Cinta Tanpa Syarat Tuan Xiao [2]

391

Cincin Berlian Tiga Karat

...

Malam itu, Ye Qiao dan Lu Beixiao menghabiskan malam yang intim bersama.

Saat itu sudah hampir siang dan kelopak matanya bahkan tidak bergerak saat dia tertidur lelap. Pria itu pergi ke ruang tamu dan mengambil kamera video. Saat dia menontonnya, dia ingin menghapus video itu. Namun, melihat tampang nakal dan bangga gadis di video itu, dia benar-benar tidak tahan untuk menghapusnya. Rasa manis dan bahagia memenuhi dadanya...

* * *

Ketika Ye Qiao bangun, hari sudah sore. Dia berbaring di tempat tidur dan merasa lapar. Di tempat tidur, dia tidak ingin bergerak sama sekali.

Dimana dia?

Kemana dia pergi?

"Kamu b*jingan," katanya begitu dia ingat malam intimnya dengan dia dan bahwa dia membuatnya melakukan segala macam hal. Beberapa menjadi sedikit lebih tidak menyenangkan baginya.

Dia menepuk tempat tidur dengan kedua tangannya. Tanpa sengaja, melalui celah di rambutnya, dia melihat cahaya yang berkelap-kelip. Ketika dia melihat dengan cermat, dia menemukan bahwa cincin berlian tanpa sadar muncul di jari manis kirinya!

! ! !

Itu adalah cincin berlian yang sama persis dengan yang ada di kehidupan sebelumnya. Itu masih tiga karat, indah dan mengesankan.

Jantungnya berdegup kencang hanya melihat betapa indahnya cincin itu.

Kapan dia memakaikannya padanya?

* * *

Lu Beixiao membantu komandan Lu dan pergi ke aula halaman untuk rapat sampai pukul tiga sore.

"Brat, kenapa kamu terburu-buru?! Tidak bisakah para petinggi berbicara denganmu?!" Komandan Lu berkata dengan sedih ketika dia melihat putranya yang akan pergi dengan tergesa-gesa. Sudah setahun sejak mereka terakhir bertemu, tetapi putranya ini tampak lebih sibuk daripada seorang pemimpin seperti dia.

"Saya sedang terburu-buru untuk kembali dan memberi makan istri saya!" Lu Beixiao, yang mengenakan setelan lurus, tidak malu sama sekali di depan ayahnya.

"Jika Anda memiliki sesuatu untuk dikatakan, katakan dengan cepat!" Lu Beixiao berkata dengan tidak sabar dan mengangkat pergelangan tangannya untuk melihat waktu.

Yang dia pikirkan hanyalah istrinya.

"Ini tentang karirmu," kata Komandan Lu dan menyerahkan sebatang rokok. Lu Beixiao melambaikan tangannya, menunjukkan bahwa dia tidak ingin merokok. Sudah cukup baginya untuk kembali ke istrinya.

"Kapten Anda datang kepada saya dan berencana untuk mempromosikan Anda menjadi seorang instruktur. Tahun depan, dia akan membiarkan Anda memilih pemula yang paling luar biasa dan membentuk tim serigala darah baru," kata Komandan Lu dengan suara yang dalam. Putranya adalah seorang jenderal yang berbakat. Dia memiliki harapan yang tinggi untuknya. Selain itu, dia tidak pergi ke Sekolah Hunter untuk apa-apa.

"Oke, aku akan memikirkannya," katanya sambil memikirkan tawaran itu.

"Ajak Ye Qiao dan pasangan tua keluar untuk makan malam malam ini?" Komandan Lu bertanya dengan sopan.

"Kami tidak membutuhkan dua bohlam besar," kata Lu Beixiao dengan nada meremehkan.

Komandan Lu tidak senang dengan tanggapannya bahwa permintaannya benar-benar diabaikan. Dia merasa seperti mengirim tendangan ke arah Lu Beixiao.

"B*jingan! Aku akan memindahkanmu untuk melawan banjir besok," Komandan Lu memelototi punggungnya dan berkata dengan sedih.

* * *

Di televisi, orang-orang berjuang di garis depan melawan banjir. Banyak orang hanyut terbawa banjir. Adegan itu benar-benar menggetarkan jiwa. Ye Qiao melihat berita itu dengan intens dan memberi hormat kepada orang-orang yang paling lucu.

Begitu Lu Beixiao masuk, dia mencium bau mie instan yang kuat.

Dia melihat istri kecilnya makan mie instan sambil menonton TV.

Ye Qiao sangat bersemangat sehingga dia kembali. Dia berpikir bahwa dia dikirim ke garis depan untuk membantu tim bantuan banjir.

Lu Beixiao membawa sekantong makanan dan berjalan ke meja makan.

"Kamu tidak pergi? Saya pikir Anda pergi untuk membantu mengatasi banjir," gumam Ye Qiao.

Saat dia berbicara, dia segera mengeluarkan makanan yang dia beli. Ada Xiao long bao, trotter babi rebus, sayap ayam, kaki ayam, iga babi dengan kecap, hidangan dingin, dan bubur.