- Hadirmu bagai sekuntum Bunga Matahari -
•••
Dia Andita, si penutur tentang betapa adilnya semesta. Insan yang percaya bahwa semesta tak sejahat apa yang kita kira.
"Semesta gak pernah jahat. Kita...
Pembahasan di part ini agak berat, jadi bacanya pelan-pelan aja yaaaa...
Jangan lupa buat feedback xixixi
🌻
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari tetap akan berlalu meskipun katanya hidup itu berjalan seperti bajingan.
Tak ada barang sekalipun semesta berpihak pada keinginannya untuk merasakan lapang. Apa dirinya tak berhak lagi menemukan arti kebahagiaan?
Dunia, kenapa semesta begitu jahat pada dirinya?
Tatapannya, senyumannya, tawanya, candaannya, ia rindu semuanya. Tapi sekali lagi, semesta tak pernah berpihak pada dirinya. Bukan salahnya, tapi mengapa semesta membuat dirinya seolah-olah tak berhak untuk menjadi manusia berakhlak mulia?
Benar kata Pasto, Haikal bukanlah manusia yang sempurna. Tapi apakah ia tidak layak untuk dicinta oleh Andita?
Oh mengapa, tak bisa dirimu
Yang mencintaiku tulus dan apa adanya?
Bukan. Harusnya lirik ini tidak pantas untuk Haikal. Sebab dia lah yang tidak mencintai Andita dengan apa adanya.
Aku memang bukan manusia sempurna
Tapi ku layak dicinta kar'na ketulusan
Kata D'Masiv, tak ada manusia yang terlahir sempurna. Tapi dimata orang yang tepat, kita akan tahu apa arti kesempurnaan.
Kini biarlah waktu yang jawab semua
Tanya hatiku..
Ya, jawabannya ada di hati kecil Haikal. Tapi sayangnya, dia tak kunjung menemukan jawaban tersebut.
"Kamu jelek. Karena semua ini hanya untuk Renan." Haikal berucap seraya melirik hijab Andita.
"Kamu juga jelek. Karena berburuk sangka sama sahabat sendiri."
Keduanya terdiam. Di sini, di tempat biasanya mereka menghabiskan waktu disetiap Minggu sore, mereka patahkan dengan datang di hari Rabu sore ini.
Haikal dengan wajah babak belurnya, dan Andita dengan segudang kegundahannya.
"Bukan aku."
"Iya, aku tau."
Percakapan mereka tak sehangat dan seceria biasanya. Percakapan ini terasa hambar dan dingin.
Kejadian di kampus tadi, Haikal juga tidak menyangka akan menimpa dirinya.
"Haikal, di sini, kamu adalah orang yang kenal aku lebih lama dibanding siapapun." Dia berucap sembari mengobati luka yang kembali menghiasi wajah tampan Haikal.