Ditulis dan diupload tanggal 20 Juni 2021
Mohon dukungannya ya gaiss hehe. Terimakasih sudah mampir sejauh ini dan selalu meninggalkan jejak.🌻
Menurut yang pernah Andita baca di google, Bunga matahari adalah tumbuhan semusim dari suku kenikir-kenikiran yang populer, baik sebagai tanaman hias maupun tanaman penghasil minyak.
Dan apapun bunganya, sunflower tetaplah menjadi bunga favorit bagi sosok gadis bernama Andita Giovanni. Bunga yang besar dan cerah, daun yang lebar, akar yang cukup kuat, semuanya Andita suka. Terlebih Bunga tersebut memiliki banyak manfaat. Meskipun bunga lain juga memiliki seribu satu manfaat, jika disuruh memilih, sudah pasti Andita akan tetap memilih bunga matahari sebagai jawabahannya.
Sangat berbanding terbalik dengan apa yang Renan pikirkan. Pria itu sama sekali tidak menyukai apapun yang berbau Bunga Matahari. Bahkan, sejak dulu di halaman rumahnya tidak ada tanaman tersebut. Renan sama sekali tidak berminat memelihara bunga raksasa itu. Rasanya akan amat menyebalkan jika hari-harinya dipenuhi dengan bersin-bersin. Ya, salah satu alasan Renan tak menyukainya adalah karena alergi. Tapi Renan tak terlalu yakin apakah itu bisa disebut alergi atau tidak, yang jelas jika ia dekat-dekat dengan bunga tersebut hidungnya akan terasa geli lalu bersin-bersin sepanjang hari. Oleh karena itulah dirinya tak pernah menyukai Bunga Matahari. Entah sejak kapan, yang jelas sejak dulu ia sudah demikian.
Berbeda dengan Renan, Haikal adalah sosok yang malah menggambarkan Bunga Matahari versi manusia. Cerah, ceria, bersinar dan tentu saja mencolok. Tingkah lakunya, senyumannya, candaannya, semuanya identik dengan Bunga Matahari. Dahulu, alasan Andita semakin menyukai bunga tersebut karena ia memiliki sosok sahabat yang menyenangkan seperti Haikal. Setiap melihat bunga tersebut, Andita pasti akan selalu teringat pada Haikal.
"DIT?!!" Gadis itu tersentak ketika Haikal melayangkan pukulan pelannya pada lutut Andita.
"Ihhh, apaan sih?! Bikin kaget tau ga?! Kalau aku jatoh gimana?!" Andita merengut kesal sembari membalas pukulan Haikal pada pundak dan punggung pria yang tengah memboncengnya itu.
Haikal tertawa, "Ya lagian sih kamu pake bengong. Orang dipanggilin juga dari tadi." Ujar Haikal melirik ke arah spionnya--melihat raut wajah kesal sahabatnya.
"Aku tuh bukan bengong, cuma lagi mikir aja." Ucap Andita.
"Mikirin apasih emang?" Tanya Haikal heran.
Hampir seminggu ini Andita selalu diantar jemput oleh Haikal. Mereka kembali pada kebiasaan dimana berangkat dan pulang ngampus bareng jika memiliki jadwal sama. Ya, memaafkan memang tidak mudah. Tapi apa salahnya untuk menerima?
"Aku lagi pengen ke Sunflower Garden." Tutur Andita. Honestly, dirinya memang sangat ingin kembali mengunjungi Taman Bunga Matahari seperti yang ada di Bandung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renandita dan Semesta || revisi
Fiksi Remaja- Hadirmu bagai sekuntum Bunga Matahari - ••• Dia Andita, si penutur tentang betapa adilnya semesta. Insan yang percaya bahwa semesta tak sejahat apa yang kita kira. "Semesta gak pernah jahat. Kita...