14. Tentang Mimpi

42 17 4
                                    

Insyallah aku bakal namatin RENANDITA DAN SEMESTA di bulan Juli ini hehehehe. Doain ya. Semoga bisa cepatan kelar cmiww. Biar bisa fokus ke cerita lainnya:)

Welcome July!!!

🌻

Cerita ini ditulis dan dipublikasikan tanggal 1 Juli 2021

Cerita ini ditulis dan dipublikasikan tanggal 1 Juli 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌻

               Mungkin, pendapat Haikal bisa diterima karena dirinya yang tidak tahu apapun tentang alasan mengapa sahabatnya berubah. Tapi, bukankah seharusnya mereka bisa membicarakannya secara baik-baik? Bicara empat mata tanpa ada kata yang menyakitkan antara satu sama lain? Di Antara pilihan itu, mengapa Haikal harus memilih berkata kasar dan berpendapat seenaknya tanpa bertanya terlebih dahulu pada Andita?

Lihatlah, pria bonyok itu tengah disidang oleh Natta di dalam kamar kosannya. Tak peduli temannya itu tengah sekarat, Natta harus bicara dengan pria gegabah ini.

Haikal hanya diam tanpa berminat untuk menyahuti kalimat-kalimat penekanan darinya. Meskipun tak dapat dipungkiri bahwa apa yang dikatakan Natta ada benarnya, Haikal tetap menulikan pendengarannya. Lebih baik ia memejamkan matanya untuk terlelap.

Plak!

"Anjing!" Umpatan itu keluar dari mulut Haikal saat lebam di tulang pipinya itu seenaknya ditampar oleh Natta.

"Apaan sih lo?!!!" Kesal Haikal menatap sengit pada pria yang terlihat sangat kesal padanya.

Natta geram. Ia geram dengan sikap kekanakan Haikal. Dan ia juga geram karena dirinya yang sudah bicara panjang lebar malah tak dihiraukan sama sekali oleh Haikal.

"Gue pastiin lo bakalan nyesel sama semua kelakuan lo ke Andita!" Tukas Natta berjalan meninggalkan Haikal.

Pria itu membanting pintu kamar Haikal lalu berjalan menuju kamarnya sendiri. Haikal memang memilih untuk tinggal sendirian dalam sebuah kamar. Pria itu bahkan rela membayar double karena pada dasarnya kamar kos ini disediakan untuk dua orang per kamar.

Haikal adalah tipe orang yang tidak nyaman untuk tinggal dan tidur di dalam satu ruangan bersama orang lain. Baginya, kamar adalah suatu bentuk privasi dan kenyamanan untuk dirinya sendiri. Di Bandung, karena mungkin Haikal adalah anak tunggal, ia tak pernah merasakan pahit manisnya berbagi kamar.

"Si anying." Kesal Haikal yang merintih saat mencoba berdiri dari sofa. Pria itu ingin rebahan di kasur. Natta sialan itu nanggung- nanggung sekali membantunya. Apa salahnya langsung dibaringkan saja di ranjang? Kan Haikal tak perlu susah-susah untuk pindah. Kakinya terasa hampir patah saat Panji menendang tulang kering dan tulang pahanya tadi. Sialan.

Renandita dan Semesta || revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang