Cinta Tanpa Syarat Tuan Xiao [2]

392

Bagaimana Anda Bisa Memasang Cincin Di Tangan Seseorang Tanpa Melamar

...

Dia sangat lapar sehingga dia memakai sarung tangan sekali pakai, mengambil trotter babi dan memakannya segera.

Tatapan itu membuatnya tertawa tak terkendali dan berkata padanya, "Kamu tidak boleh makan mie instan di masa depan. Itu tidak bergizi sama sekali. Apakah kamu tidak tahu cara memasak mie?"

"Aku hanya terlalu lapar! Aku sangat membutuhkan makanan dan itu semua salahmu," Ye Qiao mendengus marah. Lu Beixiao membantunya membuka bubur yang dikemas dan menyerahkannya padanya. Ye Qiao mengambilnya dengan cepat dan hendak meminumnya tetapi dia memakannya terlalu cepat dan akhirnya membuat lidahnya panas. Dia memutar matanya ke arahnya dengan kesal.

"Istriku sangat lucu!" Lu Beixiao berkata dengan penuh perhatian saat dia menatapnya, memutar matanya ke arahnya.

Ye Qiao memutar matanya lebih jauh.

"Mana cincinnya?" Dia bertanya dan mengangkat alisnya karena dia tidak melihat cincin yang dia kenakan padanya.

"Cincin apa?" Ye Qiao menjawab, pura-pura tidak melihatnya.

Jantung pria itu berhenti berdetak. Mungkinkah dia tidak melihat cincin itu sama sekali dan kehilangannya saat dia tidur?! Dia bergegas ke kamar tidur untuk mencarinya. Dia takut cincin itu benar-benar hilang.

Ye Qiao mengerutkan bibirnya dan mencibir. Dia terus mengisi perutnya tanpa peduli pada dunia. Dia berbaring di lantai kamar tidur dengan setelan jasnya, mencari-cari cincin itu.

"Dimana... Dimana cincin itu?"

Ketika Lu Beixiao bangun tanpa apa-apa, dia melihat Ye Qiao berdiri di pintu kamar, menatapnya sambil tersenyum.

"Qiao Qiao! Anda memiliki cincin itu, bukan?!" Tanyanya dengan wajah datar.

Dia pasti menyembunyikan cincin itu secara diam-diam. Gadis ini memiliki begitu banyak trik di lengan bajunya. Lu Beixiao hampir yakin bahwa dia telah melihat cincin itu dan hanya berpura-pura.

"Tidak, cincin apa yang kamu bicarakan?" Ye Qiao mengangkat bahu dan membuka tangannya, berpura-pura tidak tahu.

"Kamu berpura-pura!" Lu Beixiao mengertakkan gigi dan berkata.

Saat dia mendekatinya, dia melangkah mundur dan berkata, "Saya benar-benar tidak melihatnya. Jika kamu tidak percaya padaku, kamu, kamu bisa mencariku."

Ye Qiao terus bertindak dan berbalik. Saat dia berbalik, ujung gaun panjangnya terbentang. Rambut panjangnya berkibar tertiup angin, membuatnya tampak seperti peri murni.

"Aku bahkan tidak punya saku. Di mana saya bisa menyembunyikannya?" Dia berkata padanya dengan polos.

Saat dia berbalik, dia melihat cahaya yang menyilaukan disinari oleh berlian.

"Gadis, kamu benar-benar tahu cara menyembunyikannya...!"

Ye Qiao melihatnya akan menerkamnya. Dia mulai berlari, mencoba melepaskan diri darinya. Akhirnya, dia jatuh ke kursi sofa di belakangnya dan terpojok.

Sebelum dia bisa bangun, dia memblokirnya.

"Mau pergi kemana hmm...?"

Dia tidak lagi mencari cincin.

"Lu Beixiao! Aku akan marah! Aku benar-benar akan marah! Aku tidak punya waktu untuk mengganggumu!" Teriak Ye Qiao, pura-pura marah.

Sejak zaman kuno, seorang pahlawan akan selalu menyerah pada keindahan.

Lu Beixiao tidak terkecuali.

Dia mabuk oleh aroma gadis itu. Baginya, semua argumen ini akan sia-sia jika dia pergi hari ini.

"Bersikaplah baik dan kenakan itu. Jangan melepasnya lagi. Pakailah setiap hari mulai sekarang. Jika ada bocah buta yang mengira mereka bisa memilikimu, aku akan membunuh mereka!" Katanya dengan paksa.

Ye Qiao menarik tangannya dan berkata, "Tidak! Siapa bilang aku akan menikah?!"

! ! !

Dengan satu kalimat itu, rambut Lu Beixiao berdiri tegak. Wajahnya sangat marah saat dia menatapnya dengan tajam. Ye Qiao langsung ketakutan.

"Kakak Xiao, aku tidak bermaksud begitu..."

Dia melepaskan tindakannya dan berbalik untuk menatapnya dengan ekspresi bersalah.

"Bagaimana kamu bisa memasang cincin di tangan seseorang tanpa melamar?"

Dalam kehidupan sebelumnya, dia tidak melamar. Apakah dia mau atau tidak, dia akan menikah pada akhirnya.

Tapi dia ingin Lu Bexiao melamarnya.