19. Terpikat

44 15 17
                                    

Ditulis dan diupload Malam Jumat, alias Hari Kamis, tanggal 15 Juli 2021

Ditulis dan diupload Malam Jumat, alias Hari Kamis, tanggal 15 Juli 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pas nulis tanggal di part sebelumnya,

THE REAL
"Ya ampun, salah tanggahh..."
Kwkwkwwkw

🌻

"Anak saya ga bersalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anak saya ga bersalah. Kenapa pula harus dihukum seperti ini?"

"Buk, pelecehan seperti apa yang tidak bersalah menurut ibu? Bahkan dengan mencolek dagu adik saya seperti itu pun sudah termasuk ke dalam bentuk pelecehan. Apalagi sampai ke daerah sensitif seperti ini." Renan bersuara. Ia tidak terima saat tahu adiknya dilecehkan bahkan di tempat yang katanya untuk menimba ilmu ini.

Wanita yang gayanya terlihat seperti ibu-ibu pejabat itu bersikeras membela anaknya yang jelas-jelas salah. Meskipun katanya tidak sengaja, tapi siapa yang percaya? Bahkan bukti dari CCTV di perpustakaan sudah menjelaskan semuanya. Pak Ujang saja sampai memutar matanya jengah atas perilaku wali murid tersebut. Pepatah tentang buah yang tidak jatuh jauh dari pohonnya itu memang benar. Lihat saja ibu dari Yudhistira itu. Menjengkelkan sekali.

Padahal, pihak sekolah sudah berbaik hati untuk tidak langsung mendrop out Yudhistira dari sekolah. Melainkan hanya diskors satu minggu dan dihukum membersihkan toilet dan auditorium sekolah selama dua minggu berturut-turut. Tapi tetap saja wanita itu banyak protes karena merasa diperlakukan tidak adil.

"Apa perlu saya sebutkan pasal-pasalnya biar ibu paham bagaimana maksud dari pelecahan yang sebenarnya?"

Selama Renan berdebat dengan ibunda Yudhistira, Karin hanya diam. Begitupula dengan Andita yang masih menyimak dan mencoba untuk menahan emosinya.

Andita tahu bagaimana rasa kesal, marah dan sedih yang Karin rasakan saat dilecehkan seperti itu. Sebab kejadian ini mengingatkan Andita pada desiran aneh saat Haikal yang menyentuh bibirnya dengan bibir pria itu. Desiran itu, bukan desiran malu-malu atau berbunga-bunga. Melainkan desir kebencian, kemarahan, dan kesedihan yang tercampur aduk menjadi satu. Bahkan dirinya tak akan pernah melupakan seberapa kacaunya perasaan dan hatinya kala itu.

Renandita dan Semesta || revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang