Sukuna baru membuka matanya, ia mengerjap perlahan, membiasakan cahaya matahari masuk ke retinanya. Ia sudah bebas dari tugas mulai hari ini, yah walaupun masih banyak tugas yang belum di selesaikan, setidaknya tak ada lagi tambahan tugas. Kaki nya melangkah gontai menuju kamar mandi, matahari belum naik sepenuhnya tapi pemuda bersurai merah jambu tersebut tampak bersemangat menjalani hari ini.
Sukuna membasuh wajahnya, lalu menyikat gigi. Senyum cerah terpampang jelas tatkala otaknya merekam jelas kalimat Yuuji tadi malam. Mereka akan menjemput Satoru dan Megumi hari ini, sebenarnya mereka sudah sampai tadi malam, tapi Satoru bilang untuk bertemu ketika matahari sudah menampakkan diri saja.
Seusai dari kamar mandi, ia memilih pakaian yang pas dan modis untuk di kenakan, dirinya harus tampil bagus dan menawan hari ini. Ia memilih memakai kaos maroon, kemeja putih yang tak di kancing dan celana selutut berwarna putih. Ia mengambil sedikit pomade lalu mengusapkannya di rambut.
"Tumben bangun cepat, udah rapi lagi. Pake pomade segala" Yuuji baru datang sambil menggaruk perutnya, dengan rambut berantakan dan wajah ciri khas orang bangun tidur.
"Katanya mau jemput Gojo" Yuuji mengernyitkan dahinya, kerasukan apa Sukuna sekarang.
"Oooohh karena Megumi ya" Yuuji mengangguk lalu tersenyum jahil ke kakaknya. Ia ingat tadi malam Sukuna kelepasan mengatakan isi hatinya, setelah mengatakan itu ia terdiam lalu masuk ke kamar tanpa mengatakan apapun.
"Diam atau ku sobek mulutmu"
"Sudah jujur ke dia belum ?" tanya Yuuji penasaran. Yuuji heran, bagaimana bisa Sukuna menaruh hati pada rival utamanya di sekolah.
"Kurasa aku tak pantas bersanding dengannya" Sukuna tertawa renyah, Yuuji tak paham kenapa wajah sendu yang jadi penjawab pertanyaannya.
"Ganti baju sana" Sukuna meninggalkan Yuuji di kamar sendirian, seharusnya Yuuji juga di beri kamar khusus untuk dirinya. Namun pemuda itu memilih untuk tidur di kamar Sukuna. Ruangan itu terlalu luas untuk di tempati sendiri, Yuuji merasa tidak enak dan tak terbiasa, jadi diam-diam ia masuk ke kamar Sukuna saat tengah malam, sang pemilik kamar juga tidak merasa risih karena kasurnya juga muat untuk di tempati berdua bahkan mungkin tiga orang.
.
."AKU TIDAK MAU !"
Yuuji terbelalak kaget kala suara bass itu menggema di seluruh rumah. Ia baru saja keluar dari kamar, teriakan nyaring Sukuna menyambutnya kala ia mendorong daun pintu. Yuuji berlari menghampiri asal suara, walaupun Sukuna sudah tinggal lama di rumah ini belum tentu akan ada orang yang bisa menahannya selain Yuuji.
Ketika ia sampai, dirinya menjumpai Sukuna dan beberapa pelayan. Ada pecahan gelas dan cairan berwarna oranye, sepertinya itu jus jeruk yang di sediakan untuk sang tuan muda. Yuuji mendekati Sukuna, tangan kiri si iris red diamond terlihat meneteskan darah.
"Apa yang terjadi ?" tanya Yuuji pada seorang pelayan bersurai putih sedikit warna plum di belakangnya. Tatapannya begitu dingin, sedangkan sang tuan muda sangat tersulut emosi.
"Hari ini Sukuna-sama harus menemui tunangannya" balasnya dengan nada datar.
"T-tunangan ?" ucap Yuuji memastikan. Orang itu mengangguk, Yuuji tak tau menahu tentang ini. Sukuna tak pernah cerita sedikit pun tentang dirinya.
"Dia bukan tunanganku, Uraume. Kau tidak lihat tubuhku di penuhi tato. Apa si tua bangka itu tak merasa malu punya anak seperti ku ?!" ucap Sukuna kalap. Yuuji tak pernah melihat Sukuna semarah ini, walaupun biasanya Sukuna akan memukul dan bertingkah sesukanya tapi tidak pernah Yuuji melihat wajah marah saudara kembarnya.
"Sukuna tenanglah" Yuuji menahan lengan kakaknya. Yuuji bingung, ia orang baru di rumah ini. Ia jadi bimbang harus berbuat apa.
"Kau lupa perjanjiannya ?" Sukuna tertegun. Dirinya bungkam dalam sekejap, matanya melotot tak percaya. Inilah yang paling ia hindari ketika menginjakkan kakinya kembali ke rumah. Masalah keluarga yang tak ada habisnya, percuma ia memiliki segalanya jikalau hidupnya sudah di atur layak burung dalam sangkar.
![](https://img.wattpad.com/cover/269882228-288-k525067.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence [SukuFushi] ✔
Fanfiction[Tamat] Rasa penasaran Megumi dan Yuuji tak disangka mendatangkan mala petaka bagi mereka berdua. Mengambil barang haram dari meja Gojo adalah kesalahan terbesar Yuuji, dan mencoba sebuah barang juga kesalahan terbesar dalam hidup Megumi. Megumi t...