10. Marah

5 1 0
                                    

Jangan lupa voment yaa

Happy Reading🔥

Setelah acara baku hantam yang tidak jadi mereka langsung berkumpul di warbah dan tak lupa Bulan juga ada di sana karena diseret oleh Langit.

Pelan kok nyeret nya!

"Bulan kok lo bisa tau tentang Dara sih?" kepo Genta sekaligus mewakili yang lainnya

Semua mata sekarang fokus ke arah Bulan yang sedang mengemut permen milkita coklat yang dimintanya tadi pada salah satu anggota Gei'z.

Udah mulai akrab ya bun!

"Tadi kebetulan aja gue denger dia ngomong gitu di dalem toilet yaudah deh sekalian gue rekam kali aja berguna." Bulan menjawab dengan santai seolah dia sudah akrab dengan mereka

"Terus tentang Dara yang wakil kedua lo tau darimana?" kali ini Bara yang bertanya

"Ada deh," jawab Bulan so misterius dengan menampilkan wajah sombongnya

Tuk!

Langit menyentil kening Bulan pelan karena gemas dengan tingkah gadis itu, setiap bertemu dengannya selalu saja meresahkan hatinya.

Ekhem ekhem!

Bulan berdecak kesal dan ya dia mengingat sesuatu.

"Eh Lang tapi tadi gak gratis loh," ucapan Bulan membuat Langit mengangkat satu alisnya

Telat Lan astaga!

"Bebasin hukuman gue dong!" pinta Bulan eum lebih tepatnya memaksa

"Lan harusnya lo tuh minta syaratnya tadi kalau sekarang ya udah telat," sahut Dimas, sungguh dia gemas sedari tadi pada Bulan ingin sekali menjitak kepalanya

"Iya kan lupa Dimassss," balas Bulan dengan wajah memelas

"Jelek muka lo!" Langit mengusap wajah Bulan lalu terkekeh melihat raut kesal nya yang menurutnya sangat menggemaskan.

"Fiks sih ini Bulan bakalan jadi The queen nya Gei'z," celetuk Dimas yang langsung diacungi jempol oleh semua yang ada di sana

"Hukuman lo gue kurangin, jadi 2 bulan," ucap Langit

"Protes gak jadi gue kurangin!" lanjutnya saat melihat Bulan akan protes

"Iya-iya," pasrah Bulan

Adnan menghampiri Bulan dengan menundukkan kepalanya, dia akan meminta maaf pada gadis itu karena tadi sudah membentaknya dan bahkan hampir menamparnya.

"Bulan," panggil nya pelan dengan nada lirih, sungguh dia merasa bersalah

Bulan yang merasa terpanggil segera mendongakkan kepalanya dan membalas panggilan itu dengan ramah.

"Iya, kenapa?"

"Gue minta maaf soal tadi." Sambil mengucapkan kalimat itu dia memberanikan diri menatap wajah Bulan

Sedangkan yang ditatap malah terkekeh pelan dan berdiri dari duduknya.

Bulan menepuk bahu Adnan pelan sambil berkata "Santai aja gue ngerti kok,"

Adnan langsung menghela napas lega dan tersenyum tulus pada Bulan yang dibalas pula olehnya.

Mereka tidak sadar bahwa ada seseorang yang menahan kesal mati-matian melihat keduanya yang sekarang sudah kembali pada tempat mereka semula.

Anak-anak Gei'z yang melihat ketua mereka kesal mencoba untuk tidak meledeknya dan menyemburkan tawa, bisa-bisa kena lemparan sepatu kepala mereka nanti.

REMBULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang