Markas Gei'z malam ini sangat ramai oleh para anggotanya, ada yang bermain gitar, game, bercanda satu sama lain dan banyak lagi. Bagi mereka yang broken home markas ini adalah rumah sesungguhnya dan semua anak Gei'z adalah keluarga sebenarnya.
Langit selalu merasakan kehangatan saat dia berada di sini, sebagai seorang ketua sekaligus bagian dari Gei'z Langit merasa bangga. Bangga mempunyai anggota, teman, sahabat seperti mereka semua yang kini sudah dia anggap seperti keluarganya sendiri.
Bahkan Langit berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu melindungi mereka, tentunya sebagi seorang ketua...dan juga keluarga.
"Gue punya tebak-tebakan nih," seru Dimas heboh
"Apa apa?" sahut Genta antusias
"Orang, orang apa yang ditembak gak mati?" tanya Dimas memulai sesi tebak-tebakan nya
Genta mengerutkan keningnya berpikir keras.
"Orang yang udah mati," celetuk Brian yang ternyata diam-diam penasaran
"Wah Ian jawaban yang sangat....salah" ujar Dimas sangat menyebalkan di mata Brian
"Orang-orangan sawah, bener kan gue?" jawab Bara dengan pede
"Salah," delik Dimas
"Ayo tebak lagi, nyerah nih?" lanjutnya
"Yang bener gue kasih 100 rebu dah."
Mendengar itu Bara dan Genta berbinar dan semakin antusias mencari jawabannya.
Orang kaya apaan kek gitu anjir!
Brian menatap malas ketiga orang itu dan memilih melanjutkan menyelesaikan pekerjaannya.
Sedangkan Langit merasa terhibur dengan tingkah teman-temannya itu, untuk malam ini moodnya sangat baik.
Berbeda dengan Fajar yang masih fokus membaca buku tanpa merasa terganggu.
"Gue hitung sampe 5 ya!" ujar Dimas
"1...2....3....4....5.....teng teng waktu habis."
Genta dan Bara mendelik tidak terima, pupus sudah harapan uang 100 ribu mereka.
"Jadi apaan jawabannya?" desak Bara tidak sabaran
"Jawabannya....orang gak kena," jawab Dimas lalu ngakak sendiri
"Anjing lo!" umpat Bara
"HAHAHAHAHAHAHAH" Dimas makin ngakak
Genta memasang wajah polos lalu tak lama dia tertawa.
Sangat kencang.
"HAHAHAHAHHAHAHA HAHAHAHHAHAHAHA HAHAHAHHAHAHA"
Dimas yang tadinya tertawa langsung berhenti setelah mendengar suara tawa Genta yang sudah seperti genderewo.
"Gue mengkaget asu!" umpat Bara kesekian kalinya
Brian menyemburkan teh sisri nya setelah mendengar tawa Genta, begitu pun Langit yang tersedak gorengannya dan Fajar yang harus rela kertas nya tercoret akibat terkaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
REMBULAN
Teen Fiction*Hak cipta dilindungi undang-undang, yang plagiat awas loh dicatet juga sama malaikat!* "Mulai sekarang lo jadi babu gue!" ucapan perintah dengan nada yang tak ingin di bantah itu bak kaset rusak yang terus berputar di otak gadis bar-bar yang penuh...