Cinta Tanpa Syarat Tuan Xiao [2]

205

Apakah Anda Pikir Saya Mati?

...

Jian Jian! Bisakah dia berhenti memicu Xiao?! Ye Qiao ingin menjahit mulutnya di tempat!

"Anak kecil, apakah menurutmu aku terlihat seperti lintah darat?" Xiao sangat ingin memukulinya. Dia meremas tinju Sun Jian dengan keras ke titik di mana Sun Jian terus terengah-engah kesakitan!

Nah, dengan tampangnya yang galak, dia memang terlihat seperti lintah darat yang datang untuk menagih hutang!

Ye Qiao cemberut diam-diam. Mengapa seseorang memakai kacamata hitam saat larut malam? Namun, sejauh yang dia mengerti, mereka memakai kacamata hitam bukan untuk menjadi keren tapi untuk menyembunyikan penampilan dan ekspresi mereka.

"Lintah darat apa?! Sun Jian! Kamu benar-benar idiot! Cepat minta maaf pada kakak iparmu!" Kata Ye Qiao dengan cepat saat dia menatap Sun Jian. Dia takut Xiao akan menghancurkan tinjunya!

Dia benar-benar mencari kematian!

Jika mereka bukan teman masa kecil, dia tidak akan terlalu peduli dengan kematiannya!

"Xiao, dia gagal mengenali orang yang hebat, jangan ganggu dia!" Dia takut Sun Jian akan memicunya lagi, jadi dia dengan cepat jatuh ke pelukan Lu Beixiao dan berkata dengan penuh kasih.

Tampaknya Qiao yang dingin dan dominan telah menjadi kucing yang berperilaku baik di pelukan Lu Beixiao. Oleh karena itu, Sun Jian harus percaya bahwa Ye Qiao punya masalah dengan pria ini!

Kenapa dia tidak memberitahunya tentang itu sebelumnya?! Itu sangat tiba-tiba sehingga dia tidak bisa menerimanya!!

Untungnya, Xiao tampaknya mau mendengarkan istrinya di depan orang lain. Akhirnya, dia melonggarkan cengkeramannya pada tinju Sun Jian.

Sun Jian dengan cepat menggosok lengannya yang sakit dan mati rasa. Dia menyeringai meskipun dia terlihat tidak bahagia.

"Anak kecil, demi Ye Qiao, aku akan membiarkanmu pergi malam ini! Jangan berani-berani menggoda gadisku lagi!" Lu Beixiao memperingatkan dengan dingin.

"Xiao, tolong jangan salah paham. Dia adalah tetangga yang saya sebutkan sebelumnya. Orang yang memiliki lendir di sekitar wajahnya sepanjang waktu dan terus mengikutiku!" Ye Qiao memeluk pinggang Lu Beixiao dan berkata dengan cepat.

"Qiao, kamu-" Dia setahun lebih tua darinya, jadi dia adalah kakak laki-lakinya! Orang yang memiliki lendir di sekitar wajah mereka adalah dia! Dia adalah orang yang telah mengikutinya berkeliling!

Mata Sun Jian melebar karena marah, dan dia memutar matanya sejauh mungkin!

"Apa?! Bocah kecil! Cepat dan sapa kakak iparmu sekarang!" Ye Qiao mengangkat suaranya.

"Saya menolak!" Sun Jian sangat marah sehingga dia bisa merasakan dirinya sendiri lagi.

Ye Qiao melepaskan Lu Beixiao dan maju dua langkah. Dia meraih helmnya dan memukul punggungnya!

"Panggil dia sekarang! Jika Anda menolak untuk memanggilnya saudara ipar Anda, saya akan membunuh Anda, bajingan kecil! Apakah Anda tahu siapa saudara ipar Anda? Merupakan kehormatan bagi Anda bahwa dia adalah saudara ipar Anda! Jika Anda tidak dapat mengenali orang yang hebat, bagaimana Anda akan memiliki masa depan yang cerah?" Ye Qiao mengejar Sun Jian dan terus memukulnya, seperti seorang kakak perempuan yang memukul adik laki-lakinya.

Sementara itu, Lu Beixiao berdiri di samping dan menonton, tanpa mengatakan apapun.

Sun Jian bersembunyi di dalam bar, dan Ye Qiao akhirnya merasa lega. Dia menghela nafas dan berbalik dengan marah.

Ketika dia berbalik, dia melihat pria yang mengenakan seragamnya, berdiri tidak terlalu jauh. Dia benar-benar kagum padanya. Sebelumnya, dia fokus pada pengendalian kerusakan, jadi dia tidak punya waktu untuk melihatnya dengan baik.

Sudah lama sekali dia tidak mengenakan baret hitam.

Betapa hidup! Jantungnya sedang bergolak saat lencana di pundaknya terpantul di bawah lampu.

Ada pentagram yang ditambahkan ke lencananya. Apakah itu berarti dia dikreditkan dalam beberapa hari terakhir?

Kacamata hitam itu mungkin menyembunyikan ekspresinya, tapi dia masih bisa merasakan kecemburuannya!

"Xiao! Orang bodoh itu memang seperti itu. Tidak ada apa-apa di antara kita!" Ye Qiao menjelaskan sambil tersenyum. "Xiao, kamu sangat tampan!" Dia menatapnya dengan obsesif.

Dia masih bersikap sangat dingin, dia mengangkat sudut bibirnya dan berkata dengan kesal, "Jika tidak ada apa-apa di antara kalian berdua, mengapa kamu memintanya untuk menjagamu? Sayang, apa menurutmu aku sudah mati? Hah?"