Cinta Tanpa Syarat Tuan Xiao [2]

382

Kehilangan Wajah?

...

"Lu Beixiao! Ini salahmu! Anda memukul saya di depan begitu banyak orang! Itu memalukan dan membuatku kehilangan wajah," katanya sambil memelototinya dan menggertakkan giginya.

"Kehilangan wajah? Apakah wajah lebih penting dari hidup Anda? Saya memberi Anda peringatan kali ini. Situasi ini tidak akan terulang lagi di masa depan." Lu Beixiao menguliahinya seolah-olah dia masih kecil.

Ini adalah pertama kalinya dalam hidupnya saat ini di mana Lu Beixiao marah padanya. Dia memarahinya terus menerus atas insiden itu.

Mata Ye Qiao menjadi berkaca-kaca dan merah. "Lu Beixiao! Aku bukan anak berusia tiga tahun!"

"Di mataku, kamu adalah anak berusia tiga tahun karena tidak menjaga dirimu sendiri." Dia memelototinya dan berkata.

Priiittt...

Pada saat itu, peluit pertemuan Lao Cai berbunyi. Dia memelototinya dan berkata, "Aku sudah mengatur agar Paman Hai menjemputmu. Kembali dengan patuh! Jika Anda tidak mendengarkan saya, saya akan memberi Anda pelajaran ketika saya sampai di rumah!"

Dia mencoba memegang tangannya dan menyeretnya ke Lao Hai tetapi dia terus-menerus menghindari genggamannya.

Lu Beixiao lelah dan kemudian menggendongnya.

! ! !

Ye Qiao merasa lebih malu dan hanya berharap dia bisa bersembunyi di dalam lubang.

* * *

Di tempat kejadian, banyak anggota kelompok Serigala Darah melihat adegan drama dan mereka menertawakan semuanya.

Mereka melihat Lu Bexiao membawa Ye Qiao sekitar dua mil, memasukkannya ke dalam SUV dan memerintahkan pengemudi untuk mengirimnya pergi.

"Lu Beixiao! Tunggu saja! Persetan denganmu!" Ye Qiao berteriak marah.

"..."

Gadis ini tidak bisa dikendalikan.

Lu Beixiao sedang berpikir untuk memberinya pelajaran lagi setelah dia sampai dirumah.

* * *

Ladang opium yang menutupi pegunungan dan dataran semuanya telah terputus selama rentang waktu tiga hari. Mereka dikumpulkan menjadi tumpukan, disiram bensin dan dibakar.

Ye Qiao dan Hua Rui melihat asap dari kejauhan dan merasa senang.

Ye Qiao berharap tanah yang dulu dipenuhi bunga beracun akan diganti dengan tanaman. Para dewasa muda dan buruh akan mampu mengatasi kecanduan narkoba mereka dan menjalani kehidupan normal. Hua Rui berencana untuk membawa ibunya ke J City tetapi ibunya menolak dan bersikeras untuk tinggal di pegunungan.

Sangat memuaskan melihat kasus seperti itu akhirnya selesai dan orang-orang yang tinggal di pegunungan dapat membangun kembali kehidupan mereka. Itu adalah peristiwa besar sehingga saluran berita di seluruh televisi meliputnya.

Namun, Lu Beixiao sebagai pahlawan, merahasiakan identitasnya.

* * *

"Lu Xiaogun! Keluar dari sini, anak nakal! Kamu sengaja membuat ibumu mempermalukan dirinya sendiri di depan begitu banyak orang, benar!" Ye Qiao memanggilnya.

Dia berharap dia tidak akan pernah melihat klan Serigala Darah lagi karena dia merasa sangat malu dengan apa yang dilakukan Lu Beixiao padanya di depan mereka.

"Aku tidak melakukannya dengan sengaja," Lu Xiaogun menjelaskan.

"Kau tidak melakukannya dengan sengaja? Apakah Anda pikir saya idiot? Jika Anda benar-benar ingin melihat ayah Anda dalam pertempuran, Anda dapat melihatnya sendiri!" Kata Ye Qiao dengan marah.

Bocah kecil yang sedih menjawab dengan marah, "Persetan denganmu ibu!"

"Ye Qiao bodoh. Apakah Anda tidak tahu berapa banyak energi yang saya gunakan untuk membantu Anda? Mungkin suatu hari nanti, aku akan tiba-tiba menghilang," pikirnya dalam hati.

"Katakan sesuatu! Apakah kamu bisu?!" Ye Qiao berkata dengan galak, "Bocah kecil, kamu dan ayahmu sama saja. Dia memiliki temperamen buruk yang sama seperti yang dia lakukan di kehidupan sebelumnya. Untungnya, ibumu memiliki mulut yang manis dalam hidup ini atau hal yang sama akan terjadi lagi."

Sudah empat hari sejak dia dan Lu Beixiao tidak bertemu. Namun, kemarahannya atas insiden itu belum mereda. Setiap kali dia memikirkannya, dia merasa seperti menggali lubang di tanah.

Lu Xiaogun terdiam.

Pada saat itu, suara Kepala Staf tua terdengar dari lantai bawah memanggilnya. Ye Qiao buru-buru pergi untuk memenuhi panggilannya.

"Qiao Qiao, ada banjir di kampung halamanmu," katanya sambil melihat berita di TV.