04. Hari Apes

58 26 13
                                    

Ditulis 01 Juni 2021 dan di upload pada Hari Rabu tanggal 02 Juni 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ditulis 01 Juni 2021 dan di upload pada Hari Rabu tanggal 02 Juni 2021.
Selamat membaca!

🌻

            Depok terasa lebih panas dari biasanya. Semakin hari, cuaca semakin memburuk. Belum lagi polusi yang bertebaran dimana-mana. Tak hanya polusi udara, pencemaran air di sekitar pun semakin terlihat. Apalagi di daerah pinggiran. Kota yang berbeda di dekat ibukota negara yang terkenal dengan padat dan sesaknya penduduk terkadang membuat Andita kesusahan. Kalau di Bandung dulu, daerah rumahnya tergolong memiliki cuaca yang lebih sejuk di dibandingkan kota yang sekarang menjadi domisilinya selama kuliah ini. Ya walaupun macetnya sebelas dua belas, tetap saja Andita terkadang menggerutu kepanasan di dalam kamar kosnya. Tak ada AC. Yang ada hanyalah kipas. Maklum saja, anak kos.

Padahal Haikal sudah berulang kali memberikan saran pada Andita untuk mencari kos-kosan dengan fasilitas yang lebih baik dan lebih lengkap. Seperti disediakannya AC,kulkas dan mesin cuci. Agar permasalahan sehari-hari gadis itu menjadi lebih mudah untuk diselesaikan.

Tapi lagi-lagi Andita akan menjawab, "Pasti mahal. Kos-kosan biasa aja sebulannya 600 paling murah. Gimana yang fasilitas lengkap?"

Keluarga Andita bukannya tidak mampu. Andita hanya tidak mau menambah beban orangtuanya. Uang saku yang selalu dilebihkan oleh mereka akan selalu Andita tabung untuk hobinya, apalagi kalau bukan travelling? Disetiap kesempatan, Andita pasti akan selalu menyempatkan dirinya melakukan vacation bersama teman- temannya yang memiliki hobi sama. Tak jarang, Haikal lah yang selalu setia pergi kemana pun bersamanya. Pria itu memiliki hobi yang sama dengan Andita. Namun Haikal lebih suka ke suatu perjalanan yang mengarah pada hal-hal berbau mistik dan menyeramkan. Dimana tempat horor paling recommended, maka Haikal pasti akan mengunjunginya. Dasar takabur.

"Ji, ini dosen beneran ga masuk?" Tanya Andita yang entah untuk keberapa kalinya.

Panji menoleh. "Nanya lagi gue lempar lo." Jawab Panji yang sudah bersiap-siap dengan sebuah pena harga seribuan ditangannya.

Panji doang. Ya namanya hanya satu suku kata, Panji. Sering ditertawakan oleh teman-temannya sejak Sekolah Dasar dengan sebutan Panji doang. Dan nama itu pun melekat hingga saat ini.

Teman satu kelas Andita itu adalah sosok yang super duper aneh. Semenjak  bertemu dengan Panji, Andita merasa lebih bersyukur sebab masih ada manusia yang lebih aneh dibanding dirinya. 

Selain banyak tanya dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi alias kepo, Panji adalah sosok yang suka berbicara dengan alam. Aneh. Di mata Andita sosok pria itu sudah seperti orang gila yang sering bermonolog. Tak jarang Andita akan menemukan pria itu malah sibuk memperhatikan batang-batang pohon, dinding, dan benda-benda lain yang menurutnya unik. Bahkan Panji tak akan segan-segan mengajak benda mati itu berbicara layaknya manusia. Aneh sekali.

Renandita dan Semesta || revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang