi pemuda bersurai hitam. Napasnya memburu kala ia sampai di lokasi, isi pesannya benar. Ada Megumi dan beberapa orang yang sudah tergeletak tak berdaya.

"Kau kacau sekali" tutur Megumi. Sukuna langsung mendekati pemuda itu, untung saja ia belum terlambat. Wajah Megumi di penuhi darah, entah mengapa hatinya teriris ketika melihat itu, padahal biasanya ia akan senang jika Megumi tumbang duluan.

"Harusnya kau bilang pada dirimu sendiri" Megumi jatuh terduduk, tubuhnya sudah tak tahan menopang diri sendiri. Dengan cepat Sukuna meraih pemuda yang lebih kurus darinya, matanya tak suka menangkap pemandangan menyedihkan Megumi.

"Bisa kuserahkan semua padamu ?" tanya Megumi sembari tertawa kecil.

"Tentu tidak gratis"

"Akan kubayar nanti" setelah mengatakan itu Megumi memejamkan matanya dalam dekapan Sukuna. Megumi tertidur, tubuhnya terlalu letih untuk bertahan, sekarang ia bisa bernapas lega kala rivalnya hadir di sana. Sukuna mengeratkan pelukannya, ia sangat tak senang menatap wajah Megumi yang di penuhi luka.

"Keparat mana yang berani melakukan ini" tatapan membunuh di layangkan pada orang-orang yang tergeletak di tanah. Dengan hati-hati tangannya menidurkan Megumi seraya memberi kemejanya sebagai alas untuk di jadikan bantal.

Sukuna bangkit, lalu menarik kerah salah seorang yang masih setengah sadar. Ia menampari agar pemuda itu bangun, ia kira hari ini akan berjalan baik, namun tak berselang lama semuanya runtuh.

"Katakan siapa yang menyuruhmu" pemuda itu terlihat menahan sakit, sudut bibirnya lebam dan mata kirinya bengkak.

"Katakan sebelum aku mematahkan tulangmu" pemuda itu bergidik ngeri, cahaya mata sang iris merah amat sangat menunjukkan keseriusannya.

"K-kami di suruh seorang gadis, aku tidak tau siapa tapi rambutnya berwarna ungu" Sukuna terbelalak, ia menatap Megumi sebentar kemudian menggeram kesal. Tidakkah gadis itu sangat membahayakan Megumi, memang saat ini ia tak tau tujuannya apa, tapi kalau terus begini bisa-bisa nyawa Megumi yang jadi taruhannya.

Sukuna melepaskan kerah pemuda itu, lalu menginjak perutnya, kalau saja Megumi tidak dalam keadaan seperti sekarang mungkin Sukuna akan menguliti mereka satu persatu. Sukuna menggendong tubuh Megumi, ia menatap lekat wajah kelelahan rivalnya. Sukuna tidak tega, kini hatinya telah melembut, Megumi sudah meluluhlantakkan perasaan Sukuna. Bisa apa dirinya jika sudah terselimuti detikan kalbu pada pemilik iris biru gelap tersebut.

.
.

Yuuji dan Satoru duduk di pinggiran ranjang Sukuna. Setelah mendapat kabar Megumi sudah dibawa ke rumah, mereka berdua bergegas menemui Megumi dan Sukuna. Uraume mengatakan kalau sang tuan muda pulang ke rumah sambil menggendong seorang pemuda yang  tak di kenal.

Limerence [SukuFushi] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang